Mengamati dua objek paling membosankan bagi Jennie, itu sungguh membuat emosinya tergolak. Lagi-lagi Jisoo ada disana, disamping Taehyung. Baru kemarin dia dan Lisa menjadi stalker dadakan, dan kemarin pula dia mencoba merendam emosi dengan sebaik-baiknya. Kini dua sejoli yang menjadi tontonannya berdampingan mesra, di seberang sana.
Niat ingin mengerjakan tugas sembari mengidar dari keributan kelas saat jam istirahat dengan duduk di pinggir lapangan basket, bukan telinga lagi yang panas, melainkan hatinya. Dia merapatkan bibir, menekan pulpen agak keras untuk menyalurkan kekesalan. Tetapi pada akhirnya, Jennie memilih menyumpal telinga dengan earphone bervolume tinggi. Mencoba untuk fokus pada buku.
Sekitar lima menit dia fokus menulis, namun gerakan tangannya terhenti saat pandangannya yang menunduk melihat sepasang sepatu putih didepannya. Jennie buru-buru mendongak, matanya sedikit membola saat satu kaleng minuman dingin berada tepat di depan wajahnya.
Dia menyerngit, menelengkan kepala kekiri sedikit. Dan apakah yang dia lihat sekarang, membuat hatinya berdesir gugup. Kerjaban mata ia lakukan guna memastikan benar atau tidak orang yang ada di depanya itu.
'Masa iya, dia menghampiriku?'
"Tidak mau? Gratis, kok. Kau tidak perlu membayar."
Jennie mencondongkan wajahnya, "ha?" tepatnya telinga kiri yang memperlihatkan earphone putihnya.
Pemuda itu memutar bola mata jengah, meletakkan kaleng dingin itu di samping Jennie. Kemudian mengambil tempat sebelahnya lagi untuk dia duduki.
Jennie meneguk ludah, rasa gugup benar-benar menyelimutinya kini. Jantungnya rasanya mau keluar karena, degupnya yang begitu kencang. Dia mengambil satu tarikan napas dan menghembuskan pelan. Menggeleng-geleng kecil, dan kembali melanjutkan menulis tugas.
Disampingnya, pemuda dengan garis wajah tampan menatapnya bergeming. Dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada. Taehyung, mengamati wajah Jennie dengan seksama. Walau hanya dari samping, dia mengakui wajah gadis itu memang menawan. Taehyung diam-diam menyetujui ucapan Jisoo beberapa saat yang lalu, sebelum menghampiri Jennie, dan walau dengan paksaan Jisoo pula.
Ya, bisa dibilang tadi Jisoo menceramahinya tentang Jennie. Jisoo juga memberitahunya jikalau gadis disampingnya ini, menyukainya. Sempat kaget memang, namun melihat Jennie yang selalu menyapa dan mengikutinya dengan alasan harus berteman dengan kakak Lisa, yakni dirinya. Dia percaya saja. Tapi yang tidak bisa dia percaya adalah. Sifat asli Jennie, yang terkesan cuek dan dingin pada semua orang, kecuali orang yang memang sudah dekat.
Tetapi mengapa saat Taehyung pertama kali bertemu, Jennie terkesan orang periang dimatanya?
'Pandangan pertama?'
Taehyung tersentak sendiri, pipinya tiba-tiba bersemu. Jennie menoleh, saat dia masih menatap, mengamati wajahnya. Mampus! Taehyung segera mengalihkan pandangan, berdeham guna menahan malu.
Jennie yang mengetahui itu, pun juga pipinya memerah. Gadis itu, melepas kedua earphone-nya, "Ada urusan apa, kesini?" tanya Jennie memberanikan diri.
"Uh?" Taehyung menoleh, tergagap. Oh, iya, mau apa dia kemari?
"Tidak ada, hanya.. melihatmu, dan, dan kau sendiri. Jadi aku kemari. Yah itu."
Jennie menyerngit, aneh sekali jawaban pemuda itu. "Aneh."
"Apa!?"
"Apa, apanya?" jawab Jennie sekaligus bertanya.
Taehyung menguarkan napas kasar, menggeleng menjawab Jennie setelahnya. Jantungnya berdegub kencang sepertinya.
Keduanya terdiam. Jennie sudah selesai dengan tugasnya, tetapi enggan beranjak. Taehyung? Dia menatap lapangan dengan para siswa yang bermain dengan bola. Suasana memang sedang ramai disekolah, sudah selesai ujian akhir. Itu artinya beberapa hari lagi libur musim panas.
Taehyung berdeham lagi, "Memang, kau mengerjakan apa? Masih ada tugas?" tanya nya.
Jennie mengikuti arah pandang Taehyung, melihat ke depan dengan bersandar. "Aku mengerjakan tugas yang belum ku kumpulkan bulan lalu."
"Hmm? Kukira kau termasuk orang yang rajin."
Jennie tentu saja terkekeh. Taehyung sontak menoleh, menatap raut Jennie yang berbinar karena tertawa. Walaupun hanya kekehan samar, Taehyung merasa tubuhnya berdesir lembut.
"Memang, tampangku terlihat seperti itu?" tanya Jennie sembari menoleh ke arah Taehyung. Dan, ya, mereka mempertemukan pandangan masing-masing. Mereka bertatapan.
"Aku tidak seperti Jisoo, Taehyung."
Taehyung berkedip, meneguk ludahnya sendiri. Masih menatap mata indah itu, dua kali ini dia seperti enggan mengalihkan pandangan dari mata hitam gadis dihadapannya. Gadis yang sama, seperti waktu di mobilnya dulu.
Sampai dia benar-benar tersadar saat Jennie mengalihkan bola matanya, membereskan beberapa buku dipangkuannya dan segera pergi. Taehyung menatap punggung itu dengan intens sebelum menghilang dibalik koridor.
Minuman bersoda itu masih ditempatnya. Tetapi ada yang berubah, ada satu lembar sticky note dibawahnya. Taehyung mengambilnya, membaca tulisan rapi disana.
Aku menyerah, Taehyung
Sejak kapan Jennie menulis ini? Dan maksud dari kalimat 'menyerah'?
.
.
.
A/N:
Hai, sejujurnya menulis bagian Taennie itu sulit bagiku. Enggak cuma Taennie, di draf aku mencoba nulis shiper2 lain. Tapi kalo udah nemuin tokoh utama bareng itu nulisnya susah. Karena kan harus bikin yang baca itu baper.
Dan mungkin, efek diriku jomblo dari lahir. Wkwk.
Oke, disini aku mau maksa kalian buat komen. Cerita ini bagus apa nggak. Dan kasih saran juga, ya. Pliss. Kritiknya juga.
Kalo nggak ada yang komen, malulah guaa. Mau ya komen, gratis kok.
See you 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
YELLOW CARD | ✔️
Fiksi Penggemar[Completed] Taehyung yang selalu diikuti cewek cantik yang ngaku-ngaku jadi teman masa kecilnya. Gadis bermata kucing, yang pada dasarnya suka sama dia. "Aku nggak punya teman cewek!" BTS/BLACKPINK fanfiction [TaehyungxJennie] ©2019 gogoayo