01 - Kenangan

105 13 5
                                    

Senja itu, langit tampak sedikit mendung. Seorang laki-laki berusia 27 tahun berdiri mematung di depan sebuah makam. Angin berhembus meniup helai rambutnya dan kemeja putih yang sengaja ia keluarkan.

Tak lama, ia duduk di depan makam tersebut. Menaruh sebuah buket bunga melati tepat di depan batu nisan berwarna hitam disana.

"Seperti yang kamu minta, aku bawakan bunga melati kesukaanmu. Apa kabar?"

Setelah sekian detik, tak ada jawaban apa-apa dari siapa-siapa. Tentu saja, pemakaman sudah mulai sepi karena senja yang hampir menutup hari.

"Ah, bodoh. Mana mungkin kamu bisa menjawab pertanyaanku lagi."

Ia nampak seperti orang gila. Bertanya sendiri, lalu menjawab sendiri pula.

Tak lama, lelaki itu berdiri kembali. Mengedarkan pandangannya ke arah langit yang mulai kelabu.

Bukan hujan yang ia takutkan tiap kali menatap mendung di langit.
Tapi sebuah kenangan tentang seorang gadis istimewa yang tak akan ia temukan lagi, bahkan meski ia berkelana ke ujung dunia.

Iya, gadis yang memintanya untuk menemani petualangan luar biasa yang tak akan pernah bisa ia lupakan. Sayangnya, semua itu kini hanya bisa dikenang.

Rintik hujan mulai turun. Seorang perempuan sebaya sudah menunggu dari jauh sejak satu jam yang lalu. Dipelukannya, terlihat seorang bayi mungil yang tertidur lelap. Lelah, sebab sejak pagi mereka menempuh perjalanan jauh dari tempat mereka tinggal.

"Sayang, ayo pulang. Sudah mulai hujan, nanti bayi kita sakit."

***

Assalamualaikum temen-temen 😁
Sudah selesai baca?
Makasih ya sudah berkunjung.
Maaf kalo ceritanya terlalu pendek.
Author baru pertama kali nulis di wp hehe 😂

Nb: Siap menerima segala kritik dan saran untuk perbaikan 🙏

Dadahhh~

Demi ReinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang