Happy Reading
Jangan lupa diplay ya hehe.Hari yang cerah ditengah padatnya kota Seoul. Langkah kaki yang menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa membuat keributan dipagi hari.
"Kakak bisakah santai saja jalannya!? Kalau terjatuh bagaimana hm?"
Mina kesal sekali melihat sang kakak, siapa lagi jika bukan Eunhyuk. Lelaki itu hanya bisa menyengir seraya membenarkan kaos kaki berwarna biru malam miliknya, "Bisakah kau siapkan bekal untuk kakak? Kakak sudah telat sekali ini"
Mina menggembungkan pipinya kecewa, "Haruskah kau kekantor hari ini? Kau baru saja pulang dari Jepang malam tadi"
Eunhyuk berdiri sejajar dengan sang adik dan mengelus kepalanya sayang, "Maafkan aku ya. Ada rapat yang tak bisa aku tinggalkan"
Mina menepis tangan Eunhyuk, "Tangan kakak bekas kaos kaki. Ih jijik!" lalu berjalan kemeja makan untuk mengoleskan selai cokelat kebeberapa roti untuk bekal sang kakak.
Info; Kaki Mina sudah sehat dan tak perlu menggunakan tongkat lagi. Disaat Eunhyuk pergi ke Jepang, ia mati-matian dan sangat bekerja keras latihan berjalan dibantu oleh Yuta.
Kata dokter pun, ini suatu keajaiban dalam waktu singkat bisa sembuh dengan cepat sekali. Mina merasa bangga akan dirinya dan juga berkat Yuta yang selalu menyemangatinya.
Eunhyuk terkekeh gemas dengan tingkah sang adik, kemudian mengikutinya kemeja makan.
Mina selalu siap siaga meletakkan kotak bekal sang kakak saat sarapan pagi, kalau-kalau yang seperti ini terjadi tapi, lihatlah-- sering terjadi juga pada akhirnya.
"Jangan marah ya" sesal Eunhyuk tak enak.
Mina membenarkan letak tutup kotak bekalnya agar tertutup rapat, lalu memberikannya kepada sang kakak dengan wajah tertekuk masam.
Eunhyuk memahami situasi sang adik, ia pasti kesepian, "Kau mau dibawakan apa nanti?" Tawarnya kepada sang adik.
Mina melirik sang kakak, "Jangan coba-coba ya!" Tegasnya. Eunhyuk terkekeh.
"Selamat pag-- eh, kak Eunhyuk tidak libur?" Tanya Yuta tiba-tiba yang keluar kamar dengan pakaian yang sudah rapi.
Eunhyuk berbalik dan tersenyum, "Pagi Yuta. Oh-- wajahmu kenapa Yuta?" Tanyanya ketika melihat dari dekat wajah lelaki muda itu terlihat sangat pucat.
"Kak Yuta sakit?" Tanya Mina menimpali.
Yuta gelagapan, nampak mencari alasan yang tepat, "Ah-- aku--"
"Sudah, kau dirumah saja. Istirahat" tegas Eunhyuk, lalu beralih menatap sang adik, "Tolong rawat Yuta ya"
Mina mengangguk, "Tapi, kak--" sanggah Yuta yang tak dihiraukan oleh Eunhyuk.
"Kakak pergi ya. Tidakkan telat saat makan malam" janji Eunhyuk yang hanya diangguki Mina dengan malas.
🎇🎇🎇
Mina mengambil obat untuk Yuta, terlihat sekali wajahnya sangat pucat.
"Diminum dulu kak obatnya" ucap Mina. Yuta mengangguk, "Terimakasih Min" lalu Yuta meminum obatnya disertai dengan air putih hangat agar menetralkan obat yang ia minum.
Setelah selesai minum obat, tiba-tiba Yuta teringat kejadian malam tadi, disaat ia terbangun dari mimpi buruk ia mengalami mimisan yang cukup parah.
"Kakak sudah mendingan?" Tanya Mina menyadarkan lamunan Yuta.
Yuta tersenyum, "Iya, sudah mendingan"
"Mau kekamar?" Tanya Mina menawarkan, lelaki itu menggeleng lalu matanya bergerak kesana kemari, "Taeyong?" Tanyanya.
Mengerti maksud Yuta. Mina lalu berucap, "Entah-- tidak terlihat sama sekali dirinya"
Yuta tampak khawatir, namun sebisa mungkin ia bersikap tenang.
🎇🎇🎇
Naeun menatap lelaki yang masih betah menutup kedua mata elang kesukaannya itu.
"Kapan sih kau sadar?" Gumamnya.
Naeun menumpukan kedua lengannya disisi ranjang, "Apa kau tak lelah, Tae?"
"Kau tak merindukan ku hm?" Tanya lagi, namun dengan mata yang sudah berembun.
Ya, Tuhan. Naeun selalu melimpahkan kejadian na'as itu atas kesalahan dirinya. Dia selalu berdoa agar sakitnya untuknya saja, jangan kepada Taeyong.
Naeun menangis untuk kesekian kalinya, ia bangkit mengulurkan tangan kanannya mengusap rambut hitam Taeyong dengan sayang, "Aku merindukanmu" tulusnya dengan menangis.
🎇🎇🎇
Taeyong mengusap pipi kirinya yang basah, ia mendongak kelangit, "Tidak hujan" gumamnya bingung.
Ia tatap jari kirinya itu, entah kenapa rasa bersalah melingkupi relung hatinya yang membuat kedua matanya berembun tiba-tiba.
Tangan kanannya mengusap dadanya, "Ada apa ini?"
Rasa bersalah itu semakin menjadi-jadi hingga air mata tumpah dari kedua sisi kelopak matanya, "Kenapa aku menangis?"
Jari-jarinya mengusap pipinya yang dibanjiri air matanya sendiri.
🎇🎇🎇
Naeun terkejut melihat air mata yang keluar dari kedua mata Taeyong yang tertutup.
"Tae, kau mendengarku!?" Senang Naeun sambil menggenggam tangan kiri lelaki tersebut.
🎇🎇🎇
"Tae, kau mendengarku?"
Taeyong mendengar bisikan suara itu, ia menggedarkan penglihatannya kesana kemari agar memastikan siapa pemilik suara yang ia dengar.
"Maafkan saya, saya tidak sengaja"
Tunggu.
Taeyong mengingat suara ini.
Wanita itu terisak pelan, lalu ia langsung menghapus air matanya dan beranjak berdiri, ia membenarkan pakaiannya dan tata rambutnya agar lebih rapi, "Tak apa-apa, mungkin ia sedang ada masalah sampai segitunya. Tak apa, tak apa" gumamnya menguatkan dirinya.
Taeyong membelalakan kedua matanya, ia ingat sekarang. Suara ini-- suara wanita paska kejadian ia ditaman malam itu.
"Wanita itu--" gumamnya meingat-ingat rupa wajahnya, namun nihil ia lupa membuat Taeyong frustasi, "Siapa dia? Eh-- siapa wanita itu!?"
Terimakasih ya, untuk kalian yang masih setiaaaaa bangetttt hehehe ngebaca cerita aku yang satu ini.
Masih nggak nyangka mencapai 17,4k yang baca. Woww bangett. Padahal masih banyak yang kurang dalam penulisanku:(
Makasih banyak, banyak-banyak makasih buat kalian. Love you so much, semoga kita maupun kalian selalu disehatkan dimanapun berada selalu dalam lindungan Allah swt, aamiin aamiin❤