Ditemani secangkir kopi, dan biskuit kesukaannya. Ditambah hujan yang mengguyur kota ini dari beberapa jam yang lalu, membuat aroma yang kuat menguar dari tanah. Suasana ini, begitu cocok untuk pemuda bermarga Kim, bermalas-malasan dengan mengutak-atik benda pipih digenggamannya.
Setengah badannya ia bungkus dengan selimut, memberi rasa hangat yang ikut menjalar keseluruhan tubuhnya.
Sesekali mencomot biskuit cokelat pemberian ibunya, dan meminum beberapa teguk kopi panas. Kim Taehyung, merasakan ada sesuatu yang sedikit ganjil. Mungkin.
Sedari tadi, alisnya menyatu sembari menatap layar handphone-nya.
Tok..tok..
Tubuhnya menegak, "Aishh.. Mengagetkan."
Tok! Tok! Tok!
Ketukan dari luar kembali terdengar, tetapi kali ini lebih kencang. Taehyung meletakkan benda pipih yang tadi digenggamnya di atas nakas. Menyibak selimutnya, dengan malas.
Tok! Tok! Tok! Tok!!!
Alisnya kembali tertaut, siapa sih, yang mengetuk pintu sekencang itu. Dia beranjak dari tempat tidur, berjalan gontai menuju pintu kamarnya.
Tok! Tok! Tok!
"Iya, sebentar!"
Membuka pintu dengan sedikit kasar. Taehyung langsung berhadapan dengan wajah sangar milik adinya.
"Ha!" keterkejutan nampak begitu terlihat di wajah tampannya.
Lalisa, berdiri disana dengan tatapan mematikan. Apalagi diluar sebagian lampu dimatikan. Membuat Taehyung refleks menjerit, karena mengira Lisa bukanlah manusia.
"Hei, kau!"
Lisa menyipitkan mata dengan Tajam. Seolah menguliti Taehyung hidup-hidup dengan matanya. "Apa sih, yang ada di otakmu?! Pikirkan baik-baik sebelum menolak seorang perempuan! Dasar lelaki kejam!"
Taehyung menyerngit, bingung dengan kalimat yang baru saja diucapkan Lalisa.
"Ap-"
"Shtt..., diam! Aku ingin kau minta maaf sekarang juga!" bentak Lisa.
Ha?
Taehyung dibuat tambah bingung sekarang. Ada apa dengan Lisa. Dan kenapa dia menyuruhnya minta maaf? Memaksa pula.
"Ish! Kanapa diam saja?! Cepat sana, minta maaf!" sungut Lisa, tidak sabaran.
Taehyung menghela napasnya, "Aku minta maaf."
Jawab Taehyung spontan, karena masih bingung apa yang dilakukan Lisa, hingga sedikit brutal disore hari yang sunyi ini.
"Ck, kau! Bukan denganku, bodoh! Dengan Jennie, Kim Jennie. Perempuan yang sudah kau tolak cintannya!" sembur Lisa dengan wajah yang memerah.
Titik kemarahannya, seperti mencapai tingkat tertinggi. Seperti sudah sampai ubun-ubun dan ingin diledakkan. Walaupun, sepertinya gadis berponi itu sudah mengeluarkan amarahnya berkali-kali. Tetapi dia menjadi tambah mendidih, melihat Kakak tirinya yang tidak bisa menyadari. Sialnya, Kim Taehyung itu begitu bodoh soal percintaan.
"Hah?"
"Temui, Jennie. Sekarang." pinta Lisa dengan nada merendah. Frustrasi dengan keadaan yang dialaminya.
Taehyung akhirnya mengerti arah pembicaraan Lalisa. Ingin dia mengatakan pada adiknya itu, bahwa cukup sulit menemui Jennie. Dan mengatakan bahwa, beberapa waktu lalu, saat dia mengatakan sebuah kalimat yang mampu menyakiti hati Jennie, itu adalah suatu ketidaksengajaan. Bibirnya begitu saja berucap, setelah melihat sirat mata Jennie, yang sedikit tidak menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW CARD | ✔️
Fanfiction[Completed] Taehyung yang selalu diikuti cewek cantik yang ngaku-ngaku jadi teman masa kecilnya. Gadis bermata kucing, yang pada dasarnya suka sama dia. "Aku nggak punya teman cewek!" BTS/BLACKPINK fanfiction [TaehyungxJennie] ©2019 gogoayo