"Gue pacarnya"
Satu kalimat yang membuat fikiran adel masih terganggu, belum lagi kejadian beberapa waktu silam tepatnya disebuah supermarket
Flashback off
"Ngapain" Tanya adel pada devon yang menepikan motornya disalah satu supermarket, tapi cowok tersebut malah langsung masuk dan tidak menjawab pertanyaan adel, adel yang merasa diacuhkan pun hanya mendengus dan berjalan ke sebuah kursi yang berada didepan supermarket tersebut
"Minum" Ujar devon yang entah sejak kapan sudah duduk disebelahnya
"Alasan lo apa ngomong kaya tadi?" akhirnya adel menanyakannya hal tersebut setelah ia memberanikan diri
"Alasan apa?" Tanya devon dengan santai sambil memandangi jalanan didepannya, padahal ia tau kemana arah pertanyaan tersebut
"Alah ngga usah ngeles" Timpal adel yang merubah duduknya menyamping kearah devon
"Gue udah pernah bilang, jangan deketin cowok itu" Kalimat yang terlontar dari mulut devon sama seperti waktu mereka berada diperpustakaan
"Gak jelas" Desis adel "emang kenapa kalo gue deket sama tuh cowok, ruginya di elo apa?"
"Gue ngga bisa jelasin sekarang, yang pasti lo jangan pernah deketin tuh cowok" Ucap devon memperingati "Dan mulai besok gue akan antar jemput lo kesekolah"
"Ogah, gila kali emang gue cewek apaan main nyuruh-nyuruh aja" Tolak adel yang sudah berdiri dari duduknya
"Gue ngga nerima penolakan" Ucap devon penuh dengan penekanan dan langsung naik kemotornya
"Naik" Perintah devon
"Gue bisa pulang sendiri" Ketus adel yang sudah berjalan kaki melewati devon
"Ngga usah batu, buruan naik" Susul devon dengan motornya mengimbangi langkah adel
"Gue udah bilang gue bisa pulang sendiri" Tegas adel
"Oke, tapi gue ngga jamin lo bisa selamat dari preman didepan" Ucapan devon membuat adel berhenti, mata hitamnya melihat kearah depan dan benar ada beberapa preman yang sedang berkumpul dengan berbagai minuman didepannya yang membuat adel bergidik ngeri
"Gimana" Tanya devon dengan seringainya
"Yaudah iya" Jawab adel dengan pasrah, kalo saja tadi tidak ada preman itu pasti ia akan tetap pada pendirianya tapi mau gimana lagi dari pada ia kena terkam preman tersebut dan terjadi sesuatu yang menyeramkan mending ia terima ajakan devon
Flashback on
"Dek" Suara varo dan ketukan dipintu membuat adel kembali dari lamunannya, ia segera turun dari kasur tersayangnya dan menemui sang abang
"Kenapa?" Tanya adel setelah membuka pintu
"Tuh ada temen lo dibawah" Ucapan varo membuat adel ingat dengan kedua temannya kalo sore ini mereka akan datang
"Oh iya, suruh langsung naik aja bang" Kata adel yang diangguki sang abang
"Hai adelkuh sayang" Heboh oliv yang langsung naik keatas kasur milik adel
"Wa'alaikum salam" Jawab adel santai
"Hehe iya maaf, tuh gara gara si dara" Ucap oliv"Gue mah orangnya sabar santai aja" Sindir dara yang melirik oliv "Oh ya del pinjem laptop lo dong"
Inilah kebiasaan dara jika ia main kerumahnya pasti yang dicari pertama adalah laptop milik adel, katanya sih mumpung ada wifi gratis ia bisa nonton drama korea sepuasnya, tapi adel tidak keberatan untuk meminjaminya
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince Devon
Teen FictionFollow dulu penulisnya √ Jangan lupa vote dan komen gays√ Rank #8 Ceritaremaja (6-10-2019) Rank #47 Mostwanted (6-10-2019) Rank #172 Random (10-10-2019) "Kenapa lo bisa suka sama gue yang mungkin cewe diluar sana banyak yang lebih baik dari pada gue...