Raihan terbangun dengan tubuh yang terasa ngilu dimana mana, ah ini pasti bekas duel dengan si brengsek Sebastian semalam.
Dia berada dikamar nya yang sudah lama sekali tidak dia tempati sejak kabur ke apartemen Stiv, disinilah semua kenangan manis dan buruk terjadi dalam hidupnya, bayangan Raihan kecil yang bermanja manja dengan ibunya bisa Raihan lihat disana seperti sedang menyaksikan film lama.
Flashback
saat usianya masih 5 tahun Raihan berbaring di pangkuan ibunya, sedangkan ibunya mengusap rambutnya penuh kasih sayang. Kemudian ibunya bertanya"Tian, kalau sudah besar ingin menjadi apa?" Tanyanya lembut seperti seorang ibu pada umumnya.
"Tian ingin menjadi seperti Ayah ma" jawab Raihan kecil yang polos.
Ibunya berhenti mengusap rambut Raihan sejenak "kenapa Raihan ingin seperti ayah?" Tanya ibunya lagi kemudian melanjutkan usapannya
"Karna Ayah sangat keren ma, dia punya banyak pengawal dan banyak uang, aku juga ingin banyak uang" sontak saja ibunya tertawa mendengar jawaban lugunya.
Itulah Raihan kecil yang masih tidak mengerti urusan orang dewasa, ia tidak mengerti bahwa kebahagiaan bukanlah dilihat dari harta dan kekuasaan.
Lalu tahun demi tahun berlalu begitu cepat, Raihan tumbuh menjadi anak remaja yang pintar, dia rajin belajar karna ingin seperti Ayahnya, setiap tahun dia selalu berhasil mendapatkan peringkat pertama, namun semuanya berakhir saat dirinya mulai paham urusan orang dewasa, awalnya tanpa sengaja dia mendengar pertengkaran ayah dan ibunya dimalam hari, kemudian pertengkaran itu semakin sering terjadi membuat Raihan yang semula tak paham mulai paham bahwa ayah dan ibunya tidak pernah saling mencintai seperti yang terlihat, mereka menikah karna bisnis semata, selain itu ayahnya adalah seorang casanova yang gemar bergonta ganti wanita, berbeda dengan ibunya yang punya type setia (kepada orang yang dicintainya) dia sudah memiliki kekasih sebelum menikah, lalu setelah menikah dia masih mempertahankan hubungan nya, karna sejak awal keduanya bersepakat tidak akan mempunyai anak dan akan bercerai suatu saat nanti, namun takdir berkata lain saat Ayahnya datang dalam kondisi mabuk berat dan menghamili ibunya. Sejak dirinya ada di tengah tengah mereka semuanya mulai berubah kacau, Ibunya diputuskan oleh kekasihnya dan merasa bahwa itu adalah kesalahan Ayahnya, dia berniat menggugurkan bayi dikandungannya namun hal itu dicegah oleh Ayahnya karna walau bagaimanapun anak dikandungan istrinya adalah calon pewaris sah harta kekayaan nya kelak. Maka mereka kembali melakukan kesepakatan agar Ibunya tidak menggugurkan bayi itu yang notabene adalah Raihan, Hingga saat bayi mungil laki laki yang lucu itu terlahir Ibunya yang awalnya berniat menggugurkan bayi itu menjadi jatuh cinta pada sosok mungil dipelukannya, hingga dia yang sepakat bercerai setelah Raihan lahir pun meminta perpanjangan sampai Raihan berusia15 tahun, dan benar saja saat usia Raihan menginjak 15 tahun dunianya seperti dijungkir balikkan, sesuatu yang pada awalnya terasa sempurna pun menjadi berantakan saat ibunya diceraikan oleh Ayahnya, meskipun berat ibunya tetap harus rela meninggalkan Raihan sesuai kesepakatan hak asuh akan diambil oleh Ayahnya, hingga malam terburuk dalam hidup Raihan terjadi, ibunya pergi meninggalkan nya bersama mantan kekasihnya.
Sejak saat itulah Raihan yang rajin berubah menjadi pembolos, urakan dan susah di atur. Dia tumbuh menjadi sosok yang tertutup dan dingin kepada orang orang disekitar nya, dia tidak lagi berkeinginan menjadi seperti Ayahnya yang brengsek. Dia hanya dia bukan ayahnya atau ibunya
Flashback off
Raihan mengerjap pelan, sialan! untuk apa dia kembali mengingat nya. dia meraih ponselnya di nakas dan mendapat banyak notif dari orang orang yang 'membutuhkan' nya.
Re lo kemana? Gue denger lo berantem sama Bima gara gara karin.. gile baru kali ini Raihan peduli sama cewek, ada apa gerangan? Lo gak salah minum kan wkwk
-Stivo Raihan jadi teringat dengan gadis itu, sedang apa dia di apartemennya sekarang?Raihan kembali membaca pesan yang lain. Melupakan gadis itu sejenak, btw memangnya sejak kapan dia memikirkan Karin? Sialan! Seperti nya dia mulai eror gara gara bogeman si tua bangka itu.
Woy Re? Mau ke apartemen gue kaga? Atau ke apart lo yang baru? Gue harap ke tempat lo sendiri deh, lo tau kan gue butuh privacy 🤭
-Stivo cih, dia pasti bawa cewek barunya.Anjay WhatsApp gue kagak ada yang di bales, gue curiga lo udah membusuk jadi bangke terus dimakan kucing
-Stivo Tai lo Stiv! Malah nyumpahin sahabat sendiri.Oi REHAN SEBASTIAN LO BENERAN MATI HAH?
-Stivo Raihan tersenyum geli dan tidak membalas satupun pesannya, dia hanya menanggapi dalam hati sebelum membaca pesan yang lain.Gue butuh barang besok lusa
-C2Ada kagak barangnya??
-C2Gue tunggu sampe besok kalo lo kagak bales gue nyari ke yang lain
-C2Sekarang barulah Raihan mengetik balasan untuk pelanggan keduanya.
Ok, ntar lusa gue kirim ditempat xxx jam 1 malem
-ReysSetelah itu barulah Raihan menyimpan ponselnya dan bergegas ke kamar mandinya.
10 menit berlalu dia keluar dengan badan yang sudah terlihat lebih segar dari sebelumnya meskipun luka lebam itu tetap menghiasi wajah tampannya. Dan lagi ada luka robek sedikit di ujung bibirnya tapi Raihan tidak terlalu peduli, baginya luka seperti ini sudah biasa bahkan dia pernah mengalami yang lebih parah dari ini, akan tetapi itu sudah ia nikmati sejak masuk ke dunia bawah (baca=kriminal). Menurutnya luka adalah hiasan pelengkap dalam hidup, karna seseorang belum benar benar hidup jika tidak pernah terluka, iya kan?
Setelah mengenakan pakaiannya yang berupa setelan kaos casual abu abu dipadukan dengan jeans hitam pendek selutut, simple memang tapi tetap saja wajah tampan nya itu membuat apa saja yang di kenakannya tampak keren. Tanpa mau berlama lama dikamar lamanya Raihan meraih kunci mobilnya dan hendak membuka pintu, belum sempat Raihan membuka nya pintu didepannya sudah lebih dulu dibuka dari luar.
"Den Rey, Tuan sudah menunggu di ruang makan untuk sarapan bersama" ucap seorang kepala pelayan yang sangat Raihan kenal. Tentu saja karna Marina adalah pekerja lama yang bekerja sudah sebelum Raihan lahir.
"Mbak Rina nggak kangen sama Rey?" Tanya Rey masih datar, namun tak bisa dipungkiri jauh didalam hatinya dia amat menyayangi wanita setengah baya di depannya.
Sontak saja wanita itu menyikut perut anak majikannya, menghilangkan kesan formal di awal.
"Gak usah lebay Den, baru juga sebulan gak ketemu. Tapi jujur mbak kangen sama Aden, Den Rey selama ini tidur dimana? Kenapa gak pernah pulang ke rumah lagi?" Seloroh mbak Rina seperti ibu yang menghawatirkan anaknya.
"Rey tidur di apartemen temen mbak, gak usah cemas gitu, Rey kan udah gede" ucap Raihan tersenyum manis walau hanya sebentar.
"Yaudah mbak, Rey kebawah dulu ya" tambahnya yang dibalas anggukan singkat oleh wanita setengah baya didepannya. Namun bukannya ke ruang makan Rey malah keluar dari mansion itu.
Ada banyak hal yang harus dia lakukan ketimbang berbasa basi dengan si tua bangka itu.
Namun belum sempat mencapai pintu kedua pengawal segera menghalanginya. Sial! Tua bangka itu memang ingin mencari gara gara dengannya. Berhubung masih pagi dan Raihan masih lebam lebam, dia juga sedang tidak ingin membuat keributan dipagi hari yang cerah ini. akhirnya Rai memilih mengikuti kemauan Ayahnya, itulah mengapa dia bisa sampai diruang makan ini, namun, apa yang ada di depannya benar benar membuat nya kaget, meskipun tidak mengubah ekspresi nya yang datar.
Raihan tidak habis pikir
Kenapa gadis itu bisa ada di sini?
***
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up!
Teen FictionSeperti daun daun yang terjatuh karna angin musim gugur.. Bukan untuk berakhir sia sia di tanah, melainkan untuk tumbuh menjadi pohon yang baru Begitulah kehidupan.. *** Jadwal update random Jadi pantau saja terus ok?