5. TAMU TAK DIUNDANG

182 30 4
                                    

Saat Monita naik ke kelas XI, Anak Raja dihebohkan dengan kabar bahwa mereka akan kedatangan murid baru yang katanya artis. Begitu melihat popularitasnya di media sosial, ditambah visualisasi yang menawan, mereka semakin antusias, terutama teman seangkatan Monita. Kabarnya anak baru itu sebaya dengan mereka. Banyak yang penasaran kelas mana yang akan ditempatinya.

Info ini pertama kali Monita dapat dari Delia, saat dia mengirimkan tautan profil Instagram ke obrolan grup mereka.

Nama panjangnya Dirga Rasyid. Dengar-dengar doi mau ikut audisi talent show.

Media sosial Dirga isinya kebanyakan video-video kover lagu dan foto-foto saat tampil di acara musik. Tidak banyak potret tentang kehidupan pribadinya yang bisa Monita gali. Misalnya, dia tinggal di mana, anak keberapa, sudah punya pacar atau belum. Meski begitu, animo Anak Raja benar-benar beralasan. Monita akui, Dirga tampak sangat manis saat tersenyum. Perangainya juga tampak santun dan ramah. Dia jadi penasaran, seberapa presisi Dirga yang asli dengan citra yang terlihat di dunia maya.

Masalahnya, Dirga tidak masuk di minggu-minggu awal semester ganjil karena sedang ikut audisi ajang pencarian bakat.

"Gimana kalo kita bikin acara nobar?" usul Risma. Waktu itu Jhoni meminta saran, kira-kira aktivitas apa yang bisa bikin mereka, sekelas, semakin akrab.

Monita, yang baru saja memeriksa apakah ada konten baru yang diposting Dirga, langsung menyahut, "Nobar si anak baru itu? Langsung ke studionya?"

Risma mengangguk. "Minggu depan kan udah babak 20 besar."

Ide Risma tidak terdengar buruk, tapi Monita pikir akan lebih masuk akal kalau Risma mengusulkan nonton film fiksi ilmiah, atau mengunjungi kebun binatang.

"Ah, susah itu. Acaranya terlalu malam. Payah nanti kalau ada yang nggak dikasih izin ortu. Dia juga belum kenal sama kita," tolak Jhoni.

Dengan begitu, tidak ada acara nonton bareng ke studio. Tidak ada yang menyaksikan langsung bagaimana Dirga gagal melaju ke babak selanjutnya. Namun, kabar buruk itu disambut baik Raya Jaya. Mereka mengadakan acara penyambutan dan foto bersama saat upacara bendera. Meski baru saja resmi jadi Anak Raja, Dirga diperlakukan layaknya siswa lama yang baru selesai cuti dan membawa pulang prestasi.

Saat itulah Monita melihat Dirga berdiri di barisan kelas Delia. Bahkan mereka berbaris sebelah-sebelahan dan tampak mengobrol tanpa canggung.

Tebersit di hati kecilnya, kenapa harus Delia? Namun pemikiran itu sirna ketika dia memberanikan diri berkunjung ke kelas mereka dan menyapa Dirga untuk pertama kali. Respons yang diterima tidak kalah ramah. Mulai saat itu, Monita merasa dia punya harapan. Semakin hari semakin terasa pasti. Puncaknya di pesta ulang tahunnya Sabtu lalu.

Setelah memikirkan dua petunjuk yang diucapkan Dirga semalam—"mau datang" dan "jangan lupa tanggalnya", Monita yakin Dirga mengundangnya ke suatu tempat di waktu yang telah ditentukan.

Pertanyaannya: kenapa harus diundang lewat kado?

"Mon ...."

Senggolan pelan di kaki Monita menghentikan analisis di kepalanya.

"Hm?" sahut Monita tanpa mengalihkan tatapan dari botol soda yang masih berembun. Mereka baru saja mengambil tempat duduk di kantin. Hanya berdua. Delia dan Priska berjanji akan menyusul setelah tugas mereka selesai. Monita harap itu akan makan waktu lama.

Melihat Kana tampak ragu-ragu ingin menanyakan sesuatu, Monita menebak langsung, "Lo mau nanya soal kado?"

Benar saja, Kana membalasnya dengan senyuman sungkan. "Tapi kalo lo nggak mau cerita, nggak papa kok."

Kacamata MonitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang