BAB 2

127K 2.5K 17
                                    

Author POV

Rena memasuki kantor barunya. Dengan wajah bahagia dan dia sangat bersemangat.

Disini dia bekerja sebagai reception dan distribusi surat masuk dan keluar.

Kantornya bergerak di bidang jasa, mengenai pemeliharaan AC, perbaikan jaringan telepon serta jaringan listrik.

Kantor ini masih baru, sehingga pekerjaan tidak terlalu banyak.

Pihak administrasi marketing membuat brosur dan biaya service, dia hanya mencetak nama tujuan dan menempel di amplop.

Setelah melewati hari yang melelahkan, Dani memiliki waktu senggang.
Dia berencana mencari dimana gadis itu bekerja.

Dia menyusuri beberapa lantai, tidak sulit menemukan unit yang sudah beraktivitas.

Karena dia meminta info dari pihak pengelola secara langsung.

Seluruh pengelola tower sangat mengenal Dani selaku pemilik beberapa unit dan anak dari pencipta ide office building ini.

Selain tampan dan berhati dingin dalam bisnis, Dani sangat royal terhadap para wanita yang menemaninya.

Semua perintah dan kemauan Dani harus dapat terealisasi dengan cepat.
Dia tak mau mengulang perintah.
Dia juga negosiator yang handal.
Setiap investor selalu puas jika Dani yang memberikan presentasi.

Akhirnya Dani menemukan kantor dimana gadis itu bekerja. Dia hanya memperhatikan dari jarak jauh sambil berpura pura melihat sekeliling.

'Oh... Dia di depan... ' batin Dani ketika melihat Rena beraktivitas layaknya seorang receptionist.

Dani kembali ke ruangannya.

"Stella, apakah kita menerima penawaran dari PT. Bahagia Abadi?" Tanyanya ke sekretarisnya melalui telepon internal.

"Belum ada pak? Apa perlu saya minta? Jika boleh tau kantornya dimana ya pak?" Stella bertanya balik dengan ramah dan sopan.

"Kantornya di tower 7, aku minta secepatnya. Bisa sore ini? Kalo bisa sebelum pulang kantor." Tanya Dani tegas.

"Saya usahakan pak" jawab Stella tenang. Lalu sekretaris ini meletakkan gagang telpon nya.

"Ih! Kenapa kalo kasih perintah selalu mendadak dan selalu minta cepat dituruti. Untung bos ganteng...coba kagak...aku kerjain taon depan" gerutu Stella sambil mencari informasi PT yang dimaksud.

Beberapa jam kemudian, amplop yang berisi penawaran sudah ditangan Stella, lalu berjalan menuju ruang bosnya.

Dia mengetuk pintu ruangan.

"Ya... masuk" terdengar teriakan dari dalam.

Stella berjalan menuju meja kerja Dani yang berwarna hitam. Dani, selaku bos tampak cuek dengan tetap melihat layar monitor.

"Ini pak surat penawaran dari Bahagia Abadi" sambil meletakkan dimeja Dani.

"Ada yang butuh dikoreksi penulisan surat penawarannya? Tolong kamu cek sekarang, cermati! cari kesalahan apa?" Perintah Dani tegas, matanya tidak lepas dari layar monitor komputer. Dia seolah tak peduli dengan amplop yang di sodorkan sekretarisnya.

"Baik pak" ujar Stella lalu berdiri meninggalkan ruangan.

Stella kembali ke mejanya yang penuh dengan tumpukan dokumen.
'Dia minta surat penawaran. Di kasih, tapi di abaikan. Terus ini ngapain di koreksi? Aku bukan guru bahasa Indonesia. Walaupun kalimatnya tidak sesuai dengan standar baku bahasa Indonesia, kalo pelanggan bisa mengerti ya nggak masalah kan?!' batin Stella dengan memperhatikan setiap kata pada surat penawaran.

#2 Dongeng Cinta (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang