Bobby sedang menunggu Lisa diperiksa oleh dokter. Bobby sangat cemas saat ini, matanya terus menatap pintu ruangan dimana Lisa ditangani.
Tidak beberapa lama kemudian dokter yang menangani Lisa keluar dari ruang rawat Lisa. Bobby sedikit berlari menghampiri dokter itu.
"Dok, bagaimana keadaan Lisa? Apa dia baik baik saja?" tanya Bobby cemas.
"Kondisi pasien sudah lebih baik dari sebelumnya meski pasien sempat mengalami muntah darah beberapa kali sewaktu kami menangani nya. Penyebab pasien mengalami muntah darah karena benturan terhadap tubuh pasien yaitu bagian perut sangat keras hingga mengenai lambung pasien yang memicu pasien muntah darah," jelas dokter itu.
Mendengar penjelasan dokter membuat Bobby mengusap wajahnya gusar.
"Untung saja pasien cepat ditangani, kalau tidak... Nyawanya bisa terancam," jelas dokter itu lagi.
Bobby semakin merasa bersalah setelah mendengar penjelasan dokter itu.
"Boleh saya menjenguk nya dok?" tanya Bobby.
"Iya silahkan, kalau begitu saya permisi dulu."
"Baik dok terimakasih."
Bobby bergegas memasuki ruang rawat Lisa. Ia menarik kursi yang ada di dekat bangkar tempat Lisa berbaring.
"Kalau sampai terjadi sesuatu sama lo, gue gak akan bisa maafin diri gue sendiri," ucap Bobby lirih sambil menatap sendu Lisa.
"Gue tau lis, hidup lo berat, tapi ngelihat lo kayak gini gue semakin gak tega..." Bobby menyeka air matanya. Bobby tidak peduli bahwa ia terlihat seperti cowok cengeng nyatanya ia takut kehilangan teman bahkan sahabat yang dia sayangi. Ingat cuma sahabat.
"Gue harus apa Lis? Gue gak mungkin kasi tau Kak Anggun ataupun Jennie, karena lo sendiri bilang ke gue kalau lo gak mau buat mereka khawatir, apalagi untuk ngabarin orang tua lo pasti percuma, mereka gak akan peduli," ucap Bobby sendiri tanpa ada yang mendengarkan ia berbicara sementara Lisa masih belum sadarkan diri.
Bobby pusing memikirkan semua ini. Ia tidak tahu apa yang mesti ia perbuat. Bobby memutuskan untuk tidur saja dan malam ini ia akan menjaga Lisa.
****
Keesokan harinya, Jennie tengah menunggu Lisa menjemputnya seperti biasa. Tetapi sudah setengah jam ia menunggu dan Lisa belum juga datang. Jennie dibuat resah saat ini. Berulang kali ia menelpon Lisa tapi tidak di angkat. Ia juga sudah menghubungi Anggun tetapi nomornya gak aktif.
Teddy melihat anak semata wayangnya sedang gelisah karena menunggu sahabat anaknya tidak kunjung datang.
"Kamu Papa antar aja ya," ucap Teddy dari belakang.
"Jennie mau nunggu Lisa Pa," tolak Jennie.
"Nanti kamu terlambat sayang. 15 menit lagi kamu masuk," ucap Teddy.
"Tapi Pa..." sanggah Jennie.
"Mungkin Lisa nggak hadir ke sekolah, atau nanti sepulang sekolah kamu ke rumah Lisa aja ya untuk memastikan keadaan Lisa," bujuk Teddy yang berusaha meyakinkan Jennie.
Jennie hanya mengangguk menuruti perkataan Papanya.
"Ayo kita beranngkat," ajak Teddy yang sudah memasuki mobil dan diikuti oleh Jennie.
Kamu dimana sih Lis? Kenapa hati aku berkata terjadi sesuatu sama kamu, gumam Jennie.
.
.
.Sepulang sekolah Jennie meminta supirnya agar mengantarkannya ke rumah Lisa. Ia begitu khawatir karena Lisa belum bisa dihubungi.
"Pak, nyetirnya ngebut aja ya," pinta Jennie pada Pak Dadang supir pribadinya.
"Tapi Non, keselamatan Non yang paling utama," ucap supir Jennie yang menolak untuk ngebut.
Jennie hanya mendengus kesal, percuma saja ia meminta supirnya untuk ngebut, toh tidak akan pernah diturutin sama Pak Dadang.
Jennie sudah sampai di rumah Lisa, ia mengetuk pintu rumah Lisa dan yang membukakan pintu adalah pembantu rumah tangga Lisa yaitu Bi Inem.
"Bi, apa Lisa ada di rumah?" tanya Jennie to the point.
"Maaf Non, Non Lisa tidak ada di rumah sejak kemarin malam," jawab pembantu Lisa.
"Hah? Sejak kemarin malam?" tanya Jennie. Ia sangat terkejut mendengar ucapan pembantu itu.
"Iya Non."
"Apa Bibi tau Lisa pergi kemana?"
"Bibi gak tau Non."
"Apa Kak Anggun ada di rumah?" tanya Jennie lagi. Setidaknya kalau Anggun ada di rumah ia bisa menanyakan Lisa pergi kemana.
"Non Anggun sejak subuh tadi sudah pergi ke kampus karena dia bilang mau pergi ke luar kota untuk urusan perkuliahan Non," jawab Bi Inem. Mendengar Anggun yang pergi ke luar kota membuat Jennie semakin frustasi. Ia tidak akan menemukan info apapun mengenai Lisa.
"Kalau begitu makasi ya Bi, entar kalau Lisa udah pulang bilang kalau Jennie datang kesini."
"Iya Non."
Jennie melangkahkan kakinya dengan gontai meninggalkan rumah Lisa dan menuju mobilnya.
Ia frustasi karena tidak mendapatkan sedikit infopun mengenai Lisa. Ia semakin khawatir dan takut, takut jika terjadi sesuatu dengan Lisa. Lisa selalu memberinya kabar jika mau pergi kemanapun. Baru kali ini Lisa tidak memberitahunya pergi kemana. Seketika hal itu membuat Jennie kecewa pada Lisa.
Aku kecewa sama kamu Lis, gumam Jennie. Wajahnya menggambarkan kekecewaannya pada Lisa. Ia kecewa karena Lisa sudah membuatnya khawatir yang berlebihan. Ia kecewa karena Lisa menghilang begitu saja. Kali ini Jennie benar-benar merasa kecewa pada Lisa.
Tes
Tes
Jennie meneteskan air matanya. Entahlah ia merasa sesak saat ini. Buru-buru ia menghapus air matanya yang jatuh. Rasa kecewa, takut, khawatir menjadi satu. Apa ia terlalu egois jika menaruh rasa kekecewaannya pada Lisa? Apa ia keterlaluan? Lisa sahabatnya tidak memberi kabar apapun dan sudah membuatnya sangat khawatir saat ini. Padahal kemarin malam ia masih mendengar suara Lisa dan mengatakan pada Lisa bahwa perasaannya tidak enak. Lisa juga mengatakan padanya jangan khawatir. Tapi nyatanya sekarang Lisa membuat Jennie khawatir. Jennie merasa bahwa ia benar-benar kecewa. Kecewa untuk yang pertama kalinya pada Lisa.
Hari ini, kamu bukan hanya buat aku kecewa untuk yang pertama kalinya, tapi kamu juga buat aku menangis untuk yang pertama kalinya, gumam jennie dalam hati sambil terisak.
Jangan lupa vote dan comment yaa..
Mau tanya dong? Ada gak cerita jenlisa dari wp yang bukunya udah dijadikan novel? Sekedar nanya aja kalau ada author pingin beli. Kalau belum ada, author punya cita-cita pingin banget cerita ini suatu saat nanti diterbitin.. Haha semoga di lirik penerbit.. Kalau pun gak bisa di terbitin di penerbit mayor karena prosesnya yang susah, masih ada penerbit indie. Maaf ya..., Kebanyakan mengkhayal ini author hehe.. Love you guys❤--Tengku💕
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life for You ✔ [SUDAH TERBIT]
Fiksi PenggemarTERSEDIA DI TOKOPEDIA DAN SHOPEE ONE PEACH MEDIA UNPUBLISH ACAK [FRIENDSHIP] Daun yang gugur tidak akan pernah kembali menjadi segar. Ia akan berjatuhan di tanah, lama kelamaan mengering, hingga hancur tidak berbentuk lagi. Takdir yang telah ditetap...