21

29 0 0
                                    

Karin terbangun dengan badan yang terasa remuk, ia tersentak saat menyadari keadaan nya yang tidak mengenakan sehelai benangpun dibalik selimut nya, Karin meraba bagian perutnya yang terasa berat, sebelum kembali terkejut saat mendapati tangan orang lain disana.

Tiba tiba saja ingatan kejadian semalam kembali berdatangan menghinggapi kepalanya. Tentang ia yang ke club karna ingin menghilangkan sakit hatinya, tentang dirinya yang mabuk berat dan kepanasan setelah menerima minuman dari pria asing kemudian Rey datang menolong nya dan ia berakhir dengan Rey yang tertidur dalam keadaan yang sama dengannya.

Karin ingin sekali menangisi kemalangan nasibnya. Namun ia menahannya karna tak ingin membangunkan pria disampingnya,
Dengan perlahan Karin pun menyingkirkan tangan Raihan dan bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Ia menyalakan shower dan berdiri di bawahnya membiarkan air mengalir membasuh tubuhnya yang penuh tanda kepemilikan dari Raihan. Jangan bertanya ia tau dari mana sebab di depannya terdapat cermin besar yang memperlihatkan sekujur tubuhnya.

Kali ini Karin tidak menahan diri lagi, ia menangis dibawah guyuran air dingin tanpa isakan. Ia terduduk lemas dengan memeluk lututnya

Tak pernah ia duga ia akan kehilangan kehormatan nya dengan cara seperti ini. Padahal ia sudah menjaganya selama 16 tahun ini untuk ia persembahkan pada pria yang ia cintai. Tapi hatinya kembali teriris mengingat pria yang di cintainya bahkan tidak pernah menganggap keberadaan nya sebagai wanita

Karin benar benar benci hidupnya.

***

Raihan terbangun saat tangannya tidak merasakan keberadaan Karin disampingnya. Namun suara air di kamar mandi menyandarkan nya bahwa Karin sedang berada di kamar mandi.

Raihan pun meraih pakaiannya yang berserakan di lantai dan memakai nya dengan cepat. Sebelum bergegas keluar kamar menuju dapur, namun langkahnya terhenti saat melihat Stiv yang dengan santainya tiduran di sofa.

"Lo ngapain di sini?" Tanya Raihan sambil lalu

"Anjir..gak ada basa basinya banget emang, gue abis ngecek markas dan mau numpang istirahat bentar" ucap stiv yang berjalan ke kamar raihan, namun raihan buru buru mencegahnya.

"Jangan stiv" larang Rey

"Wah wah.. ada apa nih? Lo main ama cewek re?" Tanya Stiv namun Rey tidak menjawab apapun.

"Anjir serius lo re? AKHIRNYA LO MAU ML LAGI SAMA CEWEK, PADAHAL GUE KIRA LO UDAH BELOK"

PLAK

"Bangsat sembarangan kalo ngomong" umpat Rey tak terima setelah menggeplak Stiv dengan sadis.

"By the way, siapa cewek beruntung itu? Karin?" Tanya Stiv

Rey kembali diam tak menjawab sepatah katapun.

"Buset dah lo beneran suka ama dia ya Re, terus dia lagi ngapain sekarang? Mandi apa masih tidur?" Tanya Stiv dengan kekepoannya yang menyebalkan.

"Mau tau aja lo. Udah sana mending lo istirahat di apart lo aja," ucap Rey

"Yee ngusir?" Rey hanya mendelik tajam "iyeiye gue cabut nih" ucap Stiv yang mengerti arti lirikan ancaman dari Rey.

Sepulang Stiv Rey menyelesaikan acara membuat sarapan nya dan bergegas ke kamar untuk mengecek kondisi karin.

Suasana kamar masih sama, artinya Karin masih di kamar mandi, apa memang mandi perempuan selama ini? Sejak kapan karin di kamar mandi? Tiba tiba sebuah pemikiran menyentak logika Rey, membuatnya buru buru menggedor pintu kamar mandi dengan cemas luar biasa

"Rin.. karinnn.. lo gak papa kan?" Ucap Rey agak berteriak

Hening tak ada jawaban.. hanya terdengar suara air yang mengalir dari shower.

Dengan sekuat tenaga Rey akhirnya mendobrak pintu kamar mandi hingga terjeplak dengan mengenaskan.

Barulah Rey bisa melihat betapa menyedihkannya keadaan Karin yang terbujur kedinginan dibawah shower entah sudah berapa lama.

"Rin.. bangun rin, lo masih hidupkan ?" Rey menepuk nepuk pipi karin dengan panik.

Tak mau membuang waktu Rey pun segera menggendong Karin sebelum membaringkannya di kasur, entahlah tapi hati Rey teriris melihat kondisi karin yang pucat dan kulitnya sedingin es, ia buru buru mengambil pakaian miliknya di lemari dan memakaikannya pada Karin dengan susah payah. Karna karin yang sudah tak sadarkan diri.

Setelah itu Rey menyelimuti Karin dan ia mengarahkan tangannya ke hidung Karin
Dan ia mendesah lega saat merasakan napas Karin yang berhembus pelan kejari jari tangannya.

"Syukurlah lo gak papa" gumam Rey.

"Lo kenapa sih Rin? Kayanya lagi banyak masalah? Apa mungkin ini salah gue semalem? Gue minta maaf Rin, gue salah karna ngikutin kata hati gue" ucap Rey pelan namun itu benar benae tulus ia ucapkan karna merasa bersalah.

Tangannya meraba pelan wajah Karin dari mulai kening mata hidung bibir kemudian turun ke leher tepat ke arah tanda yang dibuat Rey semalam.

"Mulai saat ini, Lo milik gue Karin" ucap Rey dengan mata yang menatap serius ke arah tanda kepemilikan nya

***

Karin terbangun dan menatap sekeliling nya dengan bingung, sebelum kesadaran kembali menyentaknya dan memberitahunya dimana dia sekarang. Apartment Rey. Mana mungkin Karin lupa kamar ini, kamar yang menjadi saksi dari kebodohannya semalam.

"Lo udah bangun?" Suara itu membuatnya menoleh ke asal suara dan matanya bisa melihat Rey yang duduk di samping ranjangnya dengan senyum yang jarang ia perlihatkan pada orang lain. Senyum tulus dan bukan senyum miring seperti biasanya

Tapi Karin tidak tersanjung sama sskali, yang ada dia ingin sekali menampar Rey dengan tangannya, namun sekuat tenaga ia menahannya karna dia sudah memikirkan cara yang tepat untuk membalaskan dendamnya.

"Lo baik baik aja kan rin? Maaf soal semalem-gue--" rey tidak sempat menyelesaikan kata katanya saat Karin menyela dengan lemah

"Udahlah Rey, gue gak papa kok" Karin meringis saat perutnya terasa lapar.

"Lo laper? Bentar gue bawain makanan dulu" ucap Rey dan bergegas keluar kamar kemudian kembali dengan nampan yang penuh dengan makanan.

"Nih.. dimakan ya, abis itu kita bicara" ucap Rey dan Karin pun memakan makanan itu tanpa banyak membantah.

Setelah Karin menyelesaikan makannya, Rey kembali duduk di samping Karin yang berbaring di kasur, ia meremas kedua tangannya gusar sebelum memberanikan diri menanyakan pertanyaan paling penting saat ini.

"Gimana perasaan lo sekarang Rin?" Tanyanya.

***

Wake Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang