Chapter 19 (trust me)

4.2K 292 34
                                    


Namja paruh baya itu memeluk putri tunggal nya dengan erat sebentar lagi dia akan melihat bagaimana seorang Kim Hanbin menderita.


Hanbin mengelap sisa-sisa makanan yang barada di sudut bibir nya dengan kain Putih yang tersedia diatas meja restaurant hotel yang ia inap.

Menaruh kedua tangan nya yang saling bertautan diatas meja dan mulai memandangi wanita yang masih menikmati sarapan paginya tanpa memperdulikan tatapan yang hanbin berikan.

"Kita akan pulang hari ini..."

Perkataan hanbin mampu membuat yeri yang tengah menikmati sarapan nya berhenti seketika, menaruh sendok dan garpu itu lalu memfokuskan pandangan nya ke wajah namja tampan yang berada dihadapan nya.

"Tidak bisakah kita disini sampai besok?"

"Maaf tapi aku harus pulang hari ini, banyak pekerjaan yang harus ku kerjakan di kantor"

"Begitukah? Setau ku bukankah kau membawa pekerjaan mu kemari? Bahkan kemarin pun setelah kita sampai dihotel kau langsung masuk ke kamar mu mengabaikan ku yang ingin berjalan berdua bersamamu dipulau ini"yeri mengeluarkan semua yang ia rasakan kemarin walaupun sempat terbalas dengan menemani hanbin berjalan ditepi pantai dekat restaurant.

"Kau merindukan nya kan hanbin? Namja mungil yang menghampiri ku di depan lift, tidak bisakah kau simpan dulu rasa rindumu kepada nya dan temani aku disini sebelum aku pergi ke swiss atau mungkin sebelum aku tidak ada disini"lanjut nya tanpa mengalihkan tatapan mata nya kepada hanbin.

Hanbin dapat melihat kesedihan yang tersirat dimata yeri, kesedihan yang entah mengapa ia juga dapat merasakan nya. Apakah hanbin harus disini sehari lagi dan menemani yeri?.

.
.
.

Setelah perdebatan kecil yang terjadi dengan jinhwan dan chanwoo, akhirnya jinhwan dapat keluar dari dalam mobil dan melambaikan tangan nya kearah chanwoo yang akan pergi meninggalkan halaman campus.

"Ingat jangan pergi kemanapun sebelum aku menjemput mu"

"Iyaaa hyung, percayalah kepadaku"

Chanwoo menjalankan mobil nya keluar halaman campus.

"Lagian aku akan pergi kemana?"gumam jinhwan lalu membawa langkah kakinya menuju kelas yang akan ia tempati untuk ujian.

Jinhwan memasuki kelas itu masih sepi dan hanya ada beberapa orang saja yang baru datang, mendudukan bokong nya dikursi depan lalu mulai mengeluarkan handphone yang hanbin berikan kepada nya dari dalam saku, memencet nama seseorang yang membuat nya menangis semalaman.

'Yeoboseyo...'

Jinhwan membulatkan matanya yang kini tengah berbinar ketika mendengar suara yang sangat ia rindukan belakangan ini.

'Babby....'

Sungguh panggilan ini juga ia sangat sangat rindu dipanggil seperti itu oleh hanbin.

'Babby dady merindukan mu'

'Daddy jahat....'jinhwan berucap dengan mulut yang sedikit bergetar.

Kini hanya kalimat itu yang dapat keluar dari mulut manis milik jinhwan.

'Apa tidak merindukan daddy babby? Daddy sangat merindukan mu'

'Hmmmm.....'

'Maaf kemarin tidak mengangkat telfon mu babby'

Tadinya jinhwan ingin terus berlagak kesal kepada hanbin namun ketika mendengar nada penyesalan di dalam kalimat hanbin jinhwan menjadi luluh.

Daddy and BabbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang