Author POV
"Lu kok gak bilang-bilang kalau mau ke singapura!!!!!" Suara fana terdengar di sebrang sana. Di ikuti suara-suara berisik dari belakangnya. Yang pasti suara itu berasal dari mulut Sahwa, Alifia, Alpika, dan Ulya.
"Gua lupa kasih tau!"
"Bener-bener lu ya! Gak tau diri banget! Sahabat bukannya di kasih tau kabarnya. Malah dengan enaknya ngomong lupa kasih tau!" Omel alpika
"Ck! Berisik banget sih! Namanya juga lupa! Gak mungkin gua sengaja gak kasih tau! Pengertian dikit apa!" Balas lintang
"Ya tapikan lu bisa kasih tau kita tang" Timpal sahwa
"Lah! Apa setiap gua pergi harus kasih tau lu semua? Lu pada bukan orang tua gua! Gak usah sok-sok peduli! Gua tau lu pada tuh cuman mau nyariin jodoh buat gua! Biar kalian gak malu punya sahabat yang masih single!"
"Tang lu kasar banget!" Protes Fana
"Bodo amat! Siapa yang kasar?! Gua atau lu semua? Mulai sekarang sampai seterusnya! Gua bakalan tinggal di jepang. Pulang dari singapura gua langsung pergi ke jepang!"
"Egois lu tang!!!" Balas mereka berlima sambil menahan tangis. Begitupula lintang, mati-matian dirinya menahan diri agar isakan tidak keluar dari mulutnya
"Gua egois?! Kalian gak punya kaca di rumah?! Setiap hari nyuruh gua dateng ke Cafe cuman buat ngomongin apa?! Cuman buat ngomongin tentang pernikahan! Lamaran! Anak! Keluarga!. Bullshit!" Cairan bening sudah membasahi pipi gadis itu, isakan kecil juga sudah mulai keluar.
Dia tidak menyangka jika persahabatan nya akan seperti ini. Niat hati ingin menyampaikan bahwa dirinya sudah sampai dengan selamat, sekarang? Malah berakhir pertengkaran.
"Assalamualaikum!"
Tut
Tubuhnya di benturkan ke tembok. Menyeka air mata yang perlahan-lahan mulai keluar. Dia tidak pernah bertengkar sehebat ini dengan mereka berlima. Paling hanya bercanda biasa. Kalau itu serius, pasti salah satu dari mereka akan ada yang menengahi
Dirinya ingin bertanya. Siapakah yang egois? Lintang atau mereka berlima? Suka memaksa untuk menikah? Menyudutkan dirinya karena belum mempunyai keluarga? Apa itu bukan egois?
"Hiks hiks!! Astag-firullah!!! Arghhhhhhh!!! Hiks hiks. Lin-tang ca-pek Ya Allah"
Kamar apaterman menjadi saksi bisu atas ke rapuhan diri lintang. Yang selalu tersenyum hangat ke semua orang, namun nyatanya? Ketika dia sedang sendiri, senyuman itu berubah menjadi air mata. Tidak semua orang tau mengenai sifat lintang, dia menyembunyikannya itu semua sendirian.
*****
"Terimakasih" Lintang mengambil pesanannya. Dia memesan es krim rasa corchoal, dan pastinya itu halal. Mana mau dia memakan makanan yang tidak halal. Itukan dilarang oleh agama.
Nafasnya di hembuskan, satu beban akan terbongkar. Tapi masalah baru malah datang. Pertengkaran dengan ke lima sahabatnya. Cewek memang selalu benar, namun emak-emak jauh lebih benar. Nasib-nasib.
Besok adalah hari Sabtu. Dan lintang akan mengambil surat itu di dokter James. Doakan saja, agar surat itu bisa dia bakar secepatnya "Masih jam dua siang" Gumam lintang pelan
Pandangannya mengarah ke setiap sudut, melihat pepohonan hijau dan mengamati daun yang berjatuh-jatuhan. Dia merindukan jepang, negara dimana dirinya di perkenalkan dengan bungan cantik berwarna merah muda. Sakura. Ingin sekali membawa pohonnya untuk di tanam, tapi mau bagaimana lagi? Cuaca di jepang dan di indonesia amatlah berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Khitbah 25
Tienerfictie(Jangan lupa follow akun authornya sebelum membaca cerita ini. Terimakasih) Lintang Vania Azkira. Dokter umum di rumah sakit Cahaya kasih yang selalu mendapatkan komentar pedas dari setiap orang. Karena apa? Karena statusnya yang masih tetap lajang...