Park Chaeyoung -7

582 86 12
                                    

Tamu dari Seokjin Oppa sungguh menyebalkan. Memang dia pikir dia siapa? Kekasih? Cih bahkan Seokjin Oppa terlihat tak mengakuinya.

Namun, jika dipikir-pikir kenapa aku pergi? Jika aku pergi pasti itu akan membuat wanita itu merasa senang. Ah Chaeyoung bodoh! Tapi, sudahlah lagi pula aku tak mungkin kembali ke sana hanya untuk menjambak rambutnya. Walaupun aku sangat ingin melakukannya untuk alasan yang masih tak bisa kumengerti.

"Kau melupakan ponselmu lagi. Dokter Jaehyun menelponmu, mungkin sudah yang ke seribu kali."

Miran! Ya Tuhan hantu perawan ini selalu saja mengagetkanku.

"Bukankah sudah kukatakan, jangan tiba-tiba muncul! Hal kau hampir membuat jantungku jatuh ke perut," racauku sebentar kemudian mengembalikan fokusku untu mencari keberadaan ponsel yang tiba-tiba raib bagaikan setan.

Tunggu, di sini kan ada setan. Aku menoleh kepada Miran yang masih menatapku dengan tatapan polosnya.

"Kau tahu dimana ponselku?"

"Ponselmu ada di dapur," katanya sambil menunjuk ke arah dapur dengan telunjuknya yang penuh darah.

Tunggu, dapur? Kapan aku ke dapur? Hari ini aku memasak di tempat Seokjin Oppa. Tak mungkin aku meninggalkan ponselku di dapur apartemen sewaku. Pasti dia yang memindahkannya, dasar setan jahil.

"Kau memindahkannya?" tanyaku menatapnya penuh selidik. Sayangnya aku tak bisa menatapnya lama-lama bukan takut akan jatuh cinta, tapi takut untuk mencolok matanya yang kini berubah menjadi putih semua. Untung aku terbiasa jika tidak, aku sudah menghabiskan seluruh uangku untuk membelikannya softlens.

"Ya! Apa penyakit pikunmu semakin parah? Kau menaruhnya di sana Park Chaeyoung."

Ah benarkah? Apa dia menggunakan kebiasaan lupaku untuk mengelak? Dasar hantu licik!

"Oh ya? Jangan gunakan kelemahanku yang pelupa untuk mengelak dari tingkah jahilmu Kim Miran. Lagi pula aku tak mungkin melupakan ponselku, kau tahu aku sangat-sangat ingat di mana aku menyimpan ponselku."

Miran berdecak sebal diputarnya bola mata untuk menunjukkan betapa kesalnya dia padaku.

"Sangat ingat? Kau yakin? Terakhir kali kau melupakan passcode pintu apartemen sendiri, kau mungkin bisa mengelabuhi Seokjin Oppa, tapi tidak denganku. Akuilah kau memang pelupa. Ponselmu itu kau juga melupakannya."

Aku hanya bisa mendengus kesal, hantu perawan ini jika dalam mode mengomel bisa sangat menyebalkan karena aku yakin buntutnya pasti akan panjang.

"Sudahlah hentikan omelanmu. Aku ingin menelpon dokterku. " Dia memang menghentikan omelannya, tapi dia tetap saja membuntuti ku. Bahkan saat aku menelpon Dokter Jaehyun dia malah mendekatkan dirinya ke arah ponsel yang menempel di telingaku.

"Yeoboseo Dokter," sapaku pada dokter muda yang menangani penyakitmu.

"Chaeyoung-sii, kenapa kau tak datang untuk kontrol? Apa kau melupakannya?" Kontrol? Ya Tuhan aku lupa hari ini tanggal 16 tanggal seharusnya aku melakukan pemeriksaan. Bagaimana aku bisa melupakannya? Apa karena aku terlalu asik bermain dengan Seokjin oppa?

"Ani, aku sedikit sibuk dengan beberapa hal. Besok aku akan ke rumah sakit." Miran mencibir ku dari samping, dasar hantu tak sopan.

"Ah baiklah, ehm bagaimana keadaanmu? Apa kau masih merasa sakit tiba-tiba?"

Jika diingat-ingat aku baru mengalaminya beberapa kali tak sesering dulu. Mungkin perawatannya bekerja dengan baik jadi aku tak merasakan sakit lagi.

✅SmeraldoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang