[Bahasa] 15+
❝You're mine, and always be mine.❞
Ketika cinta membutakan seseorang dalam cara pandangnya terhadap orang lain, dan melegalkan segala cara agar dapat mencapai apa yang ia tuju.
Started : April 2, 2019
Ended : June 17, 2019
• Thriller/ps...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Author's POV
Sudah tiga hari ini kamu mendekam di kediaman Hyunjin, selama tiga hari ini juga ia selalu berada di dekatmu dan membuatmu risih. Risih sekali.
Sebenarnya tidak hanya itu, ia juga sudah membuatmu sangat membencinya.
Sekesal apa pun kamu pada seseorang, tak akan kamu membencinya. Karena hatimu tidak diperuntukkan membenci sesama manusia.
Tetapi kali ini sungguh berbeda, untuk pertama kalinya kamu membenci manusia. Manusia bernama Hwang Hyunjin ini.
"Sarapan udah aku siapin, hari ini aku mau berangkat kerja." itulah kalimat yang terdengar pertama kali saat kamu bangun dari tidur dengan wajah sembab dan tak lupa kantung mata yang sangat tebal.
Kamu bersyukur, setelah tiga hari menunggu kapan kamu bisa menjauh darinya. Akhirnya hari yang kamu tunggu-tunggu pun tiba, ia berangkat bekerja.
"Aku bakal pulang cepet hari ini,"
"Kita makan malam di luar, oke?"
Kamu hanya menatapnya tanpa minat, kemudian mengalihkan pandanganmu pada lantai yang terdapat bajumu yang masih berceceran.
Tadi malam pun Hyunjin tak bisa menahan hasratnya, hasrat untuk memiliki seutuhnya. Dan hal itu juga yang paling kamu benci darinya.
"Jangan kabur, aku liat kamu." ancamnya selagi memakai dasi.
Kamu kembali menatapnya dengan sinis, "Dasar psikopat."
Setelah mendengar ucapanmu, bukannya marah ia malah memilih untuk tertawa. Padahal apa yang lucu?
"Apapun bakal aku lakuin untuk dapetin kamu, satu-satunya perempuan yang berhasil bikin aku jatuh hati."
Bukannya salah tingkah akan ucapannya, kamu justru mual mendengarnya. Karena kamu tau, itu obsesi. Dia sudah memiliki penyakit kejiwaan.
"Gila."
Lagi-lagi, ia tertawa.
"Aku gila..." ia mendekat padamu, kemudian duduk di samping ranjang tepat di sebelahmu yang hanya terdiam menatapnya.
"Karena kamu." bisiknya tepat di telingamu.
Sedangkan kamu? Hanya menatapnya kosong kemudian mengalihkan pandanganmu pada selimut yang kini berada di genggamanmu.
