Fatma sungguh tidak mengerti situasi apa yang tengah dihadapi nya sekarang, dia tiba tiba mendapat informasi dari gurunya untuk membantu siswa yang nilainya menurun, hingga sampailah Fatma di rumah megah ini, Rumah Wijaya Sebastian dan yang paling membuat nya terkejut adalah disana ada kakak seniornya sedang menatap datar ke arahnya berbeda dengannya yang benar benar kaget.
"Lo ngapain disini?" Ucap Si kakak senior yang Fatma tidak tahu namanya itu.
"Dia akan menjadi pembimbing kamu dalam memperbaiki nilai nilai kamu Tian" Fatma tidak sempat berbicara karna Pak Wijaya sudah lebih dulu menjawab pertanyaan Kaka seniornya yang dipanggil Tian itu. Jadi namanya Tian?
"What??!" Ucap Raihan tak percaya. "She's my junior, are you sure about what you say?" Protes Raihan
"Jangan meremehkannya Tian, meskipun dia masih kelas 10 tapi IQ nya lebih baik daripada kamu, dia bahkan sudah mempelajari mata pelajaran kelas 3 dan gurunya pun kebingungan harus mengajarkan apa padanya, sudah kamu tidak usah protes, mau tidak mau Fatma yang mulai sekarang akan mengajari kamu, mengerti?" Ucap Ayahnya.
"What the fuck!" Umpatnya."Never!" Tolaknya mentah mentah hendak pergi sebelum tiba tiba ucapan ayahnya kembali terdengar
"Oh jadi kamu mau di kirim ke asrama hm?" Tanyanya dengan nada rendah.
"Terserah" ucap Rey hendak melanjutkan langkahnya namun kali ini dia tidak bisa melanjutkan langkahnya saat ayahnya kembali bersuara
"Kalo gitu, Gadis di apartment kamu yang akan nerima akibatnya, kalau kamu masih nolak keputusan papa"
Brengsek! Dasar pemaksa.
Entahlah Raihan tidak sanggup kembali protes setelah mendengar Karin yang akan jadi sasaran empuk ayahnya. bukan karna dia menyukai gadis itu, tapi Raihan hanya tidak ingin orang lain kembali menjadi korban keegoisan ayahnya. Sudah cukup ibunya dan Angel yang dipermainkan ayahnya, jangan ada lagi. Jangan Karin
Raihan masih mematung membelakangi ayahnya dan Fatma. Sampai tiba tiba dia berbalik dan mengucapkan "well.. you win" setelah itu Raihan melanjutkan langkahnya pergi dari Mension ayahnya dengan perasaan marah bahkan benci yang tidak bisa dibendung.
Fatma yang menyaksikan hal tersebut hanya bisa terdiam merasakan dua aura yang sama sama menyeramkan.
Ternyata istilah like father like son itu memang benar benar nyata adanya.
"Maafkan sikap anak saya nak Fatma," ucap pak Wijaya tersenyum menyesal atas kelakuan anaknya.
Fatma pun tersenyum sungkan "ehh iya om, gak papa fatma ngerti kok om" ucapnya
"Yasudah dimakan sarapannya, saya harap kamu bisa sabar saat mengajarinya nanti, om benar benar berharap kamu bisa membuat anak om menjadi seperti Raihan yang dulu" ucap Pak Wijaya dengan mata yang menerawang jauh kebelakang.
Fatma bisa melihat bahwa ada sorot penyesalan dimata kelam itu. Namun Fatma tidak tau apa yang membuatnya menyesal. Fatma juga bukan type orang yang mau repot mengurusi orang lain jika bukan orang itu sendiri yang memintanya untuk ikut campur.
"Fatma akan berusaha semampu Fatma Om" ucap Fatma membuat pria setengah baya itu tersenyum teduh.
"Terimakasih nak, ternyata Ady telah berhasil mendidik mu dengan baik" ucap Pak Wijaya yang hanya dibalas senyum tipis oleh Fatma.
***
Raihan melajukan mobilnya dengan pikiran yang terus tertuju pada gadis yang saat ini ada di apartemen nya. Semoga saja tidak terjadi sesuatu yang buruk padanya.
Seharusnya Raihan tidak pernah melibatkan Karin. Seharusnya Raihan tidak pernah membawanya ke apartemen, sial! Ini memang kesalahan nya-- tidak tapi kesalahan si tua bangka itu! Jika terjadi sesuatu dengan Karin Raihan tidak akan pernah memaafkan ayahnya sampai kapanpun.
Sesampainya di apartemen Raihan tidak sempat memasukan mobil ke bagasi, dia menyuruh petugas keamanan untuk membawakan mobilnya, sedangkan dia sudah berada di lift menuju unit miliknya.
Tak lama kemudian lift terbuka menunjukkan pintu bernomor 1999 secepat kilat Raihan memasukan key card ke sisi pintu dan pintu pun terbuka otomatis, memperlihatkan situasi apartemen yang bersih dan rapi, seperti tidak ada orang didalamnya.
Kemana gadis itu?
Jangan sampai...Raihan melangkah memasuki Apartemen nya dengan langkah terburu buru ia melihat setiap sudut dari mulai dapur, ruang tengah, namun Karin tidak terlihat disana, sampai saat dirinya membuka kamar pribadinya barulah ia bisa menghela napas lega, Karin ada didalam.
Dia tertidur di kasur king size nya dengan mengenakan kemeja kebesaran miliknya. Benar benar pemandangan yang tidak baik untuk Raihan yang merupakan laki laki sejati. Mau tidak mau Raihan pun kembali menutup pintu dan memutuskan untuk diam di ruang tengah sambil memainkan handphone nya, tiba tiba saja seseorang memiting lehernya dari belakang.
"Lepasin gue Stiv! Lo mau bunuh gue ya" Raihan yang sudah tau kebiasaan sahabatnya tidak menanggapi Stiv yang sekarang cengar cengir macem orang gila kabur dari rumah sakit.
"Woy Re.. akhirnya lo gak numpang di rumah gue lagi ya?? Gue turut seneng sama apartemen baru lo. Btw gimana kalo kita adain pesta disini?" Ucap Stiv seraya mencomot cemilan yang ada di atas meja dengan wajah tanpa dosa nya.
"Males" ucap Raihan masih sibuk dengan ponselnya.
"Ayo dong Re.. undang yang deket aja, gue lagi butuh hiburan nih" ucap Stivo dengan wajah yang mendadak lesu.
"Lo kenapa? Diputusin?" Tanya Raihan yang tidak benar benar ingin tahu.
"Anjir lo! Kok bener sih" ucap Stiv seraya menempeleng Raihan. Yang di balas pelototan.
"Kemarin tuh gue nyari lo Re, makanya gue kepaksa mengabaikan cewek gue si Sherin, lo tau? Yang Primadona Campus itu..abis itu dia ngajak putus Re. Anjir emang ye, harusnya lo tuh bersyukur Re, dapet sahabat yang lebih mentingin lo daripada ngabisin waktu sama ceweknya," ucap Stiv mulai berceloteh membanggakan dirinya lagi. Raihan hanya mendengus
"Lagian siapa suruh lo nyari gue sih? Emang gue bocah apa"
"Yah elo mah bukannya bersyukur malah kek gitu, pokoknya gue sedih sekarang, mau adain pesta dadakan" ucap Stiv yang tidak terlihat sedih sama sekali.
Seriously? Mana mungkin player kaya dia bisa sedih kehilangan satu cewek. Sampe kera lahir dari manusia pun itu tidak akan pernah terjadi, tidak akan.
"Muka lo bahagia gitu, ogah ah gue males ngotorin apartemen baru gue" ucap Raihan seraya menyetel play station miliknya yang baru.
"What the...? Sejak kapan apartemen lo serapi ini?! Lo punya jin peliharaan?" Tanya Stiv yang baru menyadari keadaan sekitar yang rapi dan bersih.
"Eh buset mulut lo kebiasaan Stiv! Kagak lah, peliharaan gue cuma si Candy" ucap Raihan dengan mata yang terfokus pada layar tv LED di depannya.
"Eh pe-ak lo pikir kucing angora macem si Candy bisa beresin nih apartemen? Impossible" protes Stiv seraya melihat lihat sekeliling dengan curiga.
"Itu lo pinter" sahut Raihan cuek.
"Jadi ada orang lain disini?" Tanya Stiv kini menoleh menatap Raihan yang tak menjawab pertanyaan nya sama sekali.
"Woy Re.. ngaku lo bawa siapa kesini? Pasti cewek ya? Siapa? Atau jangan jangan cleaning servis ye?" Celoteh Stiv sambil terbahak bahak sendiri.
"Berisik!" Protes Raihan.
Stiv hendak duduk disamping Raihan namun, tiba tiba saja terdengar suara pintu dibuka. Sontak saja Raihan maupun Stiv menoleh ke titik yang sama, dimana seorang gadis dengan wajah bangun tidurnya yang imut menatap mereka dengan bingung.
How sexy she is?
"Sialan Stiv! Jangan diliat" ucap Raihan seraya melempar bantal sofa ke wajah Stiv tanpa perasaan.
Karin yang baru menyadari keadaan pun menjerit histeris dan kembali masuk ke kamar Raihan.
***
Tbc?
Kalo lo jadi karin, gimana ekspresi lo ?😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up!
Teen FictionSeperti daun daun yang terjatuh karna angin musim gugur.. Bukan untuk berakhir sia sia di tanah, melainkan untuk tumbuh menjadi pohon yang baru Begitulah kehidupan.. *** Jadwal update random Jadi pantau saja terus ok?