Aku berpikir hari ini adalah hari baikku, hari dimana aku mulai status baruku sebagai seorang kekasih dari pria tampan bernama Kim Seokjin. Aku tak ingin pamer, tapi dia benar-benar pria impian seluruh wanita dan aku beruntung mendapatkannya.
Sayangnya pikiran itu langsung hilang saat lelaki tak tau malu itu muncul. Aku sudah menduga dengan kembali ke pekerjaanku akan membuatnya mendatangiku dan benar saja, dia dengan bodohnya memintaku menjadi model bukankah itu hal yang aneh? Sejak kapan editor majalah menjadi seorang model. Tapi, seperti biasa aku akan menurutinya karena aku tak ingin perusahaan terkena masalah sejak dia adalah sponsor utama kami.
"Timjangnim apa tak apa-apa?" tanya Sooyoung
"Selama dia tak menyuruhku memakai bikini kurasa ini baik-baik saja," jawabku mencoba tersenyum walaupun rasanya bibir ini terus berkedut.
"Menurutku dia tertarik padamu."
"Kau bisa mengambilnya jika kau mau," kataku lalu menuju ke set. Semakin cepat selesai semakin baik dan aku bisa pergi berkencan dengan Seokjin Oppa.
Namun, sepertinya aku lupa berurusan dengan siapa, Oh Sehun lelaki yang tak punya sopan santun dan gila. Apa dia tak tahu betapa menderitanya aku harus mengganti beberapa pakaian dengan mencoba berbagai macam pose rasanya kakiku ingin copot karena memakai heels aku benar-benar membencinya.
"Apa kau sedang ingin membunuhku?" Akhirnya aku tak bisa menahan diri setelah melakukan hal konyol selama berjam-jam.
"Melakukan pemotretan tak akan membunuhmu." Wajah malaikatnya itu benar-benar menipu umat manusia.
"Aku akan menganggapnya selesai jika kau mau makan malam denganku."
"Cameraman-nim mari kita lanjutkan." Harusnya ia tahu bahwa aku menolaknya. Kali ini aku tidak akan takut atau pun menangis untuknya. Aku punya orang yang akan melindungiku.
"Sampai kapan kau akan menghindariku?" tanya Sehun tiba-tiba saat aku berada di lobi untuk menunggu Seokjin Oppa yang katanya akan menjemputku.
"Sampai kau tak mencariku. Berada di dekatmu membuatku ingin sekali membunuhmu." Ini tak bohong aku sering berpikir untuk membunuhnya.
"Tapi, nyatanya kau tak membunuhku."
"Aku sudah melakukannya di dalam otakku ribuan kali, aku hanya perlu merealisasikannya di kehidupan nyata." Ya aku hanya bisa melakukannya di otakku karena membunuh adalah dosa dan aku tak ingin mengotori tanganku dengan darah orang paling tak penting di dunia ini.
"Kau tahu kau tak akan pernah mampu membunuhku. Bagaimana pun juga kita menghabiskan malam yang panas berdua." Lagi-lagi dia membahas itu apa dia tak malu saat mengatakannya?
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Smeraldo
FanficKim Seokjin menyukai bunga smeraldo terlepas dari makna dibalik bunga itu menurutnya terlalu disayangkan bila harus membenci bunga itu hanya karena pesan dari sang bunga. Hingga ia bertemu dengan seorang gadis yang juga menyukai bunga smeraldo karen...