[Bahasa] 15+
❝You're mine, and always be mine.❞
Ketika cinta membutakan seseorang dalam cara pandangnya terhadap orang lain, dan melegalkan segala cara agar dapat mencapai apa yang ia tuju.
Started : April 2, 2019
Ended : June 17, 2019
• Thriller/ps...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hyunjin's POV
Sudah satu bulan sejak kejadian di mana aku ditemukan di kediaman sahabat (y/n) yang bernama Jackson.
Dan selama satu bulan ini juga media tetap gencar memberitakan tentang kehidupanku, hari ini berita tampak berbeda. Di sana tertulis bahwa aku adalah korban yang tertembak di kediaman keluarga Yi. Begitu pula dengan Jackson sendiri.
Seperti yang Ibu janjikan padaku, beliau mengonfirmasikan kepada media sebuah pernyataan yang menyatakan adanya perselisihan antara kami—Jackson dan aku dengan seorang penjahat.
Aku tidak tau lagi harus berkata apa. Jujur, sebenarnya aku ingin memberi konfirmasi seluruhnya, pernyataan yang sebenarnya.
Tetapi Ibu selalu melarangku bertemu dengan media untuk meliputku, ia tidak ingin aku mengatakan yang sebenarnya.
Sebenarnya aku sudah sangat tersiksa dengan semua ini, aku ingin semua orang mengetahui siapa diriku, kalaupun aku dihukum mati, aku lebih rela karena mungkin inilah balasan yang tepat karena hal yang telah aku lakukan selama ini.
"Hyunjin, ayo makan, nak!"
Ibu menghampiriku ke dalam kamar, kemudian ikut duduk di pinggir ranjang tidurku.
"Nanti deh, Ma." tolakku halus. Ia tak membalas ucapanku, malah mengusap punggungku perlahan.
"Kamu gak capek, Jin?"
"Mama tau sampe sekarang kamu masih kepikiran soal keadaan (y/n) sekarang. Juga Mama tau setelah kamu sadar sekarang, kamu lebih sering merenung."
"Mama gak tega liat kamu begini, Jin."
Aku tersenyum kecut mendengar ucapan Ibuku, Ibu benar, aku sangat terpuruk sekarang.
"Kamu gak mau kembali sehat dan balik kerja kayak dulu? Mama mau kamu kembali kayak dulu, Jin." ia masih terus mengusap punggungku, aku memperhatikannya yang mulai kembali bersedih.
Kenapa aku selalu brengsek? Tak bisa mencegah orang lain untuk tidak menangis karenaku. Ibu menangis karenaku, dulu pun juga, gadis yang aku cintai juga selalu menangis karena hal yang aku lakukan.
Aku sadar perilakuku ini sangatlah bejat, tak pantas untuk dimaafkan.
"Mama jangan nangis lagi,"
"Apalagi nangis karena aku, anak yang gak pernah berbakti sama Mama." aku mengusap pipinya perlahan, menghapus jejak-jejak air mata yang turun karenaku ini.
Ia tersenyum dan menggapai tanganku, "Mama mau kamu yang dulu Hyunjin, kamu gak mau kan bikin Mama kecewa?"