11 - Antara Zaskia Maniez, Teroris, dan Narkoba

29 4 0
                                    

          Gejolak yang saat ini terjadi di ibukota tak banyak berpengaruh buat kehidupan di desa, terutama desaku yang cukup jauh dari Jakarta. Meskipun demikian berita tentang aksi teroris membuat aparat berusaha masuk ke pelosok desa guna menjaga agar desa tetap aman. Lebih dari itu, aparat berusaha agar desa tidak dijadikan basis teroris. Disinyalir ada beberapa desa di tanah air telah dijadikan tempat berlatih para teroris.

          Mendengar   berita tersebut   aku teringat Ki  Rono yang selama ini melatihku dalam banyak hal. Apa benar aku dididiknya menjadi seorang teroris? Selama ini aku menurut saja apa yang dimintanya, sebab dia berjanji akan mempertemukan aku dengan Tuhan. Mungkin ini resiko terberat dalam hidupku.

          Dalam  setahun  terakhir ratusan korban berjatuhan, belum lagi harta benda yang mereka gasak. Puluhan bank dan toko emas menjadi sasaran perampokan, ribuan orang menjadi korban penipuan atau gendam. Mereka menyusup ke semua lapisan masyarakat, dari yang berpura-pura menjadi pembantu rumah tangga sampai menjadi asisten para pejabat. Mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkan dana guna membiayai gerakan teror mereka.

          Inti gerakan yang dilakukan teroris sebenarnya ingin merubah Pancasila, mereka ingin menguasai negeri ini dengan sistem dan paham mereka sendiri. Mereka mengatas-namakan Islam sebagai fondasi gerakan itu. Mereka menanamkan permusuhan terhadap agama lain, siapa pun yang memeluk agama di luar Islam adalah, kafir. Doktrin tersebut biasanya mereka tanamkan sejak dini, kepada santri-santri muda. Padahal yang mereka lakukan tak sesuai dengan ajaran Islam yang sebenarnya, justru yang mereka lakukan tindakan jahiliyah yang merusak Islam itu sendiri. Tapi mereka pandai bersembunyi di balik kata jihad yang selalu mereka dengungkan.

          Disadari atau tidak sebenarnya kita telah diadu domba, kita telah tertipu. Mereka membenturkan keyakinan satu dengan keyakinan lainnya, menggesek api permusuhan antara suku satu dengan suku lainnya, meniupkan bara cemburu antara golongan miskin dan golongan kaya. Mereka berusaha mengacaukan pikiran generasi muda dengan ayat atau hadist yang pengertiannya tersembunyi. Ketika pikiran anak muda mulai kacau dan putus asa, mereka datang sebagai pahlawan. Mereka berusaha membangkitkan keputusasaan dengan semangat jihad radikalisme, kemudian si anak muda yang miskin dan putus asa tadi, akan menjadi teroris menyedihkan yang semakin jauh dari Tuhan-nya.

          Setelah berhasil memperoleh dana dari hasil merampok dan menipu, mereka mencoba merambah bisnis yang lebih menggiurkan yaitu, narkoba. Di jaringan bisnis ini mereka sukses besar, dana yang terkumpul mampu membeli senjata dan amunisi, serta membiayai kebutuhan lainnya. Kecerdikan dan kekompakan mereka membuat aparat kesulitan menghancurkannya. Organisasi yang mereka jalani terbilang rapi  dan rahasia. Lebih dari itu, mereka sudah bekerjasama dengan oknum aparat dan pejabat.

          Penggrebegan sering dilakukan oleh polisi, tapi hasilnya nihil. Walau mereka tertangkap beberapa hari kemudian dilepas kembali. Sebenarnya dalam tubuh kepolisian telah terjadi perselisihan yang membuat lembaga itu lemah. Masing- masing  mempunyai kepentingan dan pengaruh yang kuat. Jadi tak heran jika kasus narkoba yang terjadi sulit diberantas, bahkan semakin luas. Korbannya merambah dari anak-anak sampai orang dewasa, tak peduli miskin atau kaya. Narkoba akan merusak siapa saja yang mencoba menggunakannya.

          Jenis narkoba yang ada di Nusantara sudah sangat banyak, dari yang berbentuk serbuk, cair, sampai permen yang biasa dikonsumsi anak-anak. Bisa dibayangkan betapa mengerikan jika barang haram itu dikonsumsi anak-anak. Sepuluh atau dua puluh tahun ke depan bangsa ini akan rapuh, maka akan dengan mudah mereka menguasai negeri ini. Nusantara akan kembali mengalami masa suram, kembali dijajah. Itu yang sebenarnya ditakuti Ningtyas Sedayu.

          Keresahan masyarakat akibat narkoba dan radikalisme mulai terasa. Masyarakat berusaha melindungi anak-anak mereka dari pengaruh tersebut, namun tak sedikit dari mereka yang tergelincir atau kecolongan. Anak-anak mereka telah kecanduan barang haram itu dan terjerumus menjadi pengikut radikalisme, akhirnya mereka tewas sia-sia. Ini kesedihan nyata dari seorang ibu yang telah melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka dengan cinta.

          Darurat narkoba telah ditetapkan pemerintah, begitu pun perang terhadap teroris, tak henti-hentinya didengungkan. Namun ketetapan itu seperti angin pagi yang berdesir pelan, ketika matahari bersinar ketetapan itu seolah tak berarti. Orang tua sibuk dengan urusan sendiri, pemerintah sibuk mencari pencitraan, pemuka agama sibuk memenuhi undangan televisi dan para politisi sibuk mencari proyek guna membayar utang saat  kampanye. Dan yang tak kalah menyedihkan, banyak pihak yang berusaha melemahkan Badan Intelijen Negera yang menjadi mata pertama dalam menjaga bangsa dan negara. Ketika bencana benar-benar terjadi, semua elemen bangsa saling tuding, saling lempar kesalahan.

###

Kejahatan yang dilakukan teroris di Nusantara saat ini dijalani seorang wanita bernama Zaskia Maniez, wanita ini menjadi otak dari setiap aksi teror yang terjadi di Nusantara. Kecantikan dan kecerdasannya dijadikan modal untuk menjalankan aksinya. Sejauh ini aparat belum berhasil menangkapnya, bahkan teror yang dilakukannya semakin meluas.

          Zaskia    Maniez dan    kelompok terornya    berulang kali merampok bank, menjadi biang kerok dari beberapa kerusuhan. Selain itu dia diduga menjadi dalang perdagangan gadis-gadis muda untuk dijadikan PSK. Meskipun polisi berhasil mengepungnya,  tapi wanita cantik itu berhasil lolos, justru beberapa polisi menjadi korban kecerdikannya.

          Seminggu yang lalu dia terjebak dalam kondisi yang membuatnya tak berkutik, dia harus berhadapan dengan seorang aparat wanita bertubuh gendut. Zaskia Maniez tak menyangka, walaupun tubuhnya gendut wanita itu memiliki ilmu bela diri tingkat tinggi. Zaskia Maniez terdesak, tubuhnya babak belur, mulut dan hidungnya berdarah-darah dan mata kirinya membengkak. Zaskia Maniez sudah pasrah ketika dia diseret.

          “Kalau aku mau sudah sejak dahulu ku akhiri riwayatmu. Berapa banyak korban jatuh akibat ulah tololmu itu. Perempuan tak berguna, kau harus bertanggung jawab atas semua perbuatanmu!” maki aparat wanita bertubuh gendut itu.

          Zaskia Maniez sudah sekarat, tapi belum sempat dia dimasukan  ke dalam mobil tahanan, sebuah bom meledak dan mengguncang tempat itu. Rupanya telah terjadi aksi bom bunuh diri yang dilakukan seorang teroris. Aparat wanita bertubuh gendut terhempas, beberapa saat dia tak sadarkan diri. Dalam kejadian tersebut tiga orang polisi tewas dan lima orang polisi mengalami luka parah.

          Ketika wanita bertubuh gendut itu sadar dari pingsannya, Zaskia Maniez sudah tak berada di tempatnya. Perempuan teroris itu kembali lolos, kali ini dia diselamatkan oleh gembong teroris bernama Abu Serafah.

          “Kali ini kau boleh lolos, tapi nanti tak akan kuberi ampun!”

          Hiruk-pikuk atas kejadian tersebut mulai terjadi, sirine polisi dan ambulan meraung-raung membawa korban, jalanan macet total. Wartawan berbagai media massa baik cetak maupun elektronik mulai berdatangan. Suasana menjadi sangat ramai dan kacau, ditambah masyarakat yang datang berduyun- duyun menyaksikan peristiwa itu. Masyarakat di negeri ini sudah sakit rupanya, setiap kali terjadi bencana atau tragedi kemanusiaan selalu menjadi tontonan yang menyenangkan. Menyebalkan!

#####

Indigo Mencari Tuhan [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang