Fatma menatap setiap orang yang datang memasuki kelas, dia terlihat kebingungan seperti sedang menunggu seseorang, yap benar dia memang sedang menunggu teman nya Karin.
Dia dan Karin adalah teman lama, dulunya mereka hidup bertetanggaan, tapi sejak SMP orang tuanya mengajaknya pindah ke jakarta karna pekerjaan, sungguh sulit dipercaya kini mereka kembali satu sekolah bahkan satu kelas.
Karin adalah satu satunya orang yang mau berteman dengannya tak peduli betapa udik dan culun penampilannya Karin tetap berada disisinya bahkan disaat Fatma mengalami pembullyan dulu, Karinlah yang membantunya, dengan keberaniannya itu Karin melawan orang orang yang tega membully hingga merusak kacamata minusnya.
Untuk itulah ketika Karin tidak ada Fatma merasa telah kehilangan kepercayaan dirinya, dia takut kejadian dulu terulang lagi. Selain itu dia juga bukan orang yang mudah bergaul
Bell masuk berbunyi tanda kelas akan segera dimulai, namun Karin masih tidak menunjukkan tanda-tanda dia akan sekolah.
Itu membuatnya menghembuskan napas berat, jika memang Karin tidak masuk hari ini, mau tidak mau dia harus bisa menghadapi semuanya sendiri.
***
Dilain sisi, Karin terlihat menjalin jari jemari tangannya, mereka masih dalam perjalanan menuju sekolah. Namun, jam sudah menunjukkan pukul 7 lewat 15 menit. Mereka baru saja dari apartment Stiv untuk menukar mobil Raihan menjadi honda jazz putih, entahlah sepertinya Raihan memang menyukai warna putih.
"Lo yakin mau ke sekolah?" Tanya Raihan memastikan, terlebih jaraknya masih lumayan jauh dari sini, mungkin butuh sekitar 15 menit lagi untuk sampai itupun jika menggunakan kecepatan maksimal. Tapi Raihan tentu saja tidak bisa melakukannya disaat jalanan padat begini, itu akan merepotkan.
"Yakin, gak apa-apa terlambat.. asal nggak bolos" ucap Karin yang entah kenapa terasa seperti menyindir Raihan yang hobby bolos.
Tapi Karin tidak tahu tentang hal itu, jadi mustahil dia sengaja menyindirnya.
"Oke.. kalo gitu lo pake sabuk pengaman nya, gue mau ngebut" ucap Raihan setelah di lihatnya jalan mulai lengang.
"Siap laksanakan" ucap Karin ala militer
Raihan hanya mendengus sebelum kemudian mobil melesat dengan kencang seperti angin.
10 menit kemudian keduanya telah sampai dengan keadaan selamat sentosa.
"Huft.. akhirnya, hebat.. ini pertama kalinya aku dibawa kebut kaya lagi balapan" ceplos Karin yang kelewat girang.
Sontak itu membuat Raihan menoleh heran. Normalnya seorang gadis akan mengigil ketakutan saat dibawa kebutkebutan, apalagi tadi, Raihan benar benar melakukannya seperti kesetanan. Tapi Karin sama sekali tidak terlihat takut atau panik dan sebangsanya, dia malah terlihat senang? Benar benar aneh.
"Yaudah kak, kalo gitu aku turun duluan, semoga aja pak Sapto mau buka gerbangnya" ucap Karin sebelum ngacir ke tempat satpam bangkotan itu duduk santai dengan segelas kopi yang masih mengepul.
"Pak Sapto" teriak Karin membuat pria paruh baya yang baru saja meminum kopi kembali menyemburkan kopinya karna kaget.
"Aduh .. si neng ngagetin aja, untung gelasnya aman" ucap Pak Sapto.
"Ehehehe.. maaf pak, gak sengaja swear deh, ohiya pak tolong buka gerbangnya dong..." Ucap Karin masih mempertahankan cengiran nya
Pak Sapto terlihat menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 07.17
"Aduhh.. tapi ini udah telat neng, lagian si neng tumben kesiangan biasanya pagi terus" ucap pak Sapto
"Aduh pak ini kan pertama kalinya aku kesiangan, jadi boleh ya? Please kasian tuh temen aku nunggu.. ayo dong pak ya ya ya?" Ucap Karin dengan kedua tangan yang menyatu di depan dadanya. Seperti orang yang sedang memohon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wake Up!
Teen FictionSeperti daun daun yang terjatuh karna angin musim gugur.. Bukan untuk berakhir sia sia di tanah, melainkan untuk tumbuh menjadi pohon yang baru Begitulah kehidupan.. *** Jadwal update random Jadi pantau saja terus ok?