19

13 0 0
                                    

Keesokan harinya Rey sudah menunggu Fatma ditaman belakang.

Dan 15 menit sejak bell berbunyi Fatma belum juga muncul. Kemana anak itu? Rey merogoh buku bersampul biru di kantong celananya dan hendak membukanya sebelum ada suara familiar yang memanggil nya, dengan segera Rey pun menaruh buku itu kembali ke saku celananya.

"So mana peraturan itu?" Tanya Rey to the point

Sementara Fatma terlihat masih mengatur napasnya yang bersahutan.

"Oke, bentar kak" Fatma merogoh saku seragamnya dan mengeluarkan kertas putih yang sudah tertulis beberapa peraturan untuk Rey. Fatma pun menyerahkan kertas tersebut pada Rey

Rey tampak mengerutkan keningnya saat membaca beberapa point di kertas itu

"Peraturan selama perjanjian berlangsung

Raihan Sebastian sebagai pihak pertama.
Fatma Zanuardy sebagai pihak kedua.

Berikut beberapa aturan untuk pihak pertama:

1.) Pihak pertama boleh menyimpan buku diary pihak kedua, asal tidak membacanya sampai perjanjian berakhir
2.) Tidak ada minuman keras
3.) Tidak ada rokok
4.) Tidak ada balapan
5.) Tidak ada bolos sekolah

Berikut aturan untuk pihak kedua:
1.) Pihak kedua akan membantu pihak pertama untuk mencapai target yang dijanjikan
2.) Pihak kedua tidak boleh berhenti membantu pihak pertama dalam pencapaian sebelum perjanjian dinyatakan berakhir
3.) ...

Buset dah gak ada rokok? Minum? Lo mau bunuh gue?" Protes Rey tak setuju dengan peraturan yang Fatma ajukan.

"Itu demi Karin" ucap Fatma membuat Rey bungkam seketika

"Terus lo apaan? Enak banget cuma bantu bantu doang" ucapnya

"Itu aku sediain yang kosong buat kalo kakak mau nambahin" pungkas Fatma.

"Hmm, btw lo tau dari mana gue suka balapan dan sejenisnya?" Tanya Rey heran. Pasalnya dia tidak pernah bercerita yang demikian pada gadis itu.

"Jangan ngeremehin aku kak, aku tau meskipun kakak gak ngasih tau aku" ucap Fatma membuat Rey terdiam, oke seperti nya Rey harus waspada pada gadis lugu itu mulai sekarang.

"Oke kalo gitu aturannya gue tambah satu, lo gak boleh ngadu ke bokap gue soal apapun yang lo tau" ucap Rey sedikit berbisik.

"Deal" ucap Fatma.

Hari itu adalah awal semuanya, awal dari perjalanan hidup Fatma Rey dan Karin dalam satu cerita yang akan membawa mereka entah ke akhir yang mana.

***

Seorang gadis terlihat menghentikan ketikan nya pada laptop putih kesayangan nya. Jari jari lentiknya meraih secangkir kopi yang selalu setia menemani nya setiap kali dia menulis.

Setelah itu dia menaruh Kembali kopi itu di tempat semula. Tiba tiba Telpon berdering nyaring memecahkan keheningan ruangan itu.

"Halo?" Sapanya pada si penelpon

Jam menunjukkan pukul 00.24 malam. Siapa orang gila yang berani menerornya jika bukan

"Mi, mana cerita yang lo janjiin? Gue pusing nih di teror perusahaan buat ngedit cerita lo" tanpa basa basi si penelpon dengan seenak udelnya mengatakan hal itu.

"Heh kampret! Di rumah lo gak ada jam ya? Atau lo yang katarak? Lo pikir gue gak tau? Ngapain pake telpon malem malem segala, ganggu aja" kesal si gadis.

Terdengar suara tawa renyah di sebrang sana.

"Lo buka pintu deh, gue di depan kontrakan" ucap suara itu.

Wake Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang