Ini seminggu setelah Seokjin Oppa membawaku ke gereja untuk menikah. Tapi, nyatanya kami belum menikah. Aku mengatakan padanya aku ingin pernikahan yang seperti orang lain dan kami memutuskan untuk menundanya menjadi bulan depan. Dan kini kami disibukkan dengan banyak hal dan kadang aku merasa kasihan dengan Seokjin Oppa dia harus ke kantor, menemaniku kemoterapi dan juga mengurus pernikahan kami.
Lihatlah bagaimana dia tertidur tanpa suara, sepertinya dia kelelahan. Bicara tentang kesehatanku aku masih rutin melakukan kemoterapi dan rambutku banyak rontok dan itu sedikit membuatku frustasi.
Tapi, Seokjin Oppa sepertinya mengetahuinya dia langsung mengganti warna seprai kasurku warna hitam begitu pun dengan bantalnya. Dan beberapa hari yang lalu dia memotong rambutku, dan walaupun terlihat aneh karena dia tak begitu pandai memotong rambut aku tak masalah karena aku senang dia melakukan banyak hal untukku.
"Apa aku ketiduran?" Aku mengangguk dan dia tersenyum.
"Berapa lama?"
"Cukup lama," kataku lalu dia melihat ke arah jam yang menunjukkan pukul dua siang.
"Ya Tuhan kau menunggu selama 2 jam, maafkan aku sayang aku—"
"Tak masalah." Aku memotong ucapannya dan dia tersenyum lalu menciumku sebelum pergi ke kamar mandi mungkin untuk membuatnya tersadar.
"Kita berangkat sekarang?" tanyanya padaku dan aku mengangguk.
Hari ini kami akan melakukan banyak hal. Sesuatu yang tak akan pernah dibayangkan orang lain. Kami akan membuat kenangan untuk enam puluh tahun ke depan.
"Ini semua yang ingin dibawa?" tanyanya sambil menunjuk tas yang berisi banyak hal.
"Iya, temanku meminjamkan anaknya, bayinya kepada kita," kataku sambil memperlihatkan anak bayi di gendongan temanku dari ponselku.
"Lucu sekali," katanya sambil menyentuh layar ponselku.
"Mari buat satu," katanya padaku tanpa malu.
"Ah maksudku setelah menikah, tenang saja walaupun aku suka menciummu, tapi aku tak akan melakukannya sebelum menikah." Aku tertawa dengan pembelaannya yang sangat lucu.
"Arraseo aku tahu, ayo kita berangkat sekarang fotografernya pasti akan marah jika kita terlalu lama." Dia menghela napas sepertinya merasa bersalah.
Saat aku mengatakan bahwa kami akan membuat kenangan untuk 60 tahun ke depan maksudku adalah membuat foto yang mungkin akan kami lewati selama enam puluh tahun ke depan dan juga sekalian foto prewedding kami.
"Aku sudah pernah melihatnya, tapi aku selalu takjub denganmu bagaimana kau bisa secantik ini?"
Aku hanya bisa tersenyum Seokjin Oppa sudah sering melakukan serangan mendadak seperti ini aku sudah biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Smeraldo
FanfictionKim Seokjin menyukai bunga smeraldo terlepas dari makna dibalik bunga itu menurutnya terlalu disayangkan bila harus membenci bunga itu hanya karena pesan dari sang bunga. Hingga ia bertemu dengan seorang gadis yang juga menyukai bunga smeraldo karen...