Gulungan selimut masih melilit tubuh Taehyung yang tertidur pulas. Sinar matahari yang merambat dari celah-celah gorden tidak membuat dirinya terusik sama sekali. Sepertinya dia memang tidak berharap untuk bangun, tetapi tidak mau mati. Seperti, memanfaatkan libur panjang dengan malas-malasan.
Namun, sepertinya itu hanya angan-angan saja. Saat selimut yang membungkus tubuhnya ditarik secara paksa.
"Kim Taehyung, bangun! Tidak ada acara bermalas-malasan di hari libur. Cepat bangun, dan bersihkan dirimu."
Taehyung menyengit malas mendengar celotehan ibunya. Dia melenguh, mencari posisi nyaman. Ibu Taehyung berdecak melihat anak semata wayangnya tidak menghiraukan ucapannya. Jika kalian berpikir kenapa Taehyung tidak tinggal bersama Lisa dan ayahnya, itu karena keinginannya sendiri. Dia tidak akan meninggalkan ibunya tinggal sendirian.
Dan Mungkin jika dia memilih tinggal di tempat ayahnya, dia tidak akan mendapat jeweran di pagi hari, seperti yang dilakukan ibunya saat ini.
"Akh - Eomma."
Taehyung meringis kesakitan saat telinganya ditarik paksa. "Cepat bangun, jangan malas Taehyung!"
Seolah memang menulikan pendengaran dengan sengaja. Taehyung kembalu bergeming. Tidak menghiraukan telinganya yang berdenyut sakit.
"Setidaknya pakai hari liburmu, dengan jalan pagi. Jika kau tidak bangun sekarang, maka kau tidak boleh tinggal disini lagi." ancam sang ibu dengan menambah jeweran di telinganya.
"Akh. Iya, iya, ini Tae bangun. Ck."
Matanya terbuka, walau masih menahan kantuk yang teramat. Dia mencoba bangkit dengan malas menuju kamar mandi untuk membasuh muka. Kemudian berjalan menuju ke ranjang kembali.
"Kenapa kembali? Cepat kelu-"
"Tae, ambil jaket, Ma. Dingin."
Ibunya menghela napas, kemudian keluar kamar mendahului Taehyung yang masih memakai Jaket. Tak lama menyusul sang ibu yang sudah berada di ruang tamu, menonton televisi.
"Berangkat dulu, ya, Ma." pamitnya.
"Hati-hati, jangan cuma jalan doang. Lari juga. Biar sehat." balas Ibu dengan omelan khasnya.
"Iya.."
Taehyung pun menghilang dibalik pintu, setelah memakai sepatu dengan benar. Malas sebenarnya ia harus keluar pagi-pagi begini. Masih dengan kantuk yang begitu melekat, dia memilih ke taman saja. Duduk bersandar pada bangku yang disediakan disana. Memilih tidur dengan tangan bersedekap dada.
***
"Ini kembaliannya, terima kasih sudah berkunjung."
Jennie mengangguk sembari menerima uang lembar kembalian. Menenteng satu plastik besar keluar minimarket. Pagi-pagi buta, neneknya membangunkan dirinya dan menyuruh membeli kebutuhan rumah yang sudah habis. Sialnya lagi, tidak ada sisa satupun sabun dirumah. Alhasil dia belum mandi, bahkan membersihkan muka. Wajahnya masih benar-benar bantal.
Masih begitu sepi pagi ini, namun sudah ada juga beberapa orang yang berolahraga pagi. Seperti jogging, bersepeda, dan sebagainya. Dia melewati daerah taman yang sepi, menghindari orang-orang agar tidak melihat wajahnya yang masih begitu kumal.
Brak..
Tapi, seperti tuhan tidak sedang memihaknya. Bahkan kesialan kali ini benar-benar membuat Jennie ingin menguburkan diri.
Sial, dia terjatuh.
Dan kepalanya seketika mendidih saat dia tahu, ada sepasang kaki yang menjegalnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW CARD | ✔️
Fanfiction[Completed] Taehyung yang selalu diikuti cewek cantik yang ngaku-ngaku jadi teman masa kecilnya. Gadis bermata kucing, yang pada dasarnya suka sama dia. "Aku nggak punya teman cewek!" BTS/BLACKPINK fanfiction [TaehyungxJennie] ©2019 gogoayo