18 - Ingin Bertemu

1K 153 2
                                    

Disarankan untuk membaca note ^_^
_____

Taehyung meneguk ludah sekali lagi, dia bimbang sekarang. Menggaruk dahi yang tidak gatal, sembari bersandar pada motornya. Saat ini, dengan saran Jisoo dan paksaan Lisa. Taehyung, pergi menemui gadis si pemilik mata kucing yang menawan. Siapa lagi kalau bukan Jennie. 

Sebenarnya belum, dia masih berada di depan gerbang. Belum beranjak dari tempatnya berada sejak hampir setengah jam lalu.

"Ck, huuuhhh..." Taehyung mengembuskan napas panjang.

Dengan anggukan mantap dia berjalan menuju gerbang bersiap menekan bel di pojok sana. Tapi di urungkan niatnya saat terlintas pertanyaan menyebalkan dipikirannya.

'Sebenarnya apa yang kulakukan disini? Apa yang akan kukatakan?'

"Arghhh!!"

Lantas rambutnya yang sudah tertata rapi di acak kembali dengan brutal. Berbalik ke arah motornya kembali. Tetapi bisikan setan apa yang membuatnya kembali menoleh, berbalik dan melangkah menuju gerbang. Sekarang dia melakukannya secara berulang. Mondar-mandir ditempat.

"Hei, siapa kau."

Tubuh Taehyung menegak, langkahnya terhenti. Menoleh pada suara parau yang ditujukan padanya.

"Ah, anyeonghasaeyeo,"

"Apa kau teman, Jennie?" tanya pemilik suara itu, yang ternyata nenek Hwa-in.

Sebenarnya dia keluar rumah untuk membuang sampah dirumahnya yang sudah menumpuk di seberang jalan. Namun, niatnya dikubur sementara saat melihat pemuda mondar-mandir di depan rumahnya. Melihat wajah pemuda itu, sepertinya seumuran dengan Jennie.

"Benar, saya temannya. Jennie, apakah dia ada di rumah? Saya ada keperluan dengannya."

Nenek Hwa-in diam sejenak, kemudian tersenyum tipis menatap Taehyung. "Ya, dia ada didalam. Tunggulah disana sebentar, nenek akan membuang sampah," tangannya yang sudah keriput menunjuk teras rumahnya. "oh, ya. Nak, masukkan saja motormu kedalam."

Taehyung mengangguk ragu, setelah nenek Hwa-in berlalu, Taehyung menggiring motornya kearah pekarangan rumah yang ditinggali Jennie bersama sang nenek. Pemuda itu kemudian berjalan menuju teras, berdiri santai disana menunggu wanita lanjut usia yang ia ketahui adalah nenek Jennie itu kembali.

Ada gejolak rasa yang tak biasa dalam tubuhnya seperti gemetar tanpa alasan, dan entah kenapa perutnya seperti ada sesuatu yang berkumpul didalam sana.

'Kenapa aku agak sedikit gugup?'

Taehyung cepat-cepat menggeleng. Tidak, tidak, memangnya kenapa dia gugup? Dia hanya mencoba meluruskan kesalahpahaman. Tapi apa dia harus melakukan ini? Hei, bahkan dia tidak tahu apa-apa. Ia hanya tahu Jennie manaruh hati padanya. Itu saja, dan lainnya dia bahkan tidak tahu.

Paksaan Lalisa dan Jisoo lah yang membawanya sampai sini. Dan oh, ayolah, dia akan menjadi pemuda konyol yang bertamu kerumah seorang gadis tanpa tahu yang akan ia lakukan.

Taehyung menggeram tertahan, kemudian menoleh kearah luar yang sudah memunculkan presensi nenek Hwa-in. Dan degupan jantung milik Taehyung bergema dengan kerasnya. Dia makin merasa gugup. Apalagi  saat tangan kurus nenek Hwa-in mulai memutar knop, dan menyuruhnya masuk mengikutinya.

Disini, dia berdiri dengan tangan gemetar. 'oh, ayolah Taehyung, jangan jadi pemuda pengecut.' ucapnya dalam hati.

"Nak..?"

Taehyung berjingkat, menoleh dan menatap sang nenek dengan pandangan bertanya. "Nenek lupa, belum menanyakan siapa namamu."

"Oh, perkenalkan nama saya Kim Taehyung.., Nek?"

YELLOW CARD | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang