18 - Takdir

13 2 0
                                    

Reina's POV

Berpuluh-puluh hari setelah keluar dari rumah sakit dan kembali bersekolah, aku menjadi lebih dekat dengan Billy, seorang siswa kelas sebelah yang telah menyelamatkan nyawaku berkali-kali.

Aku tak tahu apa yang membuatku tak lagi merasa kesal padanya seperti dulu. Mungkin karena candaannya, senyumnya, dan kesabarannya yang tak berbatas. Kamu sendiri pun tahu, sudah berapa kali aku mengabaikannya ketika kami tak sengaja bertemu.

Tapi ia datang lagi dan lagi. Mengajakku bicara, menawarkan bantuan padaku, bahkan mengenalkanku pada ibunya. Semua hal yang ia lakukan membuatku merasa bahwa diriku berharga dan dicintai.

Di rumah sederhana Billy, aku temukan kehangatan keluarga yang tak pernah aku rasakan selama ini. Billy memang tak lagi tinggal bersama ayahnya, tapi cinta yang diberikan ibunya tak pernah kurang walau hanya secuil.

Billy juga punya adik perempuan yang manis. Adelle namanya. Ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Gaya rambut yang diikat dua milik Adelle sukses membuatku merasa gemas dan tak tahan untuk bermain bersamanya.

Ayah dan mama mungkin tahu bahwa akhir-akhir ini aku menjadi dekat dengan Billy. Beberapa kali aku memergoki bodyguard ayah yang memantau gerak-gerik kami dari kejauhan. Tapi aku tetap tak peduli. Toh, saat ini ayah sedang fokus mengurus proyek besar perusahaan. Mama juga tak kalah sibuknya menyiapkan segala keperluan Emily seperti biasa.

Andai aku bertemu Billy lebih awal, aku mungkin akan merasakan kebahagiaan ini lebih cepat. Kadang aku berpikir, kenapa Tuhan menakdirkan aku untuk bertemu Billy ketika hidupku justru sudah sampai pada batas akhir? Mengapa tidak sejak awal? Mengapa tak pernah ada seseorang seperti Billy di sekolahku dahulu?

Tapi, mengeluhkan takdir bukanlah sesuatu yang ingin aku lakukan lama-lama. Tak apalah, mungkin memang begini yang harusnya terjadi.

Aku pun bersyukur atas insiden penyelamatan yang ia lakukan waktu itu. Bagaimana jika saat itu aku benar-benar tertabrak truk merah yang melintas di depanku? Tentu, kalau sampai itu terjadi, tak akan bisa kuceritakan semua itu sampai titik ini.

Demi ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang