21

1.7K 66 3
                                    

"Mbak, bayinya cowok apa cewek?" Amira yang meletakan kedua tangannya di depan perut kakak iparnya.

"Belum tahu" jawab Niar(lupa namanya)

"Mbak enggak USG, biar tahu jenis kelaminnya gitu? " ujar Amira

"Kata mas mu biar jadi kejutan saja..." jawab Niar. Amira mengeruk paham

"Terus kamu kapan punya anak, kasihan kan Arzky kalau harus menunggu lama" Niar yang berbicara sambil berbisik-bisik membuat Amira hanya tersipu malu

"Apa kalian belum ke pikiran buat punya bayi sendiri? Masih mau pacaran aja, Atau memang mau menunda punya anak " goda Niar

" kami enggak ada ke pikiran untuk menunda, tapi mungkin belum diberi kepercayaan saja" jawab Amira. Niar mengangguk

Selama di rumahnya Amira tampak begitu bahagia, Amira bisa bercengkerama dengan mama papanya dan beberapa keponakannya, membuat Amira sedikit lupa dengan masalah yang sedang terjadi diantara dirinya dan Arya.

Setelah meletakan Arzky di kamar untuk tidur siang, Amira mengecek ponselnya. Di mana begitu banyak pesan yang Amira dapat dari pada sahabat GENG ELIT yang tampaknya sedang Ramai membahas sesuatu yang serius sampai beberapa Amira di tandai.

Membuat Amira penasaran dengan apa yang sedang semua sahabatnya bicarakan, membuat Amira membaca chart dari sahabatnya dari awal.

Beberapa kali ekspresi wajahnya berubah ketika membaca semua chart dari semua sahabatnya dari mimik wajah heran, terkejut dan tak percaya sampai geleng-geleng kepala.

"Ini serius?" Tanya Amira pada teman-temanya

" serius lah, kapan coba kita enggak pernah serius apa lagi maslah seperti ini " bagas yang pertama membalas pesan Amira

"Tapi kenapa tiba-tiba Bu Betti berhenti dari kampus? Bukannya kemarin dia masih mengajar kan?" Amira kembali mengirim pesan lagi

"Tanya sama Mareta" balas Bagas

"Apa ini panggil aku" Karena yang merasa terpanggil akhirnya pun muncul

"Itu istri pal dosen, mau tanya kenapa si dosen out dari kampus " ujar Bagas

"Oh...."
"Dia, tanya saja sama suaminya sendiri." Jawab Mareta.

Tentu saja membaca balasan pesan dari Mareta membuat Amira berpikir sejenak

"Emang dosgan kesayangan Ayu kenapa? Kok bawa-bawa dosen ondel-ondel itu" Ayu yang kali ini ikut bergabung

"Heh! Ayu kemayau, ada bininya loh, dilabrak baru tahu rasa. Gue ketekin dah lu kukuruyuk" Bagas membalas pesan dari Ayu. Yang tentu saja seperti bisa kalau dia manusia ini sudah bertemu sudah ribut sendiri, tidak di chart dan tidak di kehidupan sehari-hari.

Saat di chart grup sedang rusuh gara-gara Ayu dan bagas. Amira justru tampak ragu menghubungi Arya untuk menyatakan apa yang terjadi.

Tapi Amira masih marah ketika ia mengingat tentang foto yang di kirimkan oleh orang misterius, di mana di dalam foto itu terlihat suaminya dengan seorang wanita yang tidak terlihat jelas seperti apa wajahnya, Namun jika di perhatikan wanita di dalam foto itu tampak seperti wanita asing. 

Amira mungkin tidak akan percaya dengan hanya selembar foto yang bisa saja di edit. Apa lagi melihat jaman sekarang semua itu mungkin, Jangankan  hanya sebuah foto, apa lagi mengingat suaminya itu bisa di bilang orang yang cukup dikenal, jangankan sebuah hanya sebuah foto yang bisa di dapatkan di internet dengan begitu mudah.

Tapi kalau di serta dengan video apa Amira tidak boleh menaruh curiga? Walau pun Arya pernah mengatakan kalau dirinya “punya” mantan kekasih. Kata “punya “ itu Artinya tidak mungkin Cuma hanya satu bisa saja lebih dari satu.

Bukan itu yang membuat Amira kecewa, bukan juga banyaknya wanita yang selalu mencoba menempel pada suaminya. Namun yang membuat Amira kecewa adalah ketika Arya yang tampak ragu dan mencoba menghindar dari pertanyaannya.

“aku kangen kak...” gumam Amira pelan sambil mengusap foto Arya dari layar ponselnya

“kamu sekarang lagi apa, sudah makan atau belum?”

“kakak, itu terkadang suka sekali lupa makan siang kalau sudah keasikan kerja “ tambah Amira

Tu... tu...tu... suara anda sambung  panggilan yang terhubung

“Assalamualaikum....”

“sayang, kakak kangen sama kamu...”

“Kamu kapan pulang....” ucap Arya. Sedangkan Amira  masih diam bercara apa pun

“maaf kalau hari itu membuat kamu kecewa, tapi bukan maksud kakak untuk tidak jujur sama kamu...”

“Kakak, Cuma mau menjaga perasaan kamu, kakak enggak mau kalau kamu itu merasa kalau kakak itu enggak serius sama kamu, kakak itu sayang banget sama kamu....”

“jangan seperti ini. Kamu bicara sama kakak , kakak itu kangen banget Sekali dengar suara kamu” suara Arya yang tampak mendesak lemah, saat Amira masih mendiamkannya

“ Apa yang harus kakak lakukan supaya kamu mau bicara sama kakak? “tanya Arya

“Baiklah... Kakak janji setelah kamu kembali nanti, kakak akan ceritakan semuanya pada kamu  semuanya,  semua yang ingin kamu tahu “ tutur Arya lemah sebelum mengakhiri panggilannya. Meskipun dengan sedikit rasa kecewa karena Amira tampaknya masih tidak mau bicara. Membuat Arya semakin merasa bersalah.

Arya kembali  larut dalam pekerjaannya dengan mengurus serta membaca beberapa dokumen yang harus di dipelajarinya sebelum di tanda tangan, masalah dengan Amira sedikit membuat Arya jadi kurang fokus dalam bekerja.

Membuat Dias protes padanya tentang banyak hal hari ini. Ada beberapa tempat yang harus dia tinjau secara langsung. Tapi justru Arya mewakilkannya pada orang lain.

Membuat Dias harus berkrja dua kali. Pertama mengecek ulang tempat, memberikan alasan pada beberapa klien kenapa Arya tidak datang .

Bukan sampai di situ saja. Masalah yang diciptakan kakaknya yang saat ini sedang galau. Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba saja ada seorang wanita cantik, meski caranya berdandan dan berpakaian sedikit terlalu berlebihan, apa lagi perempuan itu mengaku salah satu teman kerja Arya di kampus, datang ke kantor membuat keributan tidak jelas.

Meminta pertanggung jawaban atas pemecatannya dari kampus dengan meminta sang kakak menikahinya.

Tentu saja itu membuat Dias terkejut, dasar dari. Mana pekerjaan hilang, lalu pihak pelapor harus bertanggung jawab dengan menikahi. Bukankah itu sesuatu yang jelas-jelas Aneh, gila dan Absurd!

Dias tahu Abangnya itu tampan sepertinya, tapi siapa juga yang mau menikahi wanita yang seperti itu...

Melihat penampilannya saja sudah membuat Dias bergidik ngeri takut di gigit. Apa lagi harus membayangkan jadi Abangnya yang hampir setiap hari bertemu dengan Wanita model begitu. Bodinya sih oke tapi cara berpakaian itu loh...

Tapi kalau di pikir, tidak mungkin Abanya akan tergoda dengan model Wanita seperti itu. Sampai membuat kakak iparnya marah dan pergi dari rumah. Pasti ada hal lain sampai membuat mereka bertengkar seperti ini.

Kemungkinan terbesarnya bisa jadi, tentang seseorang yang pasti kemarin di minta untuk coba Dias lacak nomornya. Itu Artinya itu ada hubungannya dengan Amplop yang Dias bawa sekarang.

Prankkk

Suara benda jatuh membentur lantai sampai menjadi serpihan kecil. Sedangkan Dias yang berdiri tidak jauh hanya bisa menunjukkan ekspresi terkejut. Dias tidak pernah melihat Abangnya semarah ini. Membuat Dias penasaran apa yang sebenarnya ada di dalam Amplop itu sampai membuat kakaknya sedemikian marah.

Hanya satu yang bisa Dias pastikan kalau itu sepertinya bukan hal yang baik. Membuat Dias memilih hanya diam dan tidak bertanya, apa lagi suasana hati Abangnya sedang tidak baik. Dias lebih memilih pergi dari pada akan bernasib sama seperti gelas yang tadi dibanting.

Jadi tanpa pamit Dias akhirnya pergi dari ruangan Arya. Sedangkan Arya tak menyadari kepergian Dias,  karena saat ini Arya tengah berusaha mengontrol emosinya agar kembali stabil.

Arya sudah punya firasat tentang ini. Tapi Arya tidak menyangka akan secepat ini.

jodoh (Wedding Day)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang