TERSEDIA DI TOKOPEDIA DAN SHOPEE ONE PEACH MEDIA
UNPUBLISH ACAK
[FRIENDSHIP]
Daun yang gugur tidak akan pernah kembali menjadi segar. Ia akan berjatuhan di tanah, lama kelamaan mengering, hingga hancur tidak berbentuk lagi. Takdir yang telah ditetap...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jam istirahat telah tiba. Jennie sangat senang akhirnya pelajaran menyebalkan yaitu Matematika telah berakhir.
Jisoo dan Rose yang merupakan teman sekelas Jennie dan Lisa mengajak Jennie untuk pergi ke kantin.
"Jen, kantin yuk," ajak Rose.
"Kalian aja deh, gue mau nunggu Lisa. Ntar gue nyusul."
"Yaudah deh, gue sama Rose ke kantin dulu."
"Oke."
Jennie menolak ajakan Rose dan Jisoo untuk pergi ke kantin bersama. Ia masih menunggu Lisa. Seharusnya Lisa sudah menyelesaikan hukumannya sedari tadi. Tapi hingga saat ini Lisa belum ke kelas juga.
"Lisa kemana ya?" gumam Jennie. Jennie berjalan ke luar kelas untuk mencari keberadaan Lisa. Rasanya ia tidak tenang jika belum bertemu Lisa sekarang. Pandangan matanya beredar ke arah lapangan sekolah tapi ia tidak menemukan Lisa.
"Apa Lisa ke kantin? Tapi kalau ke kantin masa iya gak ngajak gue?" gumamnya lagi.
Jennie memutuskan menuju ke kantin untuk mencari Lisa. Sesampainya di kantin ia sama sekali tidak menemukan keberadaan Lisa. Jennie menghela nafasnya panjang.
Kamu dimana sih Lis?
"Jennie?" panggil seseorang sambil menepuk bahu Jennie. Hal itu membuat Jennie sedikit terkejut.
"Aiss, lo ngagetin gue," pekik Jennie.
"Dari tadi gue cariin di kelas lo, eh ternyata lo di kantin," ucap Dara yang merupakan teman Jennie. Tetapi mereka beda kelas.
"Ada apa Ra?" tanya Jennie.
"Tadi Lisa pingsan."
"Apa???" Jennie terkejut bukan main.
"Iya, Lisa sekarang di UKS Jen, belum sadar juga sih, gue kira lo udah tau," jelas Dara.
"Gue cabut dulu mau ke uks, btw thanks infonya,"ucap jennie. Kemudian dengan cepat ia berlari menuju UKS. Perasaan Jennie tidak menentu. Ia khawatir terhadap Lisa. Perasaan bersalah kembali menghantui Jennie. Andai saja ia tidak ceroboh meninggalkan buku tugasnya pasti Lisa tidak akan berkorban untuknya. Jennie terus merutuki kebodohan dirinya.
Sesampainya di uks, Jennie membuka pintuk uks yang masih tertutup. Ia melihat Lisa sedang terbaring. Jennie berjalan gontai menghampiri Lisa. Kemudian ia menarik kursi untuk duduk di samping ranjang uks tempat Lisa berbaring.
"Lis, kamu kok bisa pingsan sih," ucap Jennie lirih.
"Maafin aku," ucapnya lagi.
"Bangun Lis, jangan buat aku takut." Kini Jennie menumpahkan air matanya dan menetes tepat di lengan Lisa.
"Jennie." Lisa sudah sadar, pemandangan pertama yang ia dapat adalah Jennie yang tengah menangis dengan kepala menunduk.