2

28 2 0
                                    

Raihan kembali menghabiskan waktunya di gudang sekolah seperti biasa dengan stivo sahabatnya yang sedang berada dekat pintu sambil menggoda siapapun cewek yang lewat. Ckckck emang parah playboy cap badak satu ini.

Tapi Raihan sudah terbiasa dengan sahabat nya yang brengsek itu, meskipun dia terlihat seperti penjahat wanita--ralat-- dia emang penjahat wanita. Tetapi, banyak hal baik yang itu bisa cocok dengan Raihan.

Contohnya saat Raihan kabur dari rumah, pasti apartement Stiv lah yang jadi tempat tidurnya selama dia tidak pulang ke rumah, lalu saat dia tidak punya uang, Stiv jugalah yang meminjamkan nya yang malah kadang Raihan tidak dibiarkan membayarnya, sebenarnya jika di bandingkan, Raihan jauh lebih kaya dari Stiv dan tidak perlu meminjam uang Stiv seandainya Raihan mau menggunakan semua barang pemberian Ayahnya, akan tetapi harga dirinya tidak mengijinkannya untuk menikmati harta si tua bangka itu. Selama ini dia hanya menikmati uang hasil jeri payahnya sendiri dari usahanya jualbeli ganja atau obat obatan terlarang dan yang lainnya. Meskipun sekarang ia sudah tidak lagi mengkonsumsinya, dia hanya lemah terhadap minuman keras, dan rokok tidak lebih dari itu. Hidupnya memang berantakan tapi dia tidak ingin menjadi laki laki tolol yang kecanduan narkoba. Itu akan membuatnya mudah dikendalikan oleh orang orang yang mencari keuntungan dengan efek "kecanduannya" walhasil dia memilih menjadi pengedar yang itu lebih menguntungkan daripada mengkonsumsi untuk dirinya sendiri. Meskipun dulu dia pernah mencobanya

"Woy Re.. lo denger kagak sih gue ngomong?" Raihan tersadar saat Stiv mengeraskan suara nya.

"Apaan?" Ucap Raihan kalem.

"Raihan sayang hari ini ada balapan, lo mau ikut apa kagak?" Ucap Stiv dengan nada yang dibuat gemulay

"Jijik lo. Apaan taruhannya?" Ucap Rai sebelum kembali menghisap nikotin itu dan mengepulkan asapnya hingga menutup sebagian wajahnya.

"Mobil man.. lumayankan buat nambah koleksi lo" ucap Stiv.

"Mobil gue udah banyak," sahut Ray mematikan rokoknya di asbak yang sengaja disediakan sejak keduanya memutuskan untuk menjadikan gudang sebagai tempat favorit mereka.

"Yaelah.. dijual kek biar jadi duit nggak menuhin garasi gue.." ucap Stiv "eh tapi kata Zack kali ini plus sama cewek cantik man" tambah Stiv antusias

"Lo aja yang ikut, males gue" ucap Rai sebelum bangkit dari duduknya dan memilih berpindah ke dekat jendela.

"Ah gak seru banget dah, niat gue itu sebenernya lo ikut balapan, ntar kalo menang mobilnya buat lo ceweknya buat gue? Gimana Re?" Udap Stiv mendekat dengan alis yang dinaik turunkan.

"Gue lagi males" ucap Raihan cuek, matanya memandang jauh keluar jendela, gudang ini sebenarnya cukup strategis karna letaknya jauh dari kelas dan keramaian akan tetapi letaknya yang menghadap lapangan membuat pemandangan dekat jendela begitu menarik menurut Raihan.

Dari sini dia bisa memandang ribuan siswa yang berlalu lalang tanpa terkecuali.

"Yahh.. ayo dong Re. Kalo gue yg ikutan gue gak yakin bakal menang" ucap Stiv tidak menyerah sampai Sahabatnya itu mengiyakan kemauan nya.

Raihan menatap Stiv datar.

"Lo gak akan nyerah kan?"

"Lo tau gue kan?" Tanya balik Stiv

"Tai. Malah balik nanya, oke gue ikut" ucap Rai pada akhirnya mengalah.

"Yes.. lo emang besfren gue dahh.. yo pulang, udah pada bubaran kelas kayanya"

***

Karin menatap Fatma yang seperti mencari cari sesuatu dia terus bolak balik memeriksa kolong meja dan isi tasnya meskipun sudah berulang kali benda yang dicarinya itu tidak ia temukan dikedua tempat tersebut. Sontak saja itu membuat Karin jengah melihat tingkahnya.

Wake Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang