41| Tolong Percaya Aku

8.4K 593 90
                                    

Budayakan vote terlebih dahulu sebelum baca. Siders gak usah mampir ke cerita ini.

============================

"Apa begitu sulit mempercayaiku?"

LISA berbaring di kasur miliknya dengan perasaan gelisah. Ia sendiri tidak tahu apa penyebab rasa gelisah yang dialaminya.

Bolak balik ia memposisikan tubuhnya miring ke kanan atau ke kiri, tapi ia tidak menemukan kenyamanan disana.

Gue kenapa, sih? Tanyanya dalam hati.

Lisa bangkit dari posisi tidurnya. Ia mengacak rambutnya frustasi, mencoba menelaah hal apa yang membuatnya gelisah malam ini.

Nini...

Satu nama muncul di pikirannya. Lisa heran, kenapa nama Jennie yang muncul di kepalanya?

Lisa mengambil benda pipih miliknya di atas nakas. Lalu ia mencari kontak seseorang. Setelah menemukannya, Lisa menekan tombol hijau pada ponselnya untuk menelpon seseorang.

"Hallo," ucap seseorang dari sana.

"Nini, kamu baik baik aja?" Saat ini Lisa sedang menelpon Jennie. Sekadar ingin menanyakan keadaannya.

Terdengar suara kekehan dari sana, "Ckck, aku baik baik aja Lili. Kok tiba tiba nanya gini?"

Lisa menghela nafasnya pelan, "Aku cuma memastikan."

"Kamu kenapa?"

"Aku gak kenapa napa."

"Bohong."

Lisa meringis pelan. Jennie terlalu mudah membaca pikirannya. Padahal Jennie tidak sedang melihat wajahnya saat ini.

"Aku-- aku ngerasa gelisah malam ini. Gak tahu kenapa. Makanya aku telpon kamu." Akhirnya Lisa jujur mengenai rasa gelisahnya malam ini.

"Ada yang kamu pikirin?"

"Gak ada Nini."

"Kamu gak bohong, kan?"

"Enggak, kok. Gak ada yang aku sembunyiin." Lisa berkata dengan sejujurnya. Memang tidak ada yang ia sembunyikan dari Jennie. Hanya saja perasaannya tidak karuan malam ini.

"Aku ke rumah kamu, ya." Lisa pikir, bertemu dengan Jennie dapat mengurangi rasa gelisahnya.

"Ini udah malam. Udah jam 9 juga. Entar si 'wanita kejam' itu marah marah gak jelas lagi." Bukan apa apa. Jennie hanya tidak mau Lisa mendapat masalah lagi dengan Desi.

"Aku gak peduli Nini. Pokoknya, aku mau ke rumah kamu." Lisa tetap memaksa ingin ke rumah Jennie.

Terdengar helaan nafas disana, "Hem, yaudah deh. Hati hati di jalan. Jangan ngebut. Aku tunggu di rumah."

"Siap. Aku langsung otw, nih."

"See you Lili."

Lisa mematikan sambungan teleponnya dengan Jennie. Lisa meraih hoodie nya lalu memakainya. Intinya malam ini ia ingin bertemu dengan Jennie. Gak tahu kenapa.

****

Jennie menutup pintu kamarnya, meyuruh Lisa masuk ke dalam kamarnya. Saat ini mereka duduk saling berhadapan.

Lisa masih belum buka suara, sementara itu Jennie sedang mengamati ekspresi Lisa.

Menurut Jennie, tidak ada bau bau tertekan yang dialami Lisa.

My Life for You ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang