Taeyong menghilang dari pandangan Mina dan Yuta karena sangat merasa malu, entah sudah keberapa kalinya ia menggerutu karena Yuta yang mempermalukannya karena hanya soal bodoh yang laki-laki itu berikan.
"Aku merasa bodoh sekali!" Gumamnya mengingat kebodohanya tadi.
Ia mengacak rambutnya frustasi lalu duduk dikursi kosong disebuah taman. Iya, benar sekarang ia sedang ada ditaman.
Taeyong memijat pangkal hidungnya pusing, "Memalukan sekali sih Taeyong!! Apalagi ada Mina disana-- aduh!?"
Bruk
Taeyong mendongakkan kepalanya dan melihat seorang wanita yang tidak sengaja menabrak seorang laki-laki yang berjalan berlawanan arah dengannya. Wanita itu beberapa kali membungkuk meminta maaf kepada laki-laki itu.
"Jalan itu pakai mata!" Bentak sang lelaki.
"Maafkan saya, saya tidak sengaja" ucap wanita itu membungkukkan badannya beberapa kali.
Laki-laki itu mendorong tubuh wanita itu hingga ia terjatuh, "Akh--" ringisnya.
Taeyong yang melihat itu langsung saja beranjak berdiri dan mengepalkan kedua tangannya marah dengan tindakan yang dilakukan laki-laki tersebut.
Laki-laki itu terkekeh sinis, "Rasain!" Lalu, ia berlenggang pergi meninggalkan wanita yang masih terduduk sakit karena dorongannya tersebut.
Wanita itu terisak pelan, lalu ia langsung menghapus air matanya dan beranjak berdiri, ia membenarkan pakaiannya dan tata rambutnya agar lebih rapi, "Tak apa-apa, mungkin ia sedang ada masalah sampai segitunya. Tak apa, tak apa" gumamnya menguatkan dirinya.
Wanita itu menghela nafas pelan lalu kembali melangkah dengan perasaan kuat yang ia yakini.
Taeyong menatapnya nanar, lalu ia beralih menatap jalanan yang disusuri laki-laki kurang ajar tadi, "Akan aku balas kau!" Dengan secepat kilat ia menghilang.
---
"Dasar wanita bodoh!" Umpatnya kepada wanita yang menabraknya beberapa menit yang lalu.
Taeyong muncul didepan laki-laki yang masih melangkah dengan santainya, ia pun mendekati laki-laki itu dengan kecepatan diatas manusia biasanya hingga laki-laki itu terhempas cukup jauh.
"Akh--" ringisnya dibagian punggungnya yang menabrak aspal jalanan.
Taeyong menatapnya sinis, "Rasakan ini!"
Laki-laki itu ingin bangun, namun saat itu juga ia merasa kakinya terasa berat hingga tak bisa digerakkan sama sekali, "Akh-- sakit!"
Taeyong menatapnya tajam hingga kedua matanya berubah menjadi merah pekat seperti darah, ia semakin memperdalam injakan kedua kakinya kepada laki-laki itu hingga sang laki-laki menjerit kesakitan.
Taeyong terkekeh pelan, "Ini balasan untukmu sudah bersikap kasar!" Lalu, ia menggerakkan tangannya menyentuh kedua tangan laki-laki brengsek itu dan mematahkannya.
"AKHHHHH!!!"
Taeyong tersenyum puas dengan menjeritnya laki-laki itu hingga banyak orang-orang yang mendekat dan menggerumbunginya. Laki-laki itu menyudahinya dan menghilang dengan kepuasaannya telah menyiksa laki-laki keparat itu.
---
Yuta tengah duduk dikursi dengan kacamata yang bertengger dihidung mancungnya. Namun, samar-samar ia mendengar jeritan seseorang dari telinganya, ia pun mengalihkan pandangannya keluar jendela yang sengaja ia buka, "Siapa itu?"
Ia menyibak gorden tipisnya dan menyembulkan kepalanya sedikit keluar untuk memastikan keadaan, ia mengernyitkan dahinya cemas, "Ada apa ini?"
Yuta kembali duduk kekursinya, ia melepas kacamatanya dan menatap cermin yang memantulkan dirinya dan betapa terkejutnya ia melihat sosok perempuan yang berdiri dibelakangnya yang sedang duduk.
"S-siapa kamu?" Tanya Yuta gugup.
Bagaimana tidak? Sosok wanita itu menatapnya tajam dengan setengah wajahnya yang sudah hancur bercampur dengan darah.
"Tolong saya"
Yuta merasakan aura tak enak dengan hantu wanita ini, ia pun menggenggam kalung liontin putih dengan ada sebuah persegi empat kecil berbungkuskan kain putih sebagai buah kalungnya, ia meremas dengan erat kalungnya dengan menutup rapat kedua matanya seraya membaca mantra pelindungan agar ia terlindungi.
Saat sudah selesai membaca mantranya dan ia merasa tenang, ia pun membuka matanya kembali dengan pelan sehingga sudah terbuka sepenuhnya ia pun bernafas lega bahwa sosok hantu wanita itu telah menghilang.
Ia menyandarkan punggungnya kepunggung kursi seraya menghela nafas pelan, "Benar-benar tak enak menjadi anak Indigo"
Yuta pun beranjak dari kursinya seraya menutup jendela lalu melangkah keluar dari kamar untuk mengambil air didapur.
Ceklek
Yuta mengedarkan pandangannya keruangan tengah yang lampunya sudah meredup, ia melayangkan pandangannya kembali kelantai atas lebih tepatnya kearah kamar Mina, "Sepertinya sudah tidur" gumamnya.
Ia pun lanjut melangkah menuju dapur yang memperlihatkan lampu kecil yang menjadi penerang disana, ia pun mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih lalu meminumnya seteguk, namun saat berbalik ia terkejut hingga membuat air yang ada didalam mulutnya menyemprot keluar mengenai wajah laki-laki dihadapannya.
Yuta mengelap mulutnya dengan tangannya, "Ngapain sih tiba-tiba muncul dihadapan aku hantu mata tajam!" Kesal Yuta kaget.
Hantu mata tajam yang pasti kalian tahu adalah Taeyong menatap datar Yuta, lalu dengan cepat ia mengeluarkan angin kecing dari mulutnya hingga seperkian detik wajahnya mengering seperti biasanya, "Kau nggak mau minta maaf?" Tanyanya dingin.
Yuta mengangguk, "Oke, aku minta maaf" lalu, ia menatapnya dengan serius, "Habis dari mana kau?" Tanyanya penasaran.
"Bukan urusanmu!" Ketus Taeyong.
Yuta menghela nafas berat, "Kau--nggak ngapain-ngapain kan?" Tanya menatap Taeyong curiga.
Taeyong menaikkan alisnya, lalu menghilang kembali. Yuta yang melihat kelakuan hantu itu mengerucutkan bibirnya kesal, "Benar-benar hantu menyebalkan!" Gerutunya.
Happy birthday Lee Taeyong💚💚and ...
Park Jungsoo💛💛💛💛
Selalu bahagia ya, sehat, sukses untuk kalian berdua and I love you My lovely boys❤