Author POV
Jam setengah tiga sore. Lintang pulang ke rumah dengan wajah kusut bak baju yang belum di setrika. Bayangkan saja jika dia terus-terusan di suruh untuk menikah. Dan yang menjadi calon suruhan emak-emak adalah Fero Al-Kahfi.
Fllasback on
"Kalo gua liat-liat. Mukanya lintang mirip ya sama muka fero"
Lintang melongo. Mana ada mukanya mirip dengan muka fero? "Apaan sih fan! Gak ada mirip-miripnya!!" Balas lintang kesal
"Owh gitu. Kalo gua miripin muka lu sama dokter harmas mau?" Sambung alpika
Apalagi harmas? Lamarannya saja sudah lintang tolak. Bagaimana bisa mukanya di miripkan dengan harmas "Alpika!! diem apa!"
"Marah-marah dia!" Ledek alpika lagi.
Kaki fero bergerak-gerak kesana kemari. Mencari targetnya supaya dia bisa menginjak dengan keras kaki targetnya itu
Tap!!!
Injakkan yang sempurna. Puji fero dalam hati. Mulut lintang mengeluarkan ringisan kecil. Bisa memar kakinya kalau harus di injak terus "Fero sakit!!!!!" Ucap lintang tanpa bersuara
Fero hanya mengendikkan bahunya acuh "Makannya jangan marah-marah terus"
"Tuh kan....mereka itu lagi ngomongin masa depan. Punya anak lima, bisa bercanda sama keluarganya, anaknya jadi anak yang soleh...." Celetuk sahwa
"Udah deh tang...lu sama fero aja. Dia masih free kan?" Lanjut alifia
"Kata lintang sih fero masih free. Kebetulan banget deh. Feronya ganteng, lintangnya cantik" Timpal Ulya
"Gua setuju kalo mereka berdua nikah" Balas Fana
Fllasback off
"Astagfirullah!!!!" Lintang berteriak di dalam kamarnya. Untunglah Sonya-Mamah lintang sedang pergi ke bandung untuk menghadiri acara pernikahan anak temannya.
"Ada hati yang termanis dan penuh cinta.....tentu saja. Kan ku jaga seisi jiwa" Suara lintang menggema di setiap sudut kamar. Menghilangkan masalah dengan cara bernyanyi. Mendengarkan suaranya apakah bagus atau tidak. Nyatanya biasa saja.
Handphonenya menyala, bergetar-getar di sertai dengan lagu di dalamnya. Lagu Camila Cabeo-Havana, menjadi nada panggilan untuk handphone lintang.
Kring....kring....
Dr. James calling. Tertera nama James disana. Dokter dari singapura yang sudah menemani dan menyemangati lintang dari semua keterpurukan yang ada. Pria berwajah Amrik, dan tubuh tegapnya membuat James menjadi bintang model di majalah singapura. Tidak hanya dokter saja, james juga berprofesi sebagai model.
Hati lintang sudah mendadak gelisah. Apapun yang berhubungan dengan dokter james, pasti ada kaitannya dengan teka-teki yang selama ini lintang sembunyikan kepada semua orang. Entah itu keluarga, atau sahabat.
"Hallo dok?"
"Hallo dokter lintang. Saya hanya ingin mengatakan bahwa surat hasil operasi bisa di ambil lusa"
"Owh begitu ya. Ya sudah, besok saya akan mengambil penerbangan ke singapore"
"Baik. Jangan sampai terlambat"
"Huh...ya. Terimakasih dokter james"
"Sama-sama"
Tut
Lusa. Surat keramat itu akan langsung lintang bakar secepatnya, tidak mungkin dia simpan terlalu lama. Atau bencana akan terjadi. Baik itu serangan jantung yang menimpa Sonya, ataupun Stroke yang menyerang Wisnu-Papah Lintang. Dan bisa saja para sahabatnya.
Dengan gerakan cepat. Lintang mengetik nomor sonya di kontak handphonenya 'Mamah♥'. Tak lama sambungan telponnya langsung terhubung.
"Assalamualaikum mah" Ucap lintang terburu-buru. Handphonenya sudah dia pegang erat, menyalurkan rasa cemasnya lewat benda pipih itu.
"Waalaikum sallam. Kamu kenapa hmm?"
"Besok aku harus terbang ke singapore" Jelas lintang. Nada suaraya tersirat ketakutan yang mendalam
"Ke singapore lagi? Kamu udah kesana lima kali loh. Masa harus ke singapura lagi"
"Mah tolong! Ini demi kebaikan kita semua. Demi kebaikan Aku, Mamah, Papah, Sahabat, dan siapapun itu" Mohon lintang
"Huh....ya sudah. Kamu mamah izinkan, tapi ingat! Hanya empat hari. Lebih dari itu, mamah bakal larang kamu travelling lagi" Ancam sonya
"Iya mah. Assalamualaikum"
"Waalaikum sallam"
*****
Pandangan lintang mengamat ke arah benda putih berbentuk gumpalan tipis, yang tertata di langit biru. Sudah lama dia tidak melihat benda itu dari dekat, walaupun tahun lalu dia sudah melihatnya. Tapi untuknya, itu semua kurang.Lintang mengambil penerbangan di jam delapan pagi. Mungkin dia akan sampai disana pada pukul sebelas ataupun pukul dua belas siang.
Singapore.
Dia akan ke sana lagi dan lagi. Menemui dokter james untuk ke enam kalinya. Kalau bukan karna surat itu, lintang tidak akan mau membantah perintah mamahnya. Tapi hanya dengan membakar surat itu, hidup lintang bisa tentram damai.
Jika sampai surat itu jatuh ke tangan keluarga, sahabat, ataupun orang asing. Maka bisa membuat dirinya merasa menjadi pembohong paling handal. Satu surat. Yang isinya satu rahasia terbesar dalam diri lintang sendiri, satu rahasia mengapa dirinya tidak ingin menikah. Dan selalu menolak setiap lamaran yang di terimanya.
Keringat dingin sudah membanjiri pelipisnya, tangannya mendadak gemetar di ikuti mulutnya yang terbuka kecil "Astagfirullah, astagfirullah" Istigfar tak henti-hentinya lintang rapalkan. Meminta ampun kepada Yang Maha Kuasa karena terpaksa membohongi semua orang.
"Ampuni hamba Ya-Rabb"
KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbah 25
Teen Fiction(Jangan lupa follow akun authornya sebelum membaca cerita ini. Terimakasih) Lintang Vania Azkira. Dokter umum di rumah sakit Cahaya kasih yang selalu mendapatkan komentar pedas dari setiap orang. Karena apa? Karena statusnya yang masih tetap lajang...