18

7 0 0
                                    

Tak lama setelah kepergian Raihan terdengar deri mesin mobil yang datang.

Tanpa banyak berpikir Karin pun berhamburan keluar kontrakan dan ternyata benar itu adalah Kalvian kakaknya. Orang yang sudah dua hari lebih tidak ditemuinya.

"Oi bang. Gue kangen" ucap Karin dengan suara manja khasnya.

"Ah lebay lo, baru juga 2 hari" sedangkan Kalvian hanya menganggap itu hal biasa, dia beranggapan bahwa Karin hanya adik kecil yang ingin manja kepada kakaknya. Tidak lebih

Berbeda dengan Karin yang memang sudah sejak lama menyukai kakak sepupu nya. Tentu saja dia sedikit kecewa dengan sikap cuek Kalvian.

Baginya Kalvian itu seperti teka teki yang tidak pernah bisa dia pecahkan, terkadang dia yang selalu memanggil Karin seolah olah Karin adalah wanita spesial baginya tapi setelah itu Kalvian akan kembali bersikap selayaknya kakak bahkan terkadang bisa secuek sekarang.

"Yodah ayo ke mobil, mama udah nanyain lo dari kemaren"

Karin pun tau itu hanya basa basi Kalvi saja, karna setau Karin tantenya itu tidak akan peduli padanya, bahkan sejak Karin memasuki rumah itu, Hanya Kalvian lah yang memperlakukan nya dengan baik, yah meskipun diawal terlihat memusuhi tapi saat mengetahui pilunya hidup seorang Karin, Kalvian pun perlahan mulai memihak pada Karin. Sementara Om Gun--papanya Kalvian-- jarang ada di rumah, Jadi Karin tidak tahu banyak tentang beliau.

Tanpa banyak bicara Karin pun naik ke mobil dan mereka pun pergi meninggalkan Kontrakan Karin.

***

Disisi lain Raihan sudah sampai di apartemen nya bertepatan dengan Fatma yang baru tiba disana.

"Eh, udah lama disini?" Tanya Rey cuek seperti biasa

"Baru kok kak, mm kemaren aku juga selalu kesini cuman kakak gak ada di apartemen"

"Oh itu, sorry gue lupa ngasih tau lo, kemaren gue ada urusan jadi gak pulang dua hari ini" ucap nya sambil membuka pintu dan mempersilahkan Fatma masuk.

"Mau minum apa?" Tanya Rey

"Air putih aja kak" ucap Fatma sebelum duduk di salah satu sofa disana.

"Yaudah tunggu ya gue ke belakang dulu"

Tak lama kemudian Raihan kembali dengan segelas air di tangannya, bajunya pun sudah berganti menjadi setelan casual.

"Jadi urusan apa yang bikin kakak sampe gak pulang tiga hari?" Tanya Fatma. Membuat Raihan terdiam sejenak sebelum mendudukan diri di sofa tepat di depan Fatma.

"Karin sakit, lo gak tau?" Tanya Raihan.

"Hah sakit? Kurang tau kak, biasanya kalo sakit dia suka ngasih tau aku, tapi kemaren dia bener bener gak ngabarin aku, dan aku baru tahu dari kakak kalo Karin sakit. Soalnya udah tiga hari juga dia gak masuk tanpa keterangan"

"Kenapa gak lo yang nanya dia?" Tanya Raihan, bagaimana mungkin ada miskom antara sahabat?

"Aku udah hubungi dia tapi pas awal handphone nya gak aktif, terus pas aktif dia gak bales pesan aku sama sekali" ucap Fatma apa adanya.

"Yaudah lah, sekarang mending langsung ke point utamanya" ucap Rey tak mau berbasa basi

Fatma pun langsung mengeluarkan buku nya di ikuti dengan Rey, keduanya sibuk mengerjakan tugas hingga tak terasa waktu menunjukkan pukul 3 sore.

Rey sudah menguap sejak tadi akibat kurang tidur karna menjaga Karin, sedangkan Fatma masih seperti biasanya. Datar dan penuh teka teki

Tiba tiba saja terdengar suara kriyuk dari perut Raihan, membuatnya salah tingkah.

"Duh gue udah laper, udahan yuk" Usul Rey

"Boleh deh, udah dua jam juga" ucap Fatma seraya membereskan barang barangnya.

"Lo mau kemana?" Tanya Rey heran.

"Pulang?" Ucap Fatma lebih ke bingung.

"Siapa yang suruh lo pulang? Lo masakin gue dulu, baru boleh pulang" ucap Raihan dengan santainya membuat Fatma menganga tak percaya.

"Ya ampun, oke deh kakak mau masak apa? biar aku masakin" ucap Fatma nurut, lagi pula sepertinya di luar sedang hujan, tidak ada salahnya juga memasak sambil menunggu hujan reda.

30 menit kemudian Fatma menyajikan masakannya di atas piring dan menaruhnya di depan Rey.

"Silahkan kak"

"Lo gak bikin?" Tanya Rey

"Nggak, aku udah makan kok sebelum kesini" dan Rey pun hanya ber-oh-ria menanggapinya.

"Oiya kak? Boleh ikut sembahyang?" Tanya Fatma ragu.

"Oh boleh kok, tapi di sini gak ada mukena" ucap Rey

"Gak papa, aku bawa kok kak" ucap Fatma

"Ho yaudah, lo taukan letak kamar tamunya?" Tanya Rey memastikan.

"Tau kok, kalo gitu aku kesana dulu ya kak" pamitnya dan bergegas ke kamar tamu.

Sepeninggal Fatma, Rey tampak terdiam sejenak, ia berpikir kapan terakhir kali dia menyembah yang maha kuasa? Rasanya sudah lama sekali sejak kejadian itu, Rey sama sekali tidak mempercayainya lagi.

Dan Rey sadar betul, dia sudah terlalu jauh melangkah di kegelapan, apa mungkin tuhan akan mau menerimanya kembali?

Rey mengerjapkan matanya tersadar dari pemikiran nya sendiri, ia kembali melanjutkan makannya seraya melupakan pikirannya barusan.

Saat Rey menyelesaikan makannya Karin pun sudah selesai dengan ibadahnya.

"Kak, aku pulang yaa?" Tanya Fatma.

"Tunggu di depan, biar gue anterin" ucap Rey seraya menaruh piring kotor di wastafel.

Rey pun menyusul Fatma yang sudah lebih dulu keluar, setelah ke parkiran Rey menjemput Fatma di depan apartemen nya.

Mereka pun kembali berada di dalam satu mobil menuju rumah Fatma, ntah kenapa Fatma merasa masih trauma dengan kejadian tempo lalu.

"Omong omong, lo sedeket apa sih sama Karin?" Tanya Rey tiba tiba membuat Fatma menoleh ke arahnya.

"Dibilang deket banget sih enggak, soalnya aku baru ketemu dia lagi setelah pisah 3 tahun, dan aku juga gak tau apa yang terjadi sama dia selama 3 tahun itu, jadi bisa di bilang aku cukup dekat sama Karin, emangnya kenapa kak?"

"Penasaran aja sih" ucap Rey. "Terus menurut lo, Karin itu orangnya gimana?" Tanya Rey lagi.

"Ciee kayaknya kakak serius ya suka sama Karin?" Tanya Fatma setengah menggoda, namun Rey tetap mempertahankan ekspresi datarnya.

"Jawab aja"  sahutnya

"Karin itu?? Baik sih, polos dan dia sebatang kara, jadi kalo kakak mau sama dia, aku cuma pengen kakak melepaskan diri dari perbuatan kakak yang gak baik, karna aku gak mau Karin kena imbasnya" tutur Fatma menatap ke depan dengan kosong.

Entahlah dia tiba tiba mengingat masa kelamnya. Dan seseorang yang membuatnya menjadi sosok yang tidak dia kenali.

"Gue paham" Fatma tersadar saat Rey menyahut.

"Maksud kakak?" Tanya nya merasa kurang jelas dengan ucapan Rey.

"Ya gue paham, lo gak mau Karin kenapa napa kan?" Tanya Rey yang diangguki Fatma.

"Gue akan berusaha untuk berubah, tapi gue minta tolong sama lo Fat, tolong bantu gue dapetin dia" pinta Rey

"Kalo aku gak mau?"

"Lo gak lupa kan? Buku dekil lo masih sama gue?"

"Kakak ngancem aku?" Tanya Fatma tak habis pikir.

"Kalo iya kenapa?" Alih alih menjawab Rey malah balik bertanya.

"Oke, kalo itu mau kakak, besok kita ketemu jam pulang sekolah buat ngomongin ini, karna ada beberapa peraturan yang akan aku ajuin ke kakak" ucap Fatma sebelum turun karna mobil sudah berhenti di depan rumahnya.

"Oke gue bakal tunggu besok di taman belakang sekolah"

***

Wake Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang