Mina tengah sibuk menata makanan yang sudah ia masak diatas meja makan untuk waktu yang sebentar lagi memasuki jam makan malam.
Ia bergumam dengan mengeluarkan lirikan nada sebuah lagu yang amat ia sukai.
Mina tak menyadari bahwa ada sesosok yang menatapnya dengan tersenyum geli melihat tingkah wanita itu.
"Sibuk sekali" celetuknya.
Mina mengedarkan pandangannya sekilas dan ia menemukan sosok itu, "Ah-- kau Yong. Jangan sering-sering muncul ada kak Yuta" peringatnya.
Taeyong mengalihkan pandangannya menatap pintu kamar yang dihuni oleh Yuta, ia mengidikkan kedua bahunya, "Aku tidak peduli"
Mina menatapnya sekilas dengan perasaan aneh, "Apa kau tak takut ketahuan hm?"
Taeyong menatap Mina yang saat ini sedang sibuk menata sebuah mangkuk besar yang berisi sop iga sapi diatas meja, "Tidak. Aku tidak takut"
Mina menatap Taeyong dengan raut wajah datar, "Why?"
Baru saja Taeyong menumpukan kedua tangannya diatas meja dan mulai membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan wanita itu tiba-tiba saja orang yang sedang dibicarakan keluar dari kamar dan mendekat kemeja makan, "Wah-- kau memasak semua ini sendirian?" Tanya Yuta menatap seluruh makanan yang tersaji rapi dimeja makan.
Mina tersenyum canggung, "Maaf ya kak hanya ini yang bisa aku sediakan"
Yuta menatap Mina dengan tersenyum manis, "Ini sudah lebih dari cukup" laki-laki itu melipat kedua tangannya dan menumpukkannya dikepala kursi dan menatap Mina, "Harusnya kau tadi panggil aku Min agar aku bisa membantumu"
"Eh-- tak perlu kak. Makanan seperti ini aku bisa menanganinya kok" ucap Mina bangga.
Yuta tersenyum, "Kalau begitu-- mari kita makan"
Mina mengangguk, "Ayo!"
"Dia-- juga ikut makan?" Tanya Yuta tiba-tiba.
Mina mengerutkan keningnya, "D-dia siapa kak?" Tanyanya pura-pura tak tahu.
Yuta menggerakkan dagunya menunjuk laki-laki yang berdiri berseberangan dengan Mina yang sudah duduk, "Dia yang berdiri diseberangmu"
"Kakak--- bisa melihat dia?" Kaget Mina.
Taeyong yang sedang dibicarakan menrotasikan kedua matanya jengah, "Sebab itulah aku tidak takut karena ia bisa melihatku juga"
Yuta mengangguk menyetujui, "Ingat saat aku pertama kali kerumah beberapa hari yang lalu, aku melihat dia namun aku hanya diam"
Mina mangut-mangut paham, "Siapa namamu hantu mata tajam?" Tanya Yuta tiba-tiba yang sedang mengambil ikan.
Mina menatap Yuta heran, baru kali ini ia mendengar laki-laki itu berucap lucu apalagi ia memberi gelar kepada Taeyong hantu mata tajam? Hey, itu sungguh lucu hingga Mina menutup mulutnya menahan tawa.
Taeyong menaikkan alisnya, "Siapa yang kau bilang hantu mata tajam ha!?" Sebalnya.
Yuta memakan makanannya dengan santai, lalu berucap, "Kaulah siapa lagi. Disinikan hantu cuman kau!"
Mina mati-matian menahan gejolak untuk tertawa. Hey, tidak lucu kalau tertawa dimana mulutmu sangat penuh dengan makanan, nanti berceceran kemana-mana ihhh menjijikkan.
Taeyong menatap tajam laki-laki itu lalu beralih menatap Mina yang ia lihat nampak menahan tawa.
Oh-- jadi mentertawakan Taeyong?
"Berhentilah mengejekku!" Gerutu Taeyong.
"Siapa namamu?" Tanya Yuta kembali dengan tak menatap Taeyong, ia fokus menggerakkan sendok dan garpunya untuk menikmati makanan.
"Kau bertanya dengan ikan dan iga sapi?" Ledek Taeyong membalas Yuta.
Yuta mendongakkan kepalanya dan menatap datar sosok laki-laki yang sudah berganti duduk dikursi, "Sungguh, baru kali ini aku menemukan hantu menyebalkan sepertimu!"
"Sungguh, baru kali ini juga aku menemukan orang yang bisa melihat hantu semenyebalkan dirimu!" Balas Taeyong tak kalah ketus.
Mina meminum gelas yang berisi air putih miliknya, lalu menatap Yuta dan Taeyong bergantian, "Sudahlah hentikan. Aku jadi jengah melihat kalian berdua!"
Taeyong menatap Mina tajam, "Kau juga dari tadi menahan tawa kan?" Ketusnya.
Mina mengidikkan kedua bahunya santai, "Aku orang normal tentu saja apa yang menurutku lucu pasti tertawa"
Yuta menunjuk Mina menggunakan garpu yang ia pegangi, "100 untukmu Min"
Taeyong menatap Yuta sinis, "Kau kira kita sedang quiz!?"
"Kau 0 besar!" Gerutu Yuta menatapnya dengan tajam.
Taeyong terkekeh, "Heh-- asal kau tahu ya aku ini orang pintar!" Bangganya.
Yuta menatapnya dengan menaikkan satu alisnya, "Benarkah?"
Mina hanya fokus dengan makanan, namun sesekali ia menatap bergantian Yuta dan Taeyong.
Taeyong memperlihatkan wajah sombongnya membuat Yuta terkekeh, lalu melepaskan sendok dan garpunya dan melipat kedua tangannya diatas meja, "Oke, aku akan mentesmu!"
"Tes? Tak masalah!"
Yuta menatap Taeyong dengan santai, "Ayah Mary punya lima anak: 1. Nana, 2. Nene, 3. Nini, 4. Nono. Siapa nama anak kelima?"
Taeyong nampak berpikir. Mina pun juga ikut berpikir untuk menemukan jawabannya. Tak lama Taeyong mengejutkannya dengan menjetikkan jari telunjuk dan ibu jari jempolnya dengan bangga, "Jawabannya adalah Nina"
Mina menatap Yuta dengan seksama, apakah jawaban Taeyong benar?
Yuta terkekeh pelan, "Katanya orang pintar" ledeknya membuat Taeyong keheranan, "Salah?" Tanyanya dengan polos.
"Tentu, dengarin lagi soalnya Ayah Mary punya lima anak: 1. Nana, 2. Nene, 3. Nini, 4. Nono. Siapa nama anak kelima?"
"Nina dong! Pasti bener" sela Taeyong cepat.
Mina menepuk dahinya menyadari soal yang diberikan oleh Yuta, "Salah! Anak kelima namanya Mary, kan disoal sudah diberi petunjuk Ayah Mary dan nama Mary tidak termasuk dalam hitungan" jelasnya.
Yuta menatap Mina bangga, "Keren Min keren" sambil bertepuk tangan.
Mina tersenyum malu, berbeda dengan Taeyong yang memasang wajah tak peduli. Yuta menggerakkan pandangannya menatap Taeyong, "Orang pintar?" Ledeknya.
Taeyong menatapnya tajam, lalu dengan seperkian detik ia menghilang dari pandangan Mina dan Yuta.
"Yah-- dia kemana?" Tanya Mina.
Yuta kembali memakan makanannya yang sempat tertunda, "Ya-- pergilah karena sangat malu" ucapnya diselingi kekehan.
Mina juga ikut terkekeh, "Kakak benar"