Minggu, 12 Januari pukul 18.00. Jenar dengan baju berwarna kuning muda bermotif bunga dan rambut yang tergerai rapi, sedang menopang dagu di sebuah meja paling ujung dekat dinding. Sementara tangan kanannya masih setia menopang dagunya sendiri, tangan kiri Jenar mengetuk-ketuk meja yang terbuat dari kayu berwarna coklat pekat.
Wajahnya yang dipoles riasan tipis itu cemberut. Sesekali Jenar memeriksa jam berwarna silver yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Benda berbentuk lingkaran itu rasanya berputar lebih lambat dari seharusnya. Membuat semua terasa makin membosankan.
Jenar merasa sebal. Ia jelas saja tidak suka menunggu.
"Mending gue pergi sendiri," monolognya sambil merapikan isi tas kecil yang ia bawa dan hendak pergi.
Begitu berdiri, mata Jenar bertemu dengan mata tak asing yang membuatnya langsung terdiam.
"Jenar?"
Pemuda berkacamata itu menunjuk Jenar seolah sedang mengingat sesuatu.
"Lu Jenar, kan?"
Pemuda itu memastikan.
Jenar yang masih terdiam segera menyadarkan dirinya lalu mengangguk.
"Lu Deska, kan? Apa kabar?" Jenar meremas tali tasnya lembut.
Deska menjawab dengan senyuman. Senyum manis yang tidak pernah berubah sampai detik ini.
Fazura Jenar, 25 tahun. Model dan traveller.
"Mungkin dulu gue ngerepotin. Tapi sekarang gue udah mandiri, Des. Gue udah bisa cari duit sendiri. Sekarang, mau ngga kalau kita..."
Deska Dewananda, 25 tahun. Arsitek.
"Makasi udah berusaha sejauh ini. Gue bangga sama elu, Jen."
_______
Special buat watermeyong
Yang menjadi inspirasi buat nulis work ini.
Juga buat MiyaShoo
Yang menunggu aku membuat Jenwoo versiku.Enjoy this part and see you soon.
15 Juni 2019, vynvion
KAMU SEDANG MEMBACA
Schicksal [END]
Teen FictionDeska dan Jenar terjebak dalam hubungan perasaan yang tidak jelas. Lalu mereka berpisah sebab salah satunya menghilang. Hingga dalam sebuah keadaan bernama kebetulan, takdir bekerja dengan kuasanya. START : 16 Juni 2019, di Indonesia. END : 01 Juni...