36| Sebuah Peringatan

4.2K 493 20
                                    

Sebelum baca, budayakan vote terlebih dahulu. Siders (pembaca gelap) jangan mampir ke cerita saya!

Happy reading :)

---------------------------------------------------------

SETELAH mengantarkan Jennie pulang, Lisa kembali ke rumahnya. Rumahnya masih saja sepi. Tapi, mobil Anggun sudah ada di garasi. Itu artinya Anggun sudah di rumah. Sedangkan mobil Wirawan dan Desi tidak ada di garasi.

Lisa memasuki rumahnya yang kebetulan tidak dikunci dan langsung menuju kamarnya.

Saat membuka kamarnya, ia melihat Anggun sedang tiduran di kamarnya dengan posisi membelakangi.

Lisa heran, kenapa Anggun dan Jennie itu mirip. Suka datang tiba-tiba ke kamarnya dan rebahan seenaknya tanpa sepengetahuan Lisa. Bukannya Lisa tidak mengizinkan, melainkan hanya saja Lisa sedikit terkejut.

Lisa menutup pintu dengan hati-hati agar tidak membangunkan Anggun yang ia pikir sedang tertidur.

Lisa mengambil handuknya di hanger. Badannya sudah terasa lengket. Seharian ini ia belum mandi. Pertengkarannya dengan Jennie membuat Lisa benar-benar frustasi. Sampai-sampai jam seginipun ia belum membersihkan diri dan masih memakai seragam sekolah.

"Lisa, kamu dari mana?" Suara Anggun menghentikan langkah Lisa yang ingin ke kamar mandi.

Lisa memutar mata jengah, ternyata dugaannya salah. Anggun tidak sedang tidur. Lisa sendiri sudah siap jika ditanya ini itu oleh Kakaknya yang super bawel. Pasalnya Lisa baru pulang ke rumah apalagi masih memakai seragam sekolah.

Lisa membalikkan tubuhnya menatap Anggun yang kini sedang duduk di tepi kasurnya.

"Lisa--, emm, dari rumah Jennie."

Anggun menatap Lisa dengan tatapan mengintimidasinya, "Kenapa pulang nya semalam ini? Kok masih pake seragam?"

Lisa seperti mati kutu ketika ditanyai Anggun. Bibirnya seolah kelu karena bingung harus menjawab apa.

Akankan Lisa harus menjelaskan semuanya pada Anggun? Tapi ceritanya panjang. Lisa pikir menjelaskan semua kejadian hari ini pada Anggun akan menguras tenaganya.

"Yaudah. Kalau kamu gak bisa cerita ke Kakak. Kakak gak maksa."

Lisa tersenyum simpul. Akhirnya Anggun tidak mengintimidasinya lagi.

"Maaf ya, kak."

Anggun mengangguk lalu tersenyum.

"Apa Mama jahatin kamu lagi?" tanya Anggun.

Lisa menggeleng, "Enggak kok, Kak."

"Kamu gak bohong, kan?" tanya Anggun memastikan.

Lisa menggeleng.

Bukan tanpa alasan Anggun menanyakan hal itu. Karena Anggun yang sibuk kuliah membuatnya jarang di rumah dan Anggun tidak ada ketika Lisa disakiti Desi. Anggun takut adik kecilnya disakiti Mamanya. Dan Anggun tidak akan tinggal diam jika hal itu terjadi.

Pada kenyataannya Desi memang jarang di rumah akhir-akhir ini. Desi sama sibuknya seperti Wirawan. Desi juga wanita karir. Belum lagi arisannya yang banyak.

Lisa memang tidak berbohong pada Anggun. Desi memang tidak pernah menyakiti Lisa lagi, mungkin karena Desi pun masih sibuk dengan pekerjaannya di kantor. Coba saja jika ia tidak sibuk, sudah pasti ia akan selalu mencari-cari kesalahan Lisa.

"Syukurlah." Anggun mengambil tasnya yang berada di atas nakas. Lalu ia mengeluarkan banyak uang dari dalam tasnya.

Lisa hanya memperhatikan apa yang Anggun lakukan.

My Life for You ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang