Karin merapatkan matanya mencoba untuk tidur seperti biasanya, namun kali ini ada seseorang disampingnya dan itu membuatnya kesulitan untuk tidur, ia menoleh menatap Raihan yang sudah tidur dengan tenang di sebelah kiri nya tepat di dekat tembok.
Karin mengehela napas lelah ketika pikiran nya kembali mengingat percakapan nya dengan Raihan beberapa menit yang lalu.
15 menit sebelumnya..
"Gue boleh numpang nginep disini?"
"Hah? Em.. emangnya kakak gak akan dicariin sama keluarga kakak?" Tanyanya yang heran dengan pertanyaan Raihan.
"Gue lagi dalam masa lari, gue gak bisa pulang sekarang, jadi boleh kan?" Tanya Raihan lagi yang nadanya terkesan memaksa.
"Eh tapi kak.. aduh gimana ya, ?" Ucapnya bingung seraya menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Tenang. Gue gak minta tidur dikamar lo kok, diruang tengah juga gak masalah" ucap Raihan lagi meyakinkannya "gue juga gak akan macem macem karna gue benci semua wanita" tambah Raihan membuatnya mengernyit
"Bukan itu masalahnya.. " ucapnya ragu.. sebenernya yang jadi masalah adalah kontrakan nya yang hanya terdapat kamar dan kamar mandi, alias tidak ada ruang tengahnya. Karin masih terdiam membuat keduanya larut dalam keheningan sebelum tiba tiba Raihan menunduk karna terlalu ngantuk dan lelah. Karin yang melihatnya pun merasa kasihan hingga pada akhirnya kalimat laknat inilah yang keluar
"Yaudah, boleh deh tapi kakak liat sendiri deh kondisinya, maaf kalo kontrakan aku gak seluas rumah kakak" ucap Nya membuat Raihan mendongak dan segera memasuki rumah kontrakan Karin dengan cueknya.
"Bahkan gue gak punya rumah" gumam Raihan sebelum tiba tiba langkahnya berhenti di depan pintu menatap ruangan sempit itu dengan pandangan yang prihatin?
Astaga! Ini tidak terlihat seperti rumah layak huni sama sekali, didalam hanya terdapat kasur single, karpet yang jadi alas kasur lemari kecil tempat baju mungkin? Beberapa sepatu di dekat pintu, tas yang digantung dekat pintu, dan kamar mandi, tidak ada TV ataupun benda lainnya disini. Raihan tidak mengerti bagaimana bisa Karin betah tinggal di sana.
"Gimana kak?" Tanya Karin mengembalikan Raihan ke dunia nyata.
"Oh.em gak papa deh, kalo gitu lo di kasur gue dilantai aja" ucap Raihan sebelum masuk dan tiduran di lantai dengan santainya.
Karin yang melihat nya pun menjadi semakin merasa tidak enak, dia segera masuk dan menutup pintunya.
"Kak.. kakak aja yang dikasur, aku gak papa kok dilantai" ucap Karin
Raihan yang belum tidur pun segera pindah ke kasur tanpa banyak bicara membuat Karin menatap tak percaya, jika ini ada di film film romantis Raihan seharusnya menghalanginya dan mengalah, tapi sayangnya ini dunia nyata mana ada laki laki kelewat baik begitu. Memang benar apa yang dikatakan Raihan, dia terlalu naif.
Dengan miris dia pun mengambil kain seprai di lemarinya yang biasanya dia kenakan untuk selimut dan menjadikannya alas tidur, 5 menit berlalu dia terus menerus bergerak mencari posisi yang nyaman agar bisa segera tertidur, akan tetapi tanpa disangkanya gerakan kecil nya itu ternyata membuat Raihan terganggu.
"Lo ngapain sih daritadi berisik mulu? Dingin ya? Yodah sini dikasur, gak akan gue apa apain kok." gumam Raihan tanpa membuka matanya sama sekali, dia menggunakan tangan kiri untuk menutupinya. Dan sialnya itu malah membuat nya tampak keren
"Eh kakak belum tidur?" Tanyanya
"Menurut lo emang gue bisa tidur kalo lo berisik gitu? Gue sensitif orangnya, denger suara kecil aja bisa bikin gue melek" Raihan menurunkan tangan nya dan menoleh "cepetan sini.. gue pengen tidur,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up!
Teen FictionSeperti daun daun yang terjatuh karna angin musim gugur.. Bukan untuk berakhir sia sia di tanah, melainkan untuk tumbuh menjadi pohon yang baru Begitulah kehidupan.. *** Jadwal update random Jadi pantau saja terus ok?