25

1.3K 47 2
                                    

Hari yang paling di tunggu semua mahasiswa selain kelulusan adalah libur semester. Dimana mereka bisa sedikit melepas penat dari yang namanya tugas dan tugas yang harus dikumpulkan setiap pertemuan .

Libur semester yang waktunya cukup lama yaitu lebih dari 1 bulan. Jadi mereka berlima merencanakan liburan bersama di puncak selama 1 minggu.

Dan waktu liburan ke puncak di tetapkan hari minggu ini. Di mana mereka semua termasuk Arya yang kali ini ikut dalam rombongan liburan Amira and the geng. Sebagai sponsor utama dan satu-satunya di liburan kali ini. Dimana semua biaya dan segala urusan di tanggung oleh Arya termasuk penginapan, makan dan juga biaya berlibur mereka semua. Arya yang tanggung.

Setelah perjalanan yang bisa di katakan cukup membosankan karena selama lebih dari 3 jam mereka hanya duduk di dalam mobil.

Termasuk juga Amira yang tampaknya kelelahan selama perjalanan dan tampak tertidur dengan cukup nyenyak bersama dengan para sahabatnya.

Begitu juga dengan Bagas yang tertidur di posisinya, yang duduk di depan bersama dengan Arta yang bertugas sebagai sopir sekaligus orang yang tahu tentang vila mana yang akan mereka gunakan. Dan satu-satunya orang yang tahu arahnya adalah Arya.

Arya hanya bisa menghela nafas ketika melihat semua orang si dalam mobil tertidur kecuali dirinya. Sesaat Arya menyesal karena tidak memaki sopir dalam perjalanan kali ini dan juga tidak menggunakan 2 mobil. 

Awalnya Arya pikir teman-teman akan membiarkan  Amira  duduk di depan bersama dengannya dan mereka di bagian belakang. Tapi sekali dugaannya  salah! Ternyata teman-teman Amira tidak cukup peka akan keinginan Arya. Di mana mereka menukarkan Amira dengan Bagas. Dengan Alasan pria harus bersama dengan pria. Dan wanita bersama dengan wanita kala itu.

Tapi rasanya itu sekarang tidak  menjadi masalah. Apa lagi selama perjalanan tadi. Amira tampak terlihat bahagia karena bisa berbicara banyak dengan  para sahabatnya.

Mungkin benar yang bisa memahami wanita adalah sesama wanita.

Arya melepaskan sabuk pengamannya setelah memastikan mobil sudah dalam kondisi netral dan mati. “Bagas....”Arya terlebih dahulu membangunkan Bagas  yang duduk di sebelahnya .

Pemuda berwajah oriental tersebut tampak mengejap-ngejapkan matanya sebelum membuka mata secara sempurna

“Apa kota sudah sampai pak?” tanya Bagas dengan suara paruh khas orang yang bangun tidur. Arya hanya mengagukkan kepalanya sebagai jawaban dari pertanyaan Bagas

“Bantu aku turunkan barang-barang dulu” perintah Arya. ke dua pria itu menurunkan semua barang bawaan mereka. Termasuk koper dan tas para wanita yang saat ini masih tertidur di dalam mobil.

Tak lama kemudian setelah semua barang di turunkan. Seorang yang berpakaian  cukup formal datang menghampiri mereka dengan beberapa perempuan yang berpakaian seperti  seorang pelayan mendekat ke arah mereka berdua.

Bagas yang tampak bingung ketika orang-orang itu datang. Dan salah satu  dari para wanita berpakaian pelayan tersebut mengambil 1 dari beberapa koper yang baru saja mereka turunkan

“ Mau apa kau" tanya Bagas waspada membuat pelayan yang hendak memegang salah satu koper terlihat terkejut

“Tidak apa bagas. Biarkan para pelayan ini membawa semua koper. Mereka adalah pelayan yang memang bertugas disini" jelas Arya. Membuat Bagas mengagukkan kepalanya mengerti tentang apa yang baru saja di jelaskan oleh Arya. Jadi setelahnya ia membiarkan para pelayan itu mengambil semua barangnya dan juga teman-temannya

“Tuan muda, semua yang anda minta sudah saya siapkan" jelas pelayan yang terlihat paling senior di antara semua pelayan tersebut

“ Terima kasih pak Hans. Maaf merepotkan anda" ujar Arya.

“Sama sekali tidak tuan muda. Saya justru senang tuan dan nona muda datang kemari” tutur pak Hans yang tampak begitu menujukan rasa hormat dan segannya pada Arya .

Amira tampak mulai bangun dari tidurnya ketika indra pendengarnya menangkap ada suara keributan dari luar. Dengan perlahan Amira mulai mengerjakan tumbuhnya.  Secara perlahan. Dan ketika melihat ke depan ia sudah tidak menemukan suami dan juga sahabatnya di depan.  Membuat Amira berpikir kalau mungkin saja mereka sudah sampai di tempat tujuan liburan mereka.

Dengan pelan-pelan Amira membangunkan teman-temannya.

“Ada apa kak? ”tanya Amira ketika turun dari mobil bersama para teman wanitanya. Yang juga saat ini tengah melemparkan tatapan penuh tanya pada bagas

“dan siapa bapak ini kak" kali ini Amira memilih berbisik

“Nyonya muda. Perkenalkan saya Hans. Kepala pelayan di vila ini “Hans tampak memperkenalkan dirinya sendiri “senang bisa bertemu dengan nyonya muda" sambung Hans.

“Mari semua, masuk “ajak Hans pada semua rombongan. Arya dan Amira berjalan beriringan di belakang Hans. Dan teman-teman Amira mengikuti pasangan tersebut dari belakang dengan ekspresi kagum dan tak menyangka dengan apa yang mereka lihat sekarang. Kekaguman yang juga di rasakan oleh Amira ketika pertama kali ia menginjakkan kakinya memasuki gerbang vila ini. Dimana vila ini bahkan bisa di katakan sangat mewah dengan hanya melihat bangunan bagian luar saja . Semua orang tahu kalau vila ini bukan hanya sekedar vila sederhana. Dan hal itu semakin dibenarkan ketika mereka semua semakin masuk ke dalam

“tuan, di lantai atas, adalah  kamar tuan dan nyonya muda. Sedangkan kamar untuk para teman nyonya ada di bagian kanan untuk perempuan dan bagian kiri untuk laki-laki “ jelas Hans

“untuk kalian semua ikut Hans, dia akan menujukan kamar untuk kalian" ucap Arya yang di tunjukan untuk mereka berempat. 

“Mari...”ajak Hans. Dan mereka berempat pun mengikuti Hans tanpa berkomentar apa pun, karena mereka saat ini sedang dalam titik dimana mereka benar-banar di buat tak percaya dengan apa yang dilihat saat ini. 

“Ayo, sekarang kita istirahat. Kamu pasti lelah selama perjalanan tadi? “ ajak Arya. Yang membawa Amira ke lantai atas dengan menggunakan lift yang ada di vila ini.  Life yang akan secara otomatis menuju ke kamar mereka dan hanya arya yang mempunyai akses menggunakan Life tersebut.

“Jangan bilang, kamu ingin bersama dengan teman-temannya dan membiarkan suami tampaknya ini tidur sendirian di kamar??” bisik Arya, membuat Amira terkejut. Pasalnya Arya seakan tahu apa yang  sedang di pikirannya saat ini. “kemarilah....” Arya menarik Amira masuk ke dalam lift dan tak lama kemudian lift tersebut pun tertutup dan membawa Amira ke lantai atas yang langsung terhubung ke kamar mereka. 

Ting....

Suara lift terbuka, bersamaan dengan pintu lift yang terbuka membuat Amira langsung di harapkan pada sebuah ruangan berukuran sangat luas di depan matanya. Yang langsung menghadap ke arah matahari terbit.  Kamar yang luas dengan kasur yang sangat besar di tengahnya. Bukan hanya itu saja semua interior serta eksterior kamar ini bisa di bilang layaknya kamar seorang raja yang sangat mewah. Warna emas yang mendominasi ruangan tersebut.

“Kemarilah” ucapnya meminta pada Amira untuk mengikutinya. “lihatlah ini...” ujar Arya sambil memegang sebuah tempat kecil di tangannya. “buka tirai" ucapnya. Dan secara perlahan tirai di kamar tersebut pun mulai terbuka. Menampilkan memandang alam yang begitu indah dari balik jendela.  Di mama dari kamar ini Amira seakan bisa melihat seluruh memandang harapan kebun teh hijau yang sangat luas

“Apa kamu suka?” tanya Arya yang  kali ini sudah memeluk wanita itu dari belakang dengan begitu posesif

“Tentu ”jawab Amira sebagai menatap wajah Arya, membelai rahang kokoh pria itu dengan lembut. Selembut embusan nafas keduanya

jodoh (Wedding Day)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang