part 45

1.2K 29 0
                                    

Reyna, kayla, kiran, putri, desty, raya, serta kedua orang tua kintan dan juga max, sedang duduk di tepi brankar melihat kintan yang sedang terbaring lemah di atas brankar.

Sudah 3 minggu kintan tak sadarkan diri dari komanya. bahkan bisma, bima, andra, eku, habib, amar, serta kris telah menjenguk kintan beberapa kali bahkan saat ini mereka ada di sini.

Dokter telah memutuskan jika 1 minggu lagi kintan tak kunjung sadar alat penompang hidupnya akan di cabut, karna bagi dokter tak ada harapan lagi, yang ada justru kintan menderita jika terus di paksakan.

Khairani tak henti-henti menangis, jika membayangkan seluruh alat yang ada di tubuh kintan akan di cabut. Khairani tak sanggup melihat kintan seperti ini apa lagi untuk kehilangan anaknya.

Bahkan khairani mencoba berbicara pada dokter jika jantung kintan tak berdetak khairani sanggup memberikan jantungnya agar kintan tetap hidup.

"tante dari pada kita nangis karna kintan lebih baik kita berdoa atau membaca alqur'an" ucap bisma

"iya ma mungkin dengan itu kintan denger dan tau jalan pulang" ucap reyna

"iya tante dari pada kita nangis kayak gini setidaknya kita beri dia kekuatan" ucap bima

Mereka semua bergantian keluar ruangan menuju toilet atau tempat wudhu yang telah di siapkan pihak rumah sakit.

"audzubillah himinas syaiton nirojim bismillahirrohmanirrohim"

Setelah itu mereka membuka ponsel atau membuka alqur'an yang ada di rumah sakit.
Lantunan lantunan yang keluar dari mulut mereka menghasilkan suara yang sangat merdu.

Mereka membaca setiap ayat dengan hikmah bahkan tak sedikit mereka terkadang mengeluarkan airmatanya.

"shadaqallahul adzim"

Setelah itu khairani mengengam tangan anak semata wayangnya.

"jika menang ini yang terbaik mama ikhlas sayang, walaupun nantinya tak ada cahaya di yang mewarnai kehidupan mama, mama tak akan memaksakan mu untuk terus bertahan jika itu membuat kamu tersiksa sayang" batin khairani seraya meneteskan air mata dan mengecup tangan kintan.

SKIPPPP

Hari ini hari keputusan dimana bagus dan khairani harus menandatangani surat keputusan untuk mengankat seluruh alat penunjang hidup di tubuh kintan.

"yang sabar tante, mungkin ini yang terbaik buat kintan" ucap andra.

"maaa plis jangan tanda tangani surat itu kris mohon ma, kris yakin kintan pasti sadar" ucap kris

"maaa tolong pertimbangkan lagi" ucap putri

Khairani hanya menghela nafasnya dengan berat, bukan hanya teman kintan yang merasakan sesak, khairani sebagai ibunya ngk akan mungkin tega melihat anaknya yang begitu ia cintai pergi dari dirinya, tapi khairani tak tega jika harus terus menyiksa kintan dengan semua alat yang berada di tubuhnya.

Khairani berjalan menuju branka terdapat tubuh lemas dan mata yang masih tertutup seakan engan untuk membuka matanya.

Khairani mengengam tangan kintan, dengan senyum yang merekah tapi tak dapat menutupi kesedihannya, khairani meneteskan air mata.

"sayang kintan anak ku, apa yang harus mama lakukan sekarang, apa mama harus melepas separuh nyawa mama, atau mempertahankannya sayang" ucap khairani mengecup tangan kintan

Bagus melihat istrinya tak kuasa menahan kesedihannya, bagus tak tau apa yang harus dirinya putuskan.

Jari-jari tangan kintan bergerak di atas tangan khairani, khairani yang merasakannya langsung tersenyum.

BAD GIRL'S And COOL BOY'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang