2 - Awal Temu

1.6K 215 0
                                    

Taehyung tersenyum sebelum benar-benar keluar dari ruangan milik ayahnya, bisa dibilang senyum paksa. Dia menendang tempat sampah yang ada di sebelah pintu, setelah menutup pelan pintu baja itu.

Dia terus saja mendumal, mengumpati sang ayah dengan kata 'sial' terus menerus. Beberapa karyawan yang hendak menunduk menyalami Taehyung, mengurungkan niatnya setelah melihat anak dari direktur utama mereka berwajah merah, menahan kesal.

"Oh, shit!! Sekarang bagaimana aku ke sekolah?!" Taehyung yang sudah berada diluar kantor, menjambak rambutnya sendiri. Pasalnya dia tidak diberi uang saku, bahkan sopir yang mengantarnya setiap hari tidak diizinkan Sangwoo-ayahnya, untuk mengantar Taehyung.

"Bahkan ini hari pertama aku masuk sekolah," desah Taehyung frustasi. Bagaimana tidak kesal, hari ini dia akan menjadi siswa SMA. Dan sekarang apa? Harus berjalan sampai ke sekolahnya? Ingat, Taehyung tidak diberi uang saku.

"Omona!! Semoga ada, ada, ada." Pekiknya.

Taehyung merogoh tasnya dengan teliti saat mengingat dirinya menyimpan sesuatu di dalam sana. Dia hampir saja berteriak kegirangan saat menemukan T-Money didalam sana. Beruntung, dia tidak harus berlari untuk sampai ke sekolah.

Taehyung tertawa meremehkan seraya berjalan menuju halte, "Ahaha, lihat Aboeji. Aku bisa berangkat dengan bus. Walaupun kau tidak memberiku uang sih, tapi tak masalah. Yang penting aku tidak berlari." dia tertawa seperti orang gila. Kartunya digoyangkan kekanan dan kekiri tepat didepan wajahnya.

Satu kata yang pas, untuk halte bus yang Taehyung tempati untuk menunggu bus selanjutnya adalah, Sepi. Halte itu hanya ada dirinya seorang saja. Disini angker ya? Kenapa sepi sekali? Taehyung memeluk tubuhnya sendiri. Entah kenapa dirinya tiba-tiba merinding. Sesekali dia melirik kebelakang, kasamping, kebawah, bahkan keatas.

Namun, saat dia akan kembali melirik ke arah kanan, dia dikejutkan dengan keberadaan gadis berambut panjang disampingnya secara tiba-tiba.

"Aaaa!!"

"Astaga! Ada apa?!" reflek, gadis itu menoleh dan ikut berjingkit karena teriakan Taehyung barusan. Sejenak, Taehyung mengatur napas. Mengamati gadis itu dari atas sampai bawah. Gadis itu menggunakan seragam sekolah. Dilihat dari almamaternya, dipastikan dia tidak bersekolah di Anyang.

Taehyung mengangkat kedua alisnya saat gadis itu tersenyum entah karena apa.

"Hai, kau pasti satu tujuan denganku. Jadi, mari berangkat bersama." tanya gadis itu dengan sangat antusias.

"Haa??" yang bisa Taehyung lakukan adalah menambah diameter mulutnya, tidak percaya. Bagaimana bisa gadis disampingnya ini mengajaknya untuk berangkat bersama? Apakah dia sudah tidak waras? Kenal saja tidak.

"Berangkat, Bersama. Kau mau 'kan? Lagi pula aku ini baru datang ke daerah ini."

Wow! Kau baru saja berbohong Jennie Kim. Apa yang kau lakukan? Apa kau menyukai laki-laki yang ada didepanmu itu? Tapi bagaimana bisa. Itu mustahil.

"Hehe, y-ya baiklah. Boleh-boleh." jawab Taehyung dengan sedikit kikuk.

Jackpot!

"Uwaa! Benarkah?" tanya gadis itu memastikan. Anggukan Taehyung yang berarti mengiyakan dapat membuat senyumnya semakin mengembang. "Omong-omong, namaku Jennie. Jennie Kim. Kau? Namamu siapa?"

Tangan Jennie terangkat, seperti meminta sebuah jabatan pertemanan. Senyumnya masih tercetak dibibirnya. Entah karena apa, Jennie senang melihat wajah Taehyung. Padahal baru saja Jennie ingin meneriaki seorang yang berteriak tidak jelas disampingnya, yaitu Taehyung. Namun, melihat wajah Taehyung yang bisa dikatakan tampan. Membuat Jennie mengurungkan niatnya.

Dan entah kenapa. Jennie merasa sedang jatuh cinta!

Jatuh cinta pada pandangan pertama?

Benarkah?!

Ahaha! Itu terlalu mudah. Jennie masih waras tentu saja. Dia tidak akan secepat itu menancapkan panahnya dihati Taehyung. Masih perlu pertimbangan. Tapi apa iya? Dia tidak menyukainya? Dilihat dari pandangannya, Jennie benar-benar terpesona.

"Hei! Namamu siapa? Tanganku mulai pegal." Interupsi Jennie kepada Taehyung yang masih menampakkan raut blank-nya.

Cepat-cepat Taehyung mengerjapkan mata beberapa kali. Dengan mantap dia menerima jabatan tangan Jennie.

"Kim Taehyung."

Jennie tersenyum. Sangat lebar, sampai deretan giginya terlihat. Memperlihatkan senyum terbaiknya. Berbanding terbalik dengan Jennie. Taehyung hanya menunjukkan wajah datar. Tidak, tidak. Dia tersenyum, namun begitu tipis sampai  Jennie tidak menyadari bahwa Taehyung tersenyum.

Ckiitt..

Jennie dan Taehyung melepaskan jabatan mereka saat bus berhenti siap untuk mengantar mereka sampai sekolah. Taehyung berjalan mendahului dan masuk kedalam bus.  Diikuti Jennie yang kembali memasang wajah datarnya seperti biasa.

***

Saat ini Jennie sedang berada di dalam ruangan milik kepala sekolah ini. Dia murid tahun ajaran baru. Seharusnya dia ikut pengenalan sekolah itu bersama siswa seangkatannya yang lain. Tapi, berhubung dirinya lulusan luar kota. Pastilah ada beberapa hal yang harus diselesaikan. Hanya sebuah tanda tangan.

"Nah, ini Jennie. Sekarang kau berikan ini pada guru kedisiplinan di kantor guru, dan setelahnya kau boleh mengikuti acara seangkatanmu."

Ucap pria setengah tua itu dengan senyuman berwibawa. Jennie membalasnya dengan anggukan.

"Kalau begitu saya permisi." Jennie beranjak pergi setelah membukukan badan hormat. Setelah ini kakinya pasti kram. Bagaimana tidak? Ruang kepala sekolah tepat di lantai paling atas gedung ini. Dan sekarang dia akan turun lagi, untuk sampai ke ruang guru menemui guru kedisiplinan.

Setelah menuruni berpuluh-puluh anak tangga. Akhirnya Jennie hampir sampai di depan pintu ruang guru. Baru saja ingin memegang knop. Tubuhnya lebih dulu terjatuh karena seseorang menabraknya.

Brukk!

"Aww, aduh, duh." Jennie meringis saat pantatnya menyentuh lantai dengan sangat kerasnya.

Sebuah tangan terulur didepannya saat Jennie mendongak ingin mengumpati siapa yang telah menabraknya. Saat melihat rupa orang itu. Tubuh Jennie menegang, wajahnya pucat, tidak lupa dengan mata melotot lebar.

Orang itu sungguh mirip dengan seseorang yang disayanginya.

***


YELLOW CARD | ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang