Seorang laki-laki yang tengah terbaring kaku tak sadarkan diri disebuah brangkas dengan banyaknya tali bening yang menancap disekujur tubuhnya merupakan penopang dalam hidupnya.
Tangan kirinya yang tak berinfus digenggam oleh seorang wanita paruh baya selalu menemaninya dan berharap ia akan sadar, wanita itu mengusap tangan putih dingin laki-laki itu seraya berkata, "Aku merindukanmu anakku"
Bunyi alat pendeteksi jantung menjadi suara dikeheningan dikamar 203 dirumah sakit Seoul dimalam hari yang sudah menunjukkan pukul 10.35 KST.
Wanita itu tersenyum seraya mengelus rambut hitam sang anak dengan lembut, setiap kali membuat kedua matanya semakin mengembun hingga terdengar suara tangis pelan yang keluar dari mulutnya.
"Hiks... Sadarlah Taeyong" isaknya seraya menghentikan elusan dirambut sang anak dan menenggelamkan kepalanya dilipatakan kedua tangan yang ia letakkan disamping kanan sang anak.
----
Taeyong mengangkat tangan kirinya seraya mengelus-ngelusnya, "Hangat" gumamnya.
"Kau kenapa?" Tanya Mina yang baru saja memasuki kamarnya.
Taeyong menatap tangannya lalu beralih mengelus rambutnya, "Aku tak tahu kenapa-- ada rasa hangat yang menghampiriku. Apalagi-- ini" tunjuknya ketangan kirinya, "Tangan kiriku hangat Min seperti-- digenggam oleh seseorang"
Mina menatap Taeyong diam dan membiarkan laki-laki itu berbicara tanpa ingin menyela, "Ini juga" ujarnya seraya memegang kepalanya yang berapiskan rambut hitam lurusnya, "Seperti ada yang mengelus"
"Mungkin kau merasa seperti itu karena tubuh asli memang sedang dielus dan digenggam oleh seseorang" lalu, Mina mendelik kaget dan menepuk bahu kanan Taeyong, "Wah-- sepertinya itu keluargamu Yong"
"Apa mungkin?"
Mina mengangguk, "Tentu saja, kau hanya lupa tentang keluargamu Yong"
"Bagaimana aku bisa menemukan mereka Min? Aku saja lupa bagaimana wajahnya, suaranya serta kenangan dengan mereka"
Mina nampak berpikir, "Aku rasa kita akan menemukannya namun-- aku tidak tahu caranya bagaimana sekarang. Otakku buntu karena dimarahi kak Eunhyuk huh!"
Taeyong menatap Mina lalu terkekeh karena wajahnya yang sangat lucu saat merajuk.
"Memangnya kenapa jadi dimarahi?" Tanyanya dengan menahan tawa.
Mina menghela nafas berat, "Karena-- aku memecahkan gelas minumannya yang berdesain Ironman jadi yaa disangat marah denganku. Katanya-- Mina, itu kakak belinya mahal tahu nggak harus ngumpulin uang yang banyak buat dapat belinya aduhh-- kenapa jadi pecah sih!" Jelas Mina menirukan cara sang kakak ketika marah.
Taeyong menahan senyumannya, "Kau lucu sekali" kekehnya diakhir ucapan.
Mina mendelik kaget, "Apanya yang lucu!? Aku ini sedang serius dan kesal Yong!"
"Tapi, serius wajahmu sangat lucu saat seperti ini" tawa Taeyong pecah seketika saat melihat Mina yang menatapnya tajam dan jangan lupakan tangannya yang bertengger mengacak pinggangnya.
"Tidak lucu asal kau tahu!" Kesal Mina memukul lengan Taeyong dengan sangat keras hingga sang empun tangan mengaduh kesakitan.
"Sakit Min!" Teriak Taeyong refleks.
Mina membulatkan kedua matanya ketika Taeyong berteriak kepadanya, entah kenapa itu membuat ia sedikit takut dan jangan lupakan matanya yang tiba-tiba saja menjadi sangat merah seperti darah.
Taeyong melihat Mina diam tiba-tiba saja langsung teringat akan dirinya yang akan menampakkan wujud yang menyeramkan, langsung saja ia menutup matanya kembali dan beberapa saat kemudian kedua matanya kembali seperti semula.
"Mina" panggil Taeyong pelan, ia tahu wanita didepannya ini tengah ketakutan hingga menundukkan kepalanya.
Taeyong beralih menatap tangan Mina yang terkepal diatas paha kirinya, entah terkena angin apa Taeyong dengan gerakan cepat menggenggam tangannya hingga Mina sang empun tangan mendongakkan kepalanya dan menatap Taeyong yang juga menatapnya dengan ekspresi datarnya.
Helaan nafas dari Taeyong terdengar, lalu ia bertanya, "Kau takut?"
Mina diam tak ingin menjawab tapi tak lama ia mengangguk pelan mengiyakan.
"Aku memang begitu jika marah" jelas Taeyong.
Mina menatap Taeyong ragu dan juga takut, "Begitu ya?"
Taeyong memiringkan kepalanya sedikit kekanan dengan alis yang sedikit terangkat mengundang keanehan bagi Mina, "K-kenapa?"
Laki-laki itu menatap Mina tajam dan datar, namun sekilas kemudian terbentuk lengkungan sebuah senyuman dimulutnya, "Kau lebih lucu jika begini"
Mina menatapnya dengan terkejut dan menatapnya tajam, "Jadi kau mempermainkan aku?" Tanyanya sarkas.
Taeyong menatapnya santai dengan alis yang terangkat bingung, "Tidak ada, kau saja yang terlalu bepikiran seperti itu"
Mina menatapnya jengkel dengan gerakan cepat ia memukul laki-laki itu menggunakan guling hingga Taeyong terkejut.
"Awas kau ya!" Gerutu Taeyong.
Mina tertawa dengan riangnya karena bulu yang sedikit keluar dari gulingnya memenuhi wajah Taeyong.
"Prok petok!?" Ledek Mina mengeluarkan suara khas Ayam.
Taeyong mendelik terkejut, "Kau menganggapku ayam!?"
"Karena kau mirip dengan Ayam" Mina langsung saja menjauh dengan cepat karena melihat gerakan Taeyong yang juga ingin memukulnya menggunakan bantal. Untung saja ia melihatnya tadi.
"Mau ngebalas nih?" Goda Mina dengan kekehan.
Taeyong masih sibuk membersihkan bulu-bulu yang menempel disekitar tubuhnya, terutama dibagian wajahnya. Lalu ia menatap wanita itu dengan tatapan sinis, "Dasar! Sini kau"
Mina dengan cepat berlari menghindari Taeyong, "Nggak kena hantu Ayam!"
"MINA!!???" kesal Taeyong.
Mina tertawa dengan riangnya hingga ia merasa perutnya sangat sakit. Melihat tawa Mina yang begitu lepas Taeyong terdiam dengan benak yang bahagia yang memenuhi perasaannya saat ini.
"Teruslah bahagia, karena dengan detik ini kau adalah bahagiaku, Kwon Mina"