Kim Taehyung ingin sekali mencakar wajahnya sendiri. Posisinya kini tengkurap di atas kasur, dengan bantal sebagai tumpuan kepalanya. Sesekali membenamkan wajah tampan miliknya, lalu berteriak dengan kencang.
"Masa iya, aku katakan saja?" kepalanya menyembul dari balik bantal.
Sebuah senyuman terbit, dia menganggukan kepala dengan semangat. Tetapi sesuatu terlintas di kepalanya, entah apa itu, yang langsung membuat Taehyung menggelengkan kepala pasrah.
"Perasaannya sudah berbeda padaku."
Helaan napas lolos begitu saja dari bibirnya. Dia merasa buntu. Haruskah dia bertanya pada Lisa? Tidak tidak, itu memalukan.
Dia beranjak, keluar dari kamar. Menuju dapur untuk mencari sesuatu yang dapat dimakan dan mengenyangkan. Perutnya terus berbunyi saat dirinya ber-galau ria di kamarnya tadi. Memikirkan tentang perasaan itu ternyata sulit. Apalagi mengumpulkan keberanian untuk menjadikan gadis bermata kucing itu miliknya. Mungkin jika sedari dulu Taehyung sudah jatuh ke dalam hati gadis itu. Mungkin, sekarang mereka sudah menjadi sepasang kekasih. Tapi, ini berbeda. Seolah takdir memainkan perasaannya. Dia jatuh, saat Jennie Kim sudah berpaling darinya.
Menyesal?
Mungkin, iya.
Sejauh ini dia memang menjadi seorang pecundang. Hidupnya memang terpandang, tetapi tidak seindah itu dimata dunia. Orangtuanya bercerai bukan karena alasan klise, sudah tidak sependapat lagi. Itu hanya gosip murahan yang tidak ada benarnya.
Keluarganya kini hanya ada sang ibu yang menemani. Kadang Lalisa adik tiri yang akhir-akhir ini datang kerumahnya. Namun, tidak dengan sang ayah. Sejak perceraian itu, ayahnya enggan kembali ke rumah yang dulu menjadi kebahagiaannya.
Yah, mungkin karena masih terjebak pada pecahnya keluarga miliknya. Taehyung, hingga saat ini belum pernah menemukan tambatan hatinya. Yang pada akhirnya, dia menemukan gadis bermata kucing itu.
Pertemuan yang tidak begitu berkesan. Pertemanan yang begitu terpaksa, dan pendekatan yang begitu menyebalkan. Pada akhirnya Kim Taehyung, pemuda itu luluh juga.
Lalu sekarang, rencananya adalah--menjadi kekasih Jennie Kim.
Dan tantangannya adalah, mengambil hati Jennie kembali.
***
Sudah setengah jam gadis itu menunggu, tetapi bus tak kunjung datang juga. Padahal, hari ini dia merasa suntuk luar biasa. Ingin cepat pulang, membersihkan diri, lalu merebahkan diri ke kasur kesayangannya.
Huh! Dengan inisiatif, Jennie merogoh ponsel di sakunya, berniat menghilangkan bosan.
Namun, rasanya Jennie ingin membanting benda pipih ditangannya saat itu juga. Baterainya habis, dan Jennie lupa jika semalam dia belum mengisi daya-nya. Gadis itu menunduk lesu, dengan helaan napas kasar yang dikeluarkan.
"Ah! Kenapa nasibku sial begini, sih!" rutuknya.
Tik!
Tik!
Tik! Tik!
Bressh...
Wajah cantik itu mendongak, menatap butiran air yang jatuh dengan derasnya. Jennie terkekeh sinis, menertawakan kemalangannya saat ini. Bus tak kunjung datang, sekolah sudah sepi, handphone-nya mati, dan sekarang hujan turun? Yang membuat dia terjebak tak bisa lari kemana-mana. Tubuhnya hanya bisa berlindung di halte kecil itu. Jikalaupun ingin menerobos hujan, sia-sia saja usahanya. Rumah nenek ya jauh, tidak bisa dijangkau jika hanya berjalan kaki.
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW CARD | ✔️
Fanfiction[Completed] Taehyung yang selalu diikuti cewek cantik yang ngaku-ngaku jadi teman masa kecilnya. Gadis bermata kucing, yang pada dasarnya suka sama dia. "Aku nggak punya teman cewek!" BTS/BLACKPINK fanfiction [TaehyungxJennie] ©2019 gogoayo