"Lu udah dapet calon belum?" Senyuman Lintang memudar, seiring pendengarannnya mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Fana. Andai saja Fana tidak hamil, maka kepala Fana akan ia kurung di dalam ketiaknya. Pikir Lintang ganas.
"Belom!"
Fana melengos sedih, berharap Lintang mendapatkan Calon? Owh sangat mustahil sekali baginya. Tak dapat di pungkiri jawaban yang di berikan Lintang membuat hati The Power Emak-Emak menjadi sakit.
"Lu gak mau sama fero aja?" Tawar Sahwa dengan alis yang ia gerakan ke atas dan ke bawah.
"Gak mau!"
Gak mau lagi. Sudah berapa kali kata itu di ucapkan? Seribu? Dua ribu? Atau Tiga ribu? Entahlah, hanya Allah yang tau berapa kali kata itu di ucapkan dari mulut Lintang.
"Stop nanyain calon! Sekarang saatnya kita kumpul-kumpul!!!"
Mereka berlima kembali diam, dan mulai menjalani gosip ria bersama-sama. Diam-diam Lintang tersenyum. Bukan senyuman yang biasa ia tujukan kepada orang-orang.
Senyuman itu penuh kerapuhan dan juga kesedihan. Hatinya melengos sedih di saat tau bahwa Fakta berujar sangat jujur. Ia tidak bisa menerima ini semua, namun takdir memberikannya beban ini.
*****
Lintang tersenyum samar, Nita. Asisten pribadinya menyambut ke datangan Lintang dengan beberapa orang yang telah ia ajak. Sebut saja Izah-Asisten pribadi Dokter Clara, Dokter Harmas, Dokter Fadli, Dokter Rizal, Dokter Clara, dan masih banyak lagi.
Intinya ia di sambut oleh seluruh pihak Rumah Sakit Cahaya Kasih dengan penuh rasa suka cita.
"Selamat datang kembali Dokter Lintang!!!" Jabatan hangat terkesiap di jemari-jemari Lintang.
Semua Kaum Hawa menyambutnya, terkecuali para Kaum Adam yang hanya bisa menatap Lintang dengan Senyuman Getir. Mereka masih memiliki rasa, dan selama Lintang hidup. Maka rasa itu tak akan pernah bisa hilang.
"Gimana dok pas ke singapura?" Tanya Dokter Clara ramah, Lintang tersenyum sebentar sebelum akhirnya ia menjawab "Alhamdulillah lancar-lancar aja dok, cuman ya gitu. Makanan disana kurang cocok sama lidah" Gurau Lintang sembari terkekeh pelan.
Membuat ke tiga jantung manusia menjadi berdetak tak karuan.
"Ayo dok kita ke dalam saja, lagipula banyak pasien yang ingin berlalu-lalang" Ajak Lintang dengan tangan yang ia genggam di lengan Dokter Clara.
*****
Langkah Lintang terhenti, dokumen data pasien yang ia pegang jadi bertebangan kesana kemari. Sekarang di hadapannya sudah terpampang nyata sosok Dokter Harmas dan Dokter Fadli.
Baru sempat ingin mengambil Dokumen tersebut, sebuah tangan menyerahkan sebagian dari Dokumennya. Membuat Lintang jadi menelan Saliva-nya susah payah.
"Teri-makasih" Balasnya gugup, dengan cepat. Dokter ini mengambil Dokumen yang berada di depan sepatu hitam Dokter Fadli dan juga Dokter Harmas.
Ingin mengumpat tapi Lintang takut berdosa. Jadilah ia hanya bisa merenggut sebal karena ke dua dokumen itu jatuh pada posisi yang tidak tepat.
"Saya pamit dulu, Assalamualaikum"
"Kamu belum dapat calon kan?"
Deg
Dunia Lintang seakan berhenti dari porosnya, mendengar apa yang baru saja di ucapkan dari mulut ke dua pria tampan ini.
Tak bisa berkutik, akhirnya Lintang hanya bisa menundukkan kepalanya ke lantai. Menatap benda berbentuk kotak itu kesekian kalinya.
"Kalo belum dapat calon, sama saya aja. Lagian saya juga bersed--"
"Gak usah! Saya masih hidup, dan jodoh saya juga masih hidup. Jadi buat apa kamu yang nikahin Lintang? Padahal masih ada saya, jodohnya!" Potong Harmas cepat, tak memperdulikan gertakan gigi Fadli yang sudah mengeras.
"Jangan berharap terlalu lebih kepada Manusia! Jika Allah saja masih kamu pertimbangkan kepercayaan-nya" Peringat Fadli dengan nada dingin tak bersahabat.
Menjadikan Atmosfer mendadak mencekam dan kaku.
"Saya tau itu, lagipula kamu juga gak perlu kasih tau saya tentang hal ini" Balas Harmas dengan nada tak kalah dingin.
Lutut Lintang mendadak lemas. Sahabatnya. Fadli dan Harmas, menjadi bertengkar karena dirinya sendiri.
Sahabat yang selalu ada di saat Lintang sedang berduka, ataupun sahabat yang selalu ada di saat ia sedang berbahagia. Kenapa semua jadi seperti ini? Pikir Lintang sedih.
"Sa-ya ma-u ke ruangan saya dulu, Assalamualaikum"
Belum sempat Fadli dan Harmas berucap, Lintang sudah melarikan kakinya menuju taman Rumah Sakit. Menyebabkan hati mereka berdua menjadi hancur tak tersisa.
*****
Bagaimana jika ini terjadi? Di saat Lintang sudah melupakan jejak kenagannya, ia malah kembali lagi. Memberi sejuta keterpurukan di dalam pikiran Lintang, yang menjadikan Lintang sebagai manusia paling rapuh serapuh-rapuhnya. Entahlah, ia benci semua ini.
Lika-Liku membawakannya kepada kesedihan. Takdir memainkan perannya sebagus mungkin, Lintang sangat tersalut akan hal itu.
Jam menunjukan pukul sebelas siang, waktu zuhur sebentar lagi akan masuk. Lintang dengan sigap mengambil mukena dan juga sajadanya. Badannya sedikit ia renggangkan dengan gerakan memutar.
Semenjak kepulangan dari Singapura, entah mengapa badannya seakan di remuk oleh sesuatu yang besar.
Setelah melakukan perenggangan otot, gadis itu melangkah keluar. Menyapa semua orang yang berlalu lalang di hadapannya. Orang-orang salut terhadap sikap Lintang, selain pintar dokter muda itu juga baik hati.
Namun sangat di sayangkan. Calonnya belum ada. Atau mungkin masih di simpan oleh Allah. Entahlah. Hanya Allah yang dapat tahu kapan Lintang dan jodohnya akan bersatu. Bersatu dalam ikatan suci, menciptakan buah hati yang soleh dan soleha.
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Assalamualaikum! Gimana-gimana? Maksud author gimana ceritanya? Kasih kritik sama saran ya. Misalkan alurnya kurang di mengerti atau apa, tapi yang jelas makasih banyak loh buat kalian yang udah mau Vote cerita abal" ini.
Di Chapter selanjutnya, Author ngebuat cerita KDL ini tuh kayak gimana gitu. Ya pokoknya tunggu aja kelanjutan dari cerita ini. Kelanjutan? Emangnya ini film. Udah pokoknya itu aja Spoileran dari author. (Emang yang di spoilerin apaan?) Hehehe.
Jangan lupa baca Al-Quran dan mendirikan Solat. Sekian dari Author, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktu.
Note: Mengucap Salam itu wajib, sedang menjawabnya adalah Sunnah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbah 25
Teen Fiction(Jangan lupa follow akun authornya sebelum membaca cerita ini. Terimakasih) Lintang Vania Azkira. Dokter umum di rumah sakit Cahaya kasih yang selalu mendapatkan komentar pedas dari setiap orang. Karena apa? Karena statusnya yang masih tetap lajang...