Aku terbangun dan sudah mendapatkan pemandangan seseorang tengah memakai dapurku, padahal seingatku semalam tak ada yang menginap. Apalagi seorang itu adalah perempuan tinggi yang berbalut apron pink.
Tak mungkin jika itu kekasih Jimin kan? Aku mengenal Seulgi, tapi ia tak sekurus itu dan satu-satunya yang memiliki pinggang sekecil itu adalah Chaeyoung. Apa mungkin dia Chaeyoung? Tapi, bagaimana dia masuk?
"Ehm." Aku membersihkan tenggorokanku sekaligus menyita perhatiannya.
"Kau sudah bangun Seokjin-sii?"
Ternyata benar dia Chaeyoung, dia berbalik dan tersenyum. Aku baru melihat dia dengan penampilan rambut yang di cepol tinggi dengan anak-anak rambut yang tampak tak ikut terikat. Cantik, sangat cantik berapa kali pun aku melihatnya dia terlihat cantik.
"Ya aku baru saja bangun, tapi—"
"Mandilah kau bau, biarkan aku memasak dan nanti aku akan menjelaskannya padamu." Sepertinya dia tahu bahwa aku masih bertanya-tanya kenapa dia bisa berada di dapurku ralat masuk ke apartemenku yang tak ada yang tau password-nya selain aku dan Jimin, lagipula Jimin sedang berada di Daegu bersama Seulgi tak mungkin dia memberi tahu Chaeyoung.
"Seokjin-sii, apa kau akan berdiri di sana sampai aku selesai?"
Lagi-lagi dia menarikku dari lamunan.
"Jika kau takut aku akan mencuri di sini, itu tak akan terjadi. Kau tahu aku tinggal di depanmu. Jadi, kau bisa melaporkanku ke kantor polisi jika itu terjadi."
Ya Tuhan aku malah tidak sampai berpikir dia akan mencuri barang-barangku. Aku hanya bertanya-tanya kenapa dia bisa berada di sana.
"Bukan itu maksudku." Dia tersenyum lagi.
"Iya aku hanya bercanda. Cepatlah, jadi kita bisa sarapan bersama."
Aku mengangguk dan berlari kecil ke arah kamar untuk mandi kilat dan kupikir aku tak sampai menghabiskan sepuluh menit untuk mandi dan berganti baju. Ya aku tahu aku terlihat mandi secara asal, tapi siapa yang ingin membuat Chaeyoung menunggu? Bukankah dia bilang kami akan sarapan bersama. Tunggu, kenapa aku terlalu bersemangat hanya untuk sarapan bersama?
"Kau sudah selesai?" Dia baru saja meletakkan piring di meja.
"Kau harus mengeringkan rambutmu dengan benar, kau punya hair dryer?"
Tentu saja tidak, tapi Jimin punya dan dia meninggalkannya di kamarku saat dia menginap setelah diusir Seulgi beberapa waktu lalu.
"Tidak, tapi di dalam ada milik temanku."
"Ambillah aku akan membantumu mengeringkan rambutmu," katanya.
Entah sihir apa yang ia punya hingga aku pergi ke dalam hanya untuk mengambil hair dryer dan memberikan benda itu padanya. Tak lama kemudian dia menyuruhku duduk di karpet dan dia duduk di atasku maksudku di sofa di atasku dan mulai mengeringkan rambutku.
Aku kini tahu kenapa Jimin selalu meminta Seulgi untuk mengeringkan rambutnya karena ternyata sangat menyenangkan ada yang menyentuh rambutmu dengan lembut.
"Biasanya jam tujuh aku baru bangun." Aku memulai memecah keheningan setelah melihat jam dinding masih menunjukkan jam 6.45.
"Apa aku tadi membangunkanmu?"
Ya, aku terbangun karena aroma masakannya membuatku diam-diam berharap ibuku yang sedang memasak untukku.
"Ya, aroma masakanmu yang membuatku bangun." Dia terdiam begitu pun aku membiarkan suara berisik hairdryer yang mendominasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Smeraldo
FanfictionKim Seokjin menyukai bunga smeraldo terlepas dari makna dibalik bunga itu menurutnya terlalu disayangkan bila harus membenci bunga itu hanya karena pesan dari sang bunga. Hingga ia bertemu dengan seorang gadis yang juga menyukai bunga smeraldo karen...