KDL-01

8.5K 258 2
                                    

Langkahnya di percepat ketika mata hazel itu melihat ke arah arloji yang menglingkar di pergelangan tangannya. Terlambat adalah situasinya saat ini, sedangkan operasi akan di mulai 15 menit lagi.

Karna kecerobohannya dirinya harus berlari-larian di lorong rumah sakit. Kenapa pula sehabis solat subuh dia langsung tertidur lagi? Padahal operasi pagi akan terlewatkan jika dia melakukan hal itu. Memang sudah melakukannya, mau bagaimana lagi? Nasi sudah menjadi bubur.

"Pagi dok" Sapa salah seorang perawat .

Dia tersenyum ramah, walaupun degup jantungnya persis seperti dentuman musik dj "Pagi sus"

"Pagi dok" Sapa perawat yang juga melewati dirinya

"Pagi sus"

"Oh iya dokter sudah ditunggu oleh Dokter Harmas di ruangannya" Lanjut perawat itu sembari tersenyum ramah

"Baik sus terimakasih"

Mungkin berlari adalah cara terbaik untuk mengatasi kedatangannya yang terlambat. Walau ragu tapi kakinya tetap melangkah cepat dan kian-lama mulai berlari di lorong rumah sakit.

Tap

Tap

Tap

Derap langkahnya menggema di setiap sudut lorong, tak peduli jika beberapa pasien yang melewatinya menatap aneh. Dia hanya peduli kepada pasien tabrak larinya saat ini. Ruangan di ujung lorong rumah sakit sudah terlihat, membuat jantung dokter ini mulai berdetak tak karuan. Dia takut jika dokter harmas akan memarahinya.

Cklek

Ruangan bertuliskan 'Dokter Harmas' terbuka sangat lebar oleh dokter cantik ini. Baginya sekarang adalah keselamatan korban, dia ingin segera masuk ke dalam ruang operasi kalau tidak mengingat dokter harmaslah sebagai pemimpin operasi kali ini

"Dok ayo!!!" Ajak nya terburu-buru

"Sabar dokter Lintang...bukannya operasi di mulai satu jam lagi??" Balas dokter Harmas sambil terkekeh pelan.

Matanya membulat, mulutnya terbuka lebar. Apa tadi kata dokter Harmas? Operasi? Di mulai satu jam lagi? Terus untuk apa dirinya berlari dan meninggalkan sarapan yang sudah di buat oleh mamahnya. Buang-buang waktu saja!

"Astagfirullah!!!! Dokter kenapa gak kasih tau saya!" Protes Lintang kesal

"Kan saya sudah memberitahu lewat whatsapp"

Dengan gerakan gerasak gerusuk Lintang mengambil handphone yang berada di jas dokternya. Tertera nama dokter Harmas di aplikasi whatsappnya, ada empat pesan dari dokter harmas. Dan benar saja jika harmas sudah memberitau bahwa operasi akan di mulai satu jam lagi

Lintang menepuk keningnya pelan, Bodoh! Bodoh! Bodoh! Makinya dalam hati. Kenapa juga dia bisa sangat ceroboh untuk tidak membaca pesan dari dokter Harmas terlebih dahulu??

"Pasti dokter belum makan kan?? Ya sudah bareng saya aja" Ajak Harmas sembari memasangkan jas dokter ke tubuhnya.

Tubuh tegap, dan wajah tampan membuat Harmas menjadi The Most Wanted Boy di Rumah sakit Cahaya Kasih. Jangan tanyakan lagi bagaimana reaksi para suster ataupun dokter ketika melihat dokter harmas tersenyum. Sudah pasti kejang-kejang dan langsung kesurupan. Senyum harmas sangat-sangatlah manis, gula saja bisa kalah.

*****

Lintang memakan sarapannya dengan pikiran berkecamuk, seharusnya dia membaca pesan dokter Harmas sebelum berangkat ke rumah sakit ketimbang harus terburu-buru hingga hampir menabrak kucing di jalanan.

"Dokter kalo ada pemberitahuan kayak gitu harusnya telpon saya dulu, kan dokter tau kalo saya gak buka handphone pagi-pagi!" Protes Lintang yang masih tak terima dengan kejadian tadi pagi.

Harmas tersenyum manis "Iya dokter Lintang" Ucapnya lembut, sangat lembut hingga hampir tak bersuara.

"Terus gak ada niatan buat minta maaf??" Tanya Lintang bermaksud menyindir Harmas, karna dirinyalah Lintang jadi harus berlari di lorong rumah sakit . Hampir menabrak kucing di jalan, dan juga melewatkan sarapan paginya bersama sang mamah tercinta.

"Buat apa??"

Sang empu malah mengumpat Harmas di dalam hati. Dasar tidak peka!! Dasar tidak peka!!! Emang dasarnya cowok tuh tidak pernah peka!!! Jadinya susah buat ngasih sinyal kode ke dia.

Melihat wajah sahabatnya yang sudah kusut, Harmas pun langsung berucap "Saya minta maaf" Maaf Harmas tulus. Karena sudah lelah dirinya melihat wajah kusut dan mematikan milik sahabatnya.

"Tapi traktirin" Pinta Lintang dengan nada menantang.

Harmas menatap Lintang seraya terkekeh pelan, sahabat dari jaman SMA nya ini sangatlah lucu. Tidak ada yang berubah baik sifat maupun wataknya. Tetap saja sama ketika sedang marah, pasti akan langsung minta di traktir.

"Iya saya yang traktir. Khusus buat hari ini"

"Oke! Makasih"

"Terimakasih kembali"

Mereka terkekeh bersama, sejenak Harmas terpaku dengan wajah Lintang. Menurut harmas, wajah Lintang mirip dengan mantan calon istrinya yang sudah lama meninggal.

"Harmas kok malah bengong??! Ayo dimakan sarapannya, nanti ke buru dingin"

"Bukan tentang pekerjaan, dan bukan tentang dokter harmas. Ini kisah ku yang di terror terus menerus dengan pertanyaan 'Kapan Nikah??'

Lintang Vania Azkira

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Assalamualaikum readers, selain cerita 'Bukan Masa Lalu' Author juga bikin cerita 'Khitbah 25'. Jangan lupa di vote sama koment ya, semoga pada suka

Kota bekasi 🍃

Khitbah 25Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang