13

10 0 0
                                    

Raihan melempar pandangan nya pada siswa yang berhamburan keluar kelas, seperti nya bell pulang sudah berbunyi sejak Raihan asyik membaca Diary Fatma tadi.

Dia pun menutup Diarynya dan tidak melanjutkan aktivitas nya melainkan segera membereskan barang barangnya sebelum kemudian keluar dari sana.

Raihan berjalan menuju kelas 10 IPA 1 yang diketahui sebagai kelas Fatma. Rai menatap satu persatu murid yang keluar dari sana, sampai salah satu gadis yang sangat dikenalnya pun keluar. Bukan Fatma tapi Karin

"Hei Kak. Eh Rey" sapanya ceria seperti biasa.

"Yo" balas Rey

"Nungguin siapa Rey?" Tanya Karin lagi.

"Oh gue lagi nunggu seseorang dibelakang lo" Sontak saja Karin menoleh dan menemukan Fatma berdiri dibelakangnya.

"Fatma? Emang Rey ada urusan apa sama temen aku?" Karin menatap Fatma yang menunduk dan Rey bergantian dengan heran.

"Ada deh, lo mau ikut?" Tawar Rey. Bukan tanpa alasan Rey mengatakannya, dia sengaja agar tidak harus berduaan saja dengan si idiot Fatma.

"Emang boleh kak?" Tanya Karin antusias.

Raihan mengangguk mengiyakan.
"Kenapa enggak?"

"Yaudah aku ikut ya Rey..." dan selanjutnya Fatma dan Karin berjalan beriringan di depan Raihan menuju gerbang sedangkan Raihan keparkiran untuk mengambil mobilnya.

Diperjalanan Fatma sama sekali tidak banyak mengeluarkan suara. Dia hanya jadi pendengar percakapan antara Karin dan Raihan sedari tadi. Sesekali keduanya tertawa tawa dan Fatma hanya tersenyum saja karna tidak mengerti bagian mananya yang lucu. Ntahlah mungkin Fatma tidak memiliki selera humor sebagus Karin, bisa dibilang Fatma adalah gadis yang membosankan.

"Btw gue baru tau lo sekelas sama Fatma" ucap Rai jujur.

"Oh masa sih Rey? Iya aku sekelas sama Fatma, jadi dulu tuh Fatma temen SD aku sebelum dia pindah ke kota ini, iya kan Fa?" Tanya Karin meminta persetujuan.

"Eh iya kita temen SD" ucap Karin sedikit tergagap karna kaget mendapat pertanyaan dadakan tadi. Untung saja dia tidak terlalu larut dalam pikirannya hingga masih bisa menjawab dengan benar.

"Gitu ya?" Ucap Rai singkat

"Iya Rey, tau gak Fatma tuh dulu lucu banget tau, masa nangis gara gara Balon nya pecah, padahal itukan cuma balon biasa" celoteh Karin mulai bercerita

"Karin" tegur Fatma yang sungguh malu. Jangan sampai Karin menceritakan moment itu, Karin hanya tidak tau saja bahwa balon itu pemberian terakhir ibunya sebelum meninggalkan Fatma selama lamanya.

Jika Karin tau Fatma yakin dia tidak akan mengatakan "itu hanya balon biasa" karna bagi Fatma itu balon yang paling istimewa.

"Iyaiya maaf abis kamu lucu sih Fa.. oh iya Rey nanti aku gak bisa lama lama gak papa? Soalnya aku ada kerja part time"

"It's oke" ucap Raihan sebelum kemudian mobil memasuki parkiran apartemen Raihan yang luas. Ketiganya pun bergegas turun dan memasuki lift menuju lantai apartemen Raihan berada.

Sesampainya di apartemen, Fatma dan Karin masuk terlebih di susul Raihan yang kemudian berlalu ke dapur mengambil sesuatu.

Sedangkan Fatma dan Karin terduduk di sofa ruang tengah sambil menunggu Raihan kembali.

Tak lama kemudian Raihan pun kembali dengan beberapa cemilan diatas baki dan juga minuman dingin berwarna orange.

"Nih diminum dan dimakan dulu, gue mau ganti baju" ucap Raihan sebelum berlalu ke kamarnya meninggal Fatma dan Karin bersama makanan yang dibawanya.

Wake Up!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang