2 malam sudah Amira pergi bersama dengan teman kampusnya. 2 malam juga Arya dan Arzky tanpa Amira. Dan seperti malam sebelumnya sambil mengecek perkerjaannya hari ini. Sesekali Arya juga mengecek ke ponselnya, melihat ada pesan atau panggilan dari Amira. Namun masih sama belum ada sama sekali...
Arya berpikir Amira masih sibuk atau kelelahan atau bahkan sudah tidur melihat hari sudah cukup larut. mungkin bukan hari ini Amira menghubunginya, walau tidak dapat dipungkiri kalau saat ini Arya rindu pada istrinya itu. Dua hari tanpa Amira. Rumah terasa sepi bahkan tempat tidur pun terasa tidak senyaman biasanya...
Seperti saat ini Arya tengah mengetik sebuah pesan untuk Amira. Menanyakan keadaan wanita itu dan juga apa semua berjalan lancar. Namun Arya kembali menghapus pesan yang ia buat serta mengarungkan niatnya untuk menghubungi Amira lebih dulu. Arya lebuh memilih menyimpan ponselnya kembali ke tempat semula, yaitu di atas meja. Walau beberapa kali Arya sempat mengecek ponselnya kembali. Berharap ada pesan masuk. Sekali lagi harapannya harus kecewa dengan kenyataan.
Keesokan paginya...
Seperti biasa kegiatan Arya setiap akhir bulan dia mengecek secara langsung beberapa departemen Store. Sebagai bahan evaluasi Arya tentang apa-apa saja yang harus di tingkatkan dari salah satu anak perusahaannya ini. Dan disaat seperti akhir bulan inilah waktu Arya bisa tersita sepenuhnya dengan pekerjaan dan segala jenis laporan dan tetek bengeknya setiap hari. Belum lagi rapat sana sini. Membahas ini dan itu. Sampai terkadang tak jarang Arya harus lembur walau sudah di bantu adik dan beberapa staf. Rasanya pekerjaan itu tak ada selesainya.
Sedangkan di lain tempat. Beberapa saat yang lalu Amira dan ke lima sahabatnya baru saja selesai melakukan presentasi. Atas kesimpulan dari kunjungan mereka dua hari yang lalu. Tentang hal apa saja yang mereka lihat dan pahami dari kunjungan pertama.
“Hah... rasanya lelah sekali” Amira yang menghampiri ke lima temannya, dengan wajah yang terlihat begitu lelah sambil membawa beberapa buku. Sedangkan ke lima teman Amira yang sudah duduk lebih awal. Hanya bisa menatap Amira dengan wajah datar sambil menikmati makanan. Yang entah bisa di bilang makan siang atau sarapan. Karena hampir dari kemarin mereka semua termasuk Amira tidak sempat sarapan pagi. Bahkan tadi pagi pun sama, seakan waktu mereka habis hanya untuk mempersiapkan presentasi hari ini.
“Mira, mau aku pesankan makan atau minum “tawar kenanga, saat melihat wajah lelah Amira
“Ia, atau mau makan sesuatu?” tanya Dian “ wajah kamu itu kelihatan pucat, apa kamu sakit" tambah Dian
“Enggak kok. Cuma akhir-akhir ini aku sedikit merasa mual dan pusing saja” kata Amira santai. Tapi sepertinya tidak di anggap santai oleh teman-temannya karena sekarang tatapan mata mereka semua tertuju pada Amira. Bahkan Bagas sampai menjatuhkan sendoknya kembali ke dalam mangkuknya kembali. Amira pun menatap ke lima sahabatnya dengan tatapan tak kalah herannya
“Mira... mira....”panggil dara dengan suara seperti orang panik
“Ia...”jawab Amira sambil menikmati es jeruk yang baru saja datang
“Apa... kamu...” Dara menjeda kalimatnya sambil melihat ke arah teman-teman yang lain, menggunakan bahasa mata yang sama sekali tidak Amira pahami apa yang sebenarnya di pikirkan sahabatnya
“Apa kamu...” Dara mengulang kalimatnya.
“Apa kamu....” Dara kembali mengulang kalimat yang sama untuk ke tiga kalinya
“Apa yang sebenarnya ingin kamu tanyakan?” tanya balik Amira karena sudah lebih dari 10 menit Dara hanya mengulang ulang kalimat “ Apa kamu” tanpa tahu apa terusan dari kalimat itu.
“Apa kamu hamil" akhirnya kalimat yang seakan terhenti setiap dara ingin menanyakan sejak tadi bisa ia keluarkan ketika Bagas tadi menepuk pundaknya.
“O...” jawab Amira
“Hanya O" tanya mereka serempak dengan mimik wajah tidak percaya
“La, kalian. Ingin jawaban apa? Karena emang aku tidak hamil. Karena mungkin asam lambungku sedang naik” jelas Amira dengan wajah cuek atas eksepsi wajah ke 5 sahabatnya yang terlihat seperti orang yang tengah terkejut. Apa lagi memang benar sampai saat ini Amira memang belum hamil. Bukan menunda, tapi karena memang belum saja. Baik Amira dan juga Arya ingin sekali punya anak sendiri. Apa lagi setelah adanya Arzky membuat keinginan itu semakin kuat.
Tapi apa daya. Bayi bukan barang yang dipesan langsung jadi. Semua butuh proses dan kesabaran. Selain usaha harus juga di serta dengan doa. Semoga nanti di berikan anak yang Soleh dan Solehah.
“tapi kalian “tanya ayu dengan mimik wajah penasaran
“Memangnya kita kenapa? Kita kan ada disini memangnya apa Lagi “ jawab Mareta yang seperti biasa lomotnya kambuh
“Bukan kau, lemot! tapi Amira dan pak Arya.” Ayu menjelaskan maksud dari uapannya dengan lebih jelas pada Mareta.
“Apa kalian berdua juga melakukan’ itu’ ” tanya ayu yang terdengar sedikit Ambigu
“ ia” jawab Amira pasti. Dia tahu apa maksud dari kata ‘ itu ‘ yang Mereta maksud. Jawaban Amira itu semakin membuat wajah ke lima sahabatnya terkejut untuk ke dia kalinya. Dan bahkan Amira sekarang sedang berusaha menahan tawanya melihat wajah semua sahabatnya yang terlihat sangat lucu jika mereka terkejut bersama.
“Nah, kalu kalian melakukan itu juga, jadi besar kemungkinan kalau kamu hamil kan? Jadi apa salahnya kalau kalian punya Anak. Toh ketahuan siapa bapaknya. Dan kita semua penasaran kalau Kalian berdua punya anak bakal mirip siapa. ” tutur Bagas.
“Nah. Bener tuh. Mirip kamu... tapi jangan mirip kamu, mirip Aja kayak pak Arya. Pasti lucu mengemaskan. Secara bapaknya ganteng! “ Sambung Ayu
“Berisik lu, cebe-cabean kering. Pikiran lu. Cuma cowok ganteng doang. Apa kabar dengan poster oppa-oppa lu “timpal Bagas yang menjual kening Ayu sampai Ayu menyerengit kesakitan.
“Bagaskara!! Dasar King Kong! Tukang MAKAN!” suara teriakan Ayu yang terdengar melengkung di telinga. Membuat hampir semua dari mereka tutup kuping
“aduh kalian ini. Dari pada ribut mulu kenapa gak nikah aja. Cocok tahu" Amira yang haNya bisa geleng-gelwng melihat ingkah Ayu dan Bagas. Dimana keduanya selalu saja bertengkar kalau di satukan seperti ini. Tapi menurit amira sebenarnya kesuanya serasi saling mengisi kekurangan satu sama lain
“NO!!” Jawab keduanya bersamaan
“Udah nikah aja. Jawab aja samapi barengan gitu. Cocok kali” Kini Dara ikut mengira ke dua sahabatnya itu
“Sudah lah, aku cuka mau katakan pada kalian kalau aku itu tidak hamil saat ini” tegas Amira
“Jawabannya terlihat meyakinkan" Ayu yang berbicara pada semua teman-temannya . Dan mereka semua mengaguk Setuju.
Raut wajah Arya tampak berubah menjadi riang. Ketika dia mendapatkan telepon dari seseorang “Sayang...” jawabnya semangat
“Kamu tahu Tidak. Aku itu senang akhirnya kamu menelefonku. Aku itu cemas beberapa hari ini tidak dapat kabar dari kamu" ucap Arya begitu semangat dan bergembira bahkan ia tidak bisa menyembunyikan betapa bahagianya sekarang dirinya. Walau hanya bisa mendengar suara Amira dari telepon
“ Maaf kak. Beberapa hari ini Amira terlalu sibuk. Jadi tidak ada waktu untuk menghubungi kakak. Kegiatan terkadang di mulai jam 8 pagi selesai jam 5 sore malamnya tak. Jarang Amira harus mengerjakan laporan yang harus diserahkan ketika kegiatan ini nanti usai “jelas Amira
“Tapi. Tunggu sayang, ada apa dengan suaramu, sayang? Apa kau sakit sayang" tanya Arya
“aku tidak apa-apa kakak sayang, mungkin ini hanya karena Amira sedang kanan mag saja. Terlebih terlalu sibuk beberapa hari ini, membuat makan Amira tidak teratur " jelas Amira yang baru saja meletakan tasnya diatas tempat tidur
“Apa perlu, kakak ke sana? ”suara Arya yang terdengar begitu cemas
“Tidak perlu, Amira Cuma butuh istirahat saja. Setelah itu, pasti Amira akan kembali sehat lagi. Jadi kakak jangan cemas “ tutur Amira
“Baiklah, see you Sayang “ ucap Arya sebelum menutup panggilan telepon mereka.
