Setelah insiden yang terjadi beberapa hari yang lalu aku selalu menemukan Chaeyoung melamun saat kami sarapan bersama dan itu sedikit menggangguku. Aku tak menyukai ekspresi sedih yang terlihat di wajahnya, tapi aku tak berani bertanya. Aku takut dia menganggap aku terlalu ikut campur dan akhirnya membuat hubungan kami menjadi renggang, walaupun sejujurnya aku ingin kami semakin dekat.
Hubungan kami saat ini hanya sebatas tetangga dan juga teman sarapan, tak lebih dari itu. Meskipun sesekali kami bertukar pesan, tapi itu hanya sebatas tentang makanan apa yang ingin kami makan esok hari . Dan itu membuatku frustasi. Aku tak pernah dekat dengan wanita mana pun, sekarang bagaimana caranya aku mendekati Chaeyoung jika aku tak punya pengalaman.
"Jisoo. Iya Jisoo! Dia bisa membantuku." Nama sepupuku tiba-tiba terpikir olehku dan tanpa pikir panjang aku menghubunginya.
"Eoh Oppa wae?" Suaranya terdengar seperti orang bangun tidur. Apa dia baru pulang? Entahlah aku tak peduli. Sekarang lebih baik aku bertanya padanya.
"Ada yang ingin kutanyakan padamu."
"Jika tak penting nanti saja, aku lelah." Aku berdecak memang apa yang membuatnya lelah? Dia hanya perlu berpose di depan kamera.
"Aku sedang menyukai seseorang dan aku meminta saranmu untuk mendekatinya."
"Kau menelponku hanya untuk itu? Meminta saranku karena kau menyukai seseorang begitu? Jankaman ... APA KAU BILANG? KAU MENYUKAI SESEORANG? SEORANG KIM SEOKJIN MENYUKAI SESEORANG?" Aku menjauhkan ponsel dari telingaku, sungguh suara Jisoo sangat menggangguku.
"Bisa kau berhenti berteriak aku bisa tuli jika kau terus melakukan itu."
"Siapa dia? Siapa gadis sial itu?" Gadis sial? Beraninya dia mengatakan Chaeyoung gadis sial. Dasar sepupu kurang ajar.
"Siapa yang kau panggil gadis sial?"
"Tentu saja gadis yang kau sukai, pasti dia sangat menderita karena kau menyukainya."
"Ya Kim Jisoo! Aku menelponmu untuk meminta saran bukan untuk mengolok-olokku dan Chaeyoung."
"Jadi dia bernama Chaeyoung?" Aku menghela napas lelah. Jika tak ingat Kim Jisoo yang kutelpon ini adalah seorang artis yang sangat pintar mengambil hati orang mungkin dan aku tak sedang meminta sarannya mungkin aku akan mematikan sambungan telpon ini.
"Cepat katakan apa yang harus kulakukan."
"Apa lagi? Dekati dia. Apa kau bodoh?"
"Jika aku tahu bagaimana caranya, aku tak akan menelponmu." Aku bisa mendengar dia menghela napas.
"Ajak dia keluar Oppa seperti pura-pura memintanya membantumu mencari hadiah untuk ibumu ataupun saudaramu."
"Dia tahu eomma sudah meninggal."
"Ah benarkah? Kalian sudah sedekat itu?"
Aku memutar bola mataku bagaimana hanya dengan mengetahui bahwa eomma sudah meninggal bisa dikatakan dekat.
"Kami tidak sedekat itu. Kami hanya tetangga yang sudah menjadi teman sarapan."
"Wah daebak kalian bahkan sarapan bersama? Daebak samchon pasti sangat senang mendengarnya," ucapnya riang sepertinya dia sudah bangun.
"Bisa kau fokus dulu?"
"Arraso arraso mianhe. Jadi kalian sarapan bersama? Bukankah itu mudah? Oppa ajak saja dia beli keperluan dapur." Benar. Kenapa tak terpikir olehku selama ini dia hanya menggunakan bahan miliknya karena bahan makanan di kulkasku hanyalah buah dan juga bir dan beberapa botol soju di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅Smeraldo
FanfictionKim Seokjin menyukai bunga smeraldo terlepas dari makna dibalik bunga itu menurutnya terlalu disayangkan bila harus membenci bunga itu hanya karena pesan dari sang bunga. Hingga ia bertemu dengan seorang gadis yang juga menyukai bunga smeraldo karen...