"Udah aku priksa, dan jawabannya... Sudah banyak yang benar tapi, maaf kak cuma 7 soal yang isinya bener"
"Terus gimana?" Tanya Raihan.
"Ya gagal lah, aku kan mintanya lebih dari 7, dan jawaban kakak pas pasan banget, tapi kakak gak usah khawatir, masih banyak kok soal soal yang lain, kakak boleh mencobanya lagi lain kali, oke hari ini stop sampe sini dulu deh, dan kalo aku perhatiin sebenernya kakak itu bisa kok ngisi soal soal ini dengan mudah, tapi entahlah, there something did to you maybe" celoteh Fatma lagi yang membuat Raihan tercenung.
Bagaimana mungkin Fatma bisa berpikir ke arah sana?
Raihan menggeleng mengenyahkan pemikiran negatifnya "ah mungkin lo asal nebak aja. Gue gak sejenius elo kok,"
"Oh ya?" Fatma menatap Raihan dibalik kacamatanya tak percaya.
"Iyalah ngapain nilai gue sejelek itu kalo gue jenius" sanggah Raihan
"Bener juga" ucap Fatma. "Yaudah Kak, aku mau pulang dulu" lanjutnya seraya membereskan barang barangnya.
"Gue anter" ucap Raihan tak mau dibantah.
"Nggak usah kak, aku mau naik bis aja" ucap Fatma yang sudah membereskan barangnya kedalam tas yang kini ia selempang kan dibahu kanan nya.
"Gue gak suka penolakan" ucap Rai sedikit memaksa.
"Terserah kakak deh" ucap Fatma menyerah.
***
Diperjalanan Raihan mendadak teringat perjanjian nya dengan pelanggan nya, sial! Kenapa juga dia bisa lupa tadi.
Sekarang dia harus bagaimana? Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, Sedangkan disebelahnya masih ada Fatma yang fokus menatap jalanan dari jendela samping.
Raihan terpaksa memutar kemudinya ke arah lain membuat Fatma terheran heran
"Kok kesini kak? Rumahku kan bukan lewat sini"
"Gue mau ke suatu tempat dulu sebelum ngenterin lo, gak papa kan?" Fatma pun hanya mengangguk mengiyakan dan kembali menatap jalanan yang cukup padat padahal sudah hampir jam 10 malam.
2 jam kemudian Raihan baru keluar dari kemacetan karna ada kecelakaan lalu lintas. Hingga sampailah mereka di komplek tak terpakai tempat rumah perkumpulan berada.
"Lo tunggu di sini, gue mau ambil sesuatu ke dalem, dan jangan coba keluar ok?" Fatma mengangguk meskipun tidak mengerti kenapa Raihan begitu mewanti wantinya.
15 menit berlalu Raihan masih belum juga keluar dari rumah besar yang gelap itu, apakah terjadi sesuatu didalam? Fatma mendadak panik apalagi melihat keadaan sekitar yang gelap dan sepi, teriak pun tidak akan ada yang datang.
Fatma pun menghitung dalam hati dari satu sampai sepuluh, dan Raihan masih belum juga menunjukkan tanda tanda akan kembali.
Dengan modal nekat Fatma pun keluar dari mobil dan berjalan perlahan mendekati rumah tersebut, sayup sayup dia bisa mendengar percakapan dua orang pria yang Fatma tau salah satunya adalah Raihan.
"Apa yang terjadi?" Itu suara Raihan
"Gawat bang, Rio bocorin rahasia kita, bang Kalvi udah hubungin gue tadi, Si bangsad itu nyerah sama polisi dan milih bocorin markas kita.. dalam waktu dekat gue yakin mereka akan dateng kesini Bang" itu adalah lawan bicara Rey yang Fatma yakin masih kecil jika di lihat dari bayangannya yg pendek dan suaranya. Sekitar 15 tahunan
"Sialan! Pindahin barang baramg sekarang juga, ke markas 2, sekarang gue ada transaksi, gue harap lo bisa diandelin Tyo,"
"Gue akan berusaha bang" ucap pria bernama Tyo patuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up!
Teen FictionSeperti daun daun yang terjatuh karna angin musim gugur.. Bukan untuk berakhir sia sia di tanah, melainkan untuk tumbuh menjadi pohon yang baru Begitulah kehidupan.. *** Jadwal update random Jadi pantau saja terus ok?