“Aliya, tolong kamu batalkan semua janji saya hati ini” Arya memanggil sekretarisnya
“Tapi, pak. Nanti setelah ini. Anda punya acara untuk bertemu dengan pak Anita dan beberapa orang lagi, sampai jam 3 sore nanti" Aliya tampak menjelaskan jadwal Arya hari ini
“Kamu batalkan semuanya “kata Arya final
“Tapi kalau nanti kalau mereka bertanya saya harus jawab apa? “Aliya yang mencoba mencegah Arya pergi
“Katakan saja ada urusan keluarga yang sangat mendesak . Mereka pasti akan mengerti “ucap Arya sambil berjalan begitu saja meninggalkan Aliya.
○○○
Tanpa sepengetahuan Amira, arya menyusul Amira ke tempat di mana Amira dan semua teman kampusnya sedang mengadakan kunjungan. Bukan tanpa alasan Arya kemari. Arya tidak akan tenang kalau dia belum memastikan dengan mata kepalanya sendiri tentang kondisi Amira.
Arya berencana untuk memberi kejutan tentang kedatangannya kemari
“Sayang...” ucap Arya yang masih duduk di dalam mobil sambil memperhatikan hotel tempat Amira menginap
“ tumben kakak telefon Amira, ada apa gerangan. Ini?? “ ucap Amira ketika menerima panggilan dari Arya
“Memangnya tidak boleh?” goda Arya
“bukannya tidak boleh. Cuma tumben saja, padahal belum lama kita saling bicara” jelas Amira
“Kakak kan kangen sama istri kakak yang cantik dan menggemaskan. Yang selalu membuat suami ini menjadi rindu setengah mati. sampai rasanya aku susah bernafas “ tutur Arya
“Gombal, kamu" kata Amira
“ Siapa yang gombal. Bahkan aku bisa menyeberangi lautan , dan mendaki gunung hanya untuk bertemu dengan kamu" ujar Arya bersungguh sungguh sambil sesekali melihat ke kamar hotel yang Amira huni.
“Masak, tapi sayangnya Amira itu enggak di gunung dan enggak mengharuskan kakak untuk menyeberang laut. Kalau hanya sekedar bertemu dengan Amira " tutur Amira
“Ia... Ia.. tapi kamu coba tebak sekarang aku ada dimana? ”Arya mengalihkan topik pembicaraan ke hal lain
“Dikantor" jawab Amira
“Bukan"
“Di rumah" tebak Amira
“Bukan juga...” jawab Arya
“Diluar? “tanya Amira
“Ya... bisa jadi...”jawab Arya
“Dimana? Amira tidak tahu sekarang kakak ada dimana" Amira yang mulai kesal
“Bukan. Ayo tebak kakak ada dimana sekarang “ paksa Arya
“Dimana? Katakan saja. Amira benar-benar tidak tahu “keluh Amira
“Oke. Baik kakak, sekarang itu ada di hotel tempat kamu menginap...”akhirnya Arya berkata jujur dan menghentikan aksi tebak-tebakannya
“Jangan bercanda deh, kak. Dari sini ke Jakarta itu 5 jam “ Amira yang tidak percaya dengan apa yang Arya katakan
“oke. Kalau begitu. Sekarang coba kamu turun dan kakak tunggu kamu di depan” Amira tampak bergegas turun dari hotel untuk memastikan apa benar Arya datang.
Benar Saja. Ketika Amira sampai di depan lobi hotel dia sudah melihat arya yang sedang menunggunya sambil bersandar di samping mobilnya
“ sayang....”panggil Amira sambil melambaikan tangannya. Dengan wajah yang terlihat begitu senang, bahkan sekarang Amira mempercepat jalannya
“Hai sayang...”balas Arya ketika melihat Amira datang sambil sedikit berlari ke arahnya
“Senangnya kakak bisa liat kamu secara langsung seperti ini" kata Arya ketika mereka berdua sudah saling berhadap-hadapan “rasanya rindu yang hampir mencekik ini hilang dalam sekejap" tambah Arya
“Amira juga merasa kalau sakit, Amira sekarang sudah hilang karena lihat kakak “ ucap Amira
“Karena sudah kesini ayo kita jalan-jalan sekalian memeriksa keadaan kamu “ ajak Arya. yang sudah membukakan pintu mobil untuk Amira
KAMU SEDANG MEMBACA
jodoh (Wedding Day)
RomanceJodoh, bisa datang kapan saja. Dimana saja. Bahkan dengan cara yang tak terduga. Cara-cara, indah sang maha kuasa. yang begitu misterius dan tak bisa di tebak. Yang tertata begitu sempurna... "Assalamualaikum, wahai Amira Aisyah Putri.... Maukah k...