BAB 9

99.6K 2.3K 15
                                    

Hari ini adalah hari awal dibulan penghujung tahun.

Divisi keuangan sudah mulai mempersiapkan laporan tahunan.

"Ren...Uda masuk Desember, kita nyicil mulai sekarang aja ya, biar ga kewalahan" ucap Lisa menyambut Rena yang baru memasuki ruang kecilnya.

"Boleh....tapi format laporan jadinya pake yang mana?" Tanya Rena sambil memoleskan bedak diwajahnya.

"Pake yang kamu buat aja, itu bagus" Fenty menjawab dari seberang meja.

"Ih....ntar kalo salah...kita rubah dari awal...2 kali kerja donk" ucap Rena.

Terdengar suara sepatu berjalan, ternyata manager keuangan.

"Pak Iwan....boleh minta waktu sebentar? sini dech pak" Lisa memanggil seorang pria paruh baya.

"Kenapa Lis?" Pria itu menghampiri Lisa.

"Pak....laporan ini dan laporan ini, menurut bapak lebih baik yang mana?" Lisa memberikan 2 buah buku jurnal.

Pria itu mengamati 2 buku secara bergantian dan seksama.

"Ini lebih baik, simple tapi jelas, mudah dipahami" Sambil menunjukkan sebuah halaman di salah satu jurnal.

"Jadi Laporan tahunannya pakai yang ini aja ya Pak? Ntar rincian detailnya kita juga buat kok Pak" ujar Fenty.

"Iya ...pakai itu aja, ada lagi?" Tanya pria itu.

"Ga pak...cukup ... terimakasih atas masukannya.. kita kerjakan sekarang" ucap Lisa senang.

Pria itupun meninggalkan ruangan dan memasuki ruangan yang lebih pribadi.

"Nah...bos kita aja lebih suka laporan ini, kenapa asistennya lebih suka yang model lama.... dasar ga up to date" ucap Lisa.

"Sssssttttt....ga usah rame, kita kerjain sekarang aja" Rena mencoba menetralkan keadaan.

"Rena kerjakan rincian ya...aku bagian jurnal besar, Fenty ringkasan" ucap Lisa lagi.

"Siap" ucap Rena dan Fenty bersamaan.

Waktu sudah menunjukkan pukul 11 lewat beberapa menit.

Ketiga wanita itu asyik dengan pekerjaannya.

Fiona tak sengaja melihat format laporan yang dibuat Rena di monitor komputer saat berjalan menuju ruangan pak Iwan.

"Hei...kan uda aku bilang, pakai format lama aja, kok kamu lancang sekali merubah seenaknya, sapa yang suruh?" ucap Fiona dengan nada keras tepat disisi telinga Rena.

Stella yang kebetulan barusan dari ruang pak Iwan, mengetahui kemarahan Fiona yang ditujukan ke Rena.

Lalu dia menuju ke sebuah meja kerja, dan menekan tombol.

"Maaf pak...saya sekarang di keuangan, saya rasa istri bapak membutuhkan bantuan bapak" Stella berbicara kepada seseorang melalui telepon.

Sekretaris itu kasihan melihat Rena, istri Presdir dimarahi.

Fiona masih memarahi Rena didepan beberapa karyawan.

"Tadi kita uda diskusi dengan pak Iwan, bahwa beliau memilih laporan yang model ini" Rena berdiri dan berucap tenang.

"Jadi kamu ngelangkahi aku, langsung tunjukkan laporan tanpa sepengetahuan aku" nada bicara makin keras, dengan matanya yang melotot.

Rena menunduk tak bergeming.

"Kan yang presentasi pak Iwan" Lisa membela Rena.

"Tapi aku ga suka cara kalian langsung menunjukkan laporan ke pak Iwan seharusnya ke aku dulu donk"

#2 Dongeng Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang