9

2.4K 226 0
                                    

Eunhyuk diam mengamati diagram-diagram yang tertera nyata dikertas putih yang berembaran banyak dikedua tangannya.

"Bagaimana pak? Apa anda menyukainya?"

Eunhyuk mengalihkan pandangannya dan menatap laki-laki bertubuh tegap yang memandangnya dengan sopan.

"Tentu. Kau membuat aku terkesan"

Laki-laki itu tersenyum senang, lalu membungkuk hormat seraya berkata, "Terimakasih pak"

Eunhyuk tersenyum kearahnya, "Oh, iya. Kau-- berasal dari Jepang ya?" Basinya.

"Ah, benar pak. Saya lahir di Osaka"

Eunhyuk mengangguk paham, "Kalau begitu aku bisa sesekali menggunakan jasamu untuk berkeliling sebentar menyapa negaramu suatu kelak nanti"

Laki-laki itu terkekeh, lalu mengangguk paham.

"Oh, iya Yuta" panggil Eunhyuk.

Laki-laki sopan bernama Yuta itu tersenyum dan menatapku, "Ada apa pak?"

"Umurmu berapa?" Eunhyuk melihatnya seksama. "Sepertinya kau masih sangat muda"

Pemuda itu terkekeh, "Umur saya 24 tahun pak"

Eunhyuk menatapnya terkejut, "Wah. Masih muda dan kau sudah terjun didunia perusahan" ia mengangguk-angguk bangga. "Sungguh luar biasa"

Yuta tersenyum untuk kesekian kalinya, "Anda terlalu memuji saya pak. Saya baru magang saja pak diperusahan Paman saya"

"Oh? Jadi-- kau keponakan Yunho?"

Yuta tersenyum, "Iya pak"

Eunhyuk memiringkan kepalanya sedikit, "Begitukah? Berarti Yunho beruntung mempunyai keponakan yang hebat seperti dirimu"

"Ah-- tidak juga pak" ucap Yuta sesekali terkekeh.

Eunhyuk tersenyum, "Panggil saja kak tak perlu pakai embel-embel pak"

Yuta sedikit terkejut, "T-tapi--"

"Jangan pakai pak. Ingat!" Potong Eunhyuk cepat.

Yuta tersenyum, "Baiklah K-kak"

Eunhyuk tersenyum seraya mendekat kepada Yuta, "Sepertinya adikku akan senang saat bertemu denganmu"

Yuta menaikkan alisnya satu, mungkin ia tak paham dengan perkataan Eunhyuk.

Eunhyuk pun terkekeh, "Aku mempunyai seorang adik perempuan. Dan umurnya masih 22 tahun, mungkin akan sangat cocok denganmu" jelasku.

Yuta terkekeh lagi, "begitukah kak?"

Eunhyuk mengangguk, "Benar. Sebenarnya-- aku merasa tak enak harus meninggalkannya terus dirumah, pasti ia sangat kesepian"

"Apa kau mau bertemu dengan adikku sepulang kantor ini?" Tanya Eunhyuk lembut.

Yuta terdiam beberapa detik, lalu ia tersenyum, "Apa tidak merepotkanmu kak?"

Eunhyuk tertawa ringan, "Seharusnya aku yang bertanya begitu"

"Tentu saja aku bisa. Dan-- aku tidak merasa direpotkan" ucap Yuta tulus.

---

"Yeee!! Kau kalah!" Teriak Hyeri.

Rin Young geram, "Kau curang!"

"Apanya? Kau saja yang payah!"

Rin Young menatap tajam Hyeri, "Curang!"

Hyeri menatap aneh wanita yang tengah menatapnya tajam, "Apanya? Kau selalu saja seperti itu jika kalah" cibirnya.

"Memang kaunya saja yang curang!"

Mina menatap jenuh kedua sahabatnya yang tengah bertengkar karena masalah game.

Mina menepuk jidatnya sendiri, "Bisakah kalian diam. Kepalaku serasa sakit mendengar gerutuan kalian!"

Hyeri dan Rin Young langsung diam dan menatap kearah Mina yang tengah menatap kesal kearah mereka berdua.

"Aku capek sekali" lenguh Mina, lalu menatap kakinya yang terasa sangat sakit.

"Kapan ya aku sembuh?" Gumam Mina.

Hyeri dan Rin Young tersenyum sendu kepada sahabatnya yang tengah berbaring disofa rumahnya sendiri. Mereka berdua pun mendekat kepada Mina.

"Hey, kau tak boleh sedih" nasehat Rin Young memegang tangan kanan Mina lembut.

Hyeri tersenyum, "Iya, kau harus semangat. Kau pasti sembuh"

Mina menghela nafas berat.

Rin Young terkekeh, "Ayolah, mana Mina yang ceria, pantang menyerah dan selalu semangat hm?"

"Mina yang kukenal tidak seperti ini. Ia wanita cantik yang penuh dengan kebahagiaan" tambah Hyeri lembut.

Mina tersenyum.

Mereka benar. Seharusnya aku tidak seperti ini. Harusnya aku lebih bersabar lagi dan jangan bersedih.

"Terimakasih ya. Kalian memang sahabat terbaikku"

Hyeri dan Rin Young tersenyum, kemudian mereka bertiga berpelukan dengan Hyeri yang memeluk bagian kepala Mina, sedangkan Rin Young memeluk badan mungil Mina dengan sayang.

HANTU TAMPAN ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang