19

1.8K 66 4
                                    

“ terima kasih sudah mengantar “ Amelia yang baru saja keluar dari dalam mobil Arya di sebuah halte bus yang tidak jauh dari kampus, seperti biasanya

“Iya, kamu hati-hati” pesan Arya sebelum menutup kaca mobil, dan kembali melakukan mobilnya ke arah kampus yang di jawab anggukan kepala oleh Amira

Amira melambaikan tangannya ketika mobil Arya mulai berjalan menjauh meninggalkan Amira, dan ketika mobil Arya tidak terlihat, barulah Amira melangkahkan kakinya berjalan menuju kampus yang jaraknya tidak begitu jauh hanya sekitar 800 meter dari halte bus.

Dan seperti bisa kedatangan Arya selalu di sambut dengan riuhnya para mahasiswi yang seakan sudah menanti kedatangan Arya.

“Pagi pak, ganteng...”

“Bapak makin hari makin ganteng ....”

“Pak, senyum dong biar makin wow...”

“Pak, followback dong IG saya...”

“Pak, boleh dong main ke rumah...”

Masih banyak lagi sapaan semacam itu yang akan selalu di dengar setiap harinya ke tika Arya datang. Babakan seakan para mahasiswi itu menutup mata dan kenyataan kalau dosen pujaan hati mereka sudah menikah dan istrinya adalah salah satu  Mahasiswi  dari kampus yang sama dengan mereka.

Dan mereka semua tampaknya tak pernah merasa jera atau pun kapok sama sekali padahal sapaan atau perhatian mereka tidak pernah di tanggapi oleh Arya. Karena Arya selalu saja bersikap dingin pada mereka semua...

“ Ahhhh.....”  sebuah kejadian tak terduga menghampiri Arya ketika hampir sampai ke ruangan dosen. Di mana tiba-tiba  ada seorang mahasiswi yang hampir terpeleset, dan tapa dasar atau secara refleks Arya menangkap mahasiswa itu dengan tangannya menahannya agar tidak jatuh ke lantai. Dan tanpa di sadari Arya hampir di saat yang bersamaan Amira berjalan melewati Arya

“ terus saja...” bisik Amira dengan begitu lirih babakan terasa seperti embusan angin yang begitu halus, membuat hampir apa yang di katakan Amira tidak akan di dengar oleh siapa pun, bahkan oleh si mahasiswi yang saat ini tubuhnya masih di tahan dengan tangan Arya. Tapi sayangnya Arya memiliki pendengaran yang sangat bagus jadi suara pelan Amira bisa ia tangkap dengan sangat jelas. 

Tentu saja Arya langsung melepaskan tangannya seketika itu juga. Membuat mahasiswa yang baru di tolongnya Jatuh ke lantai sampai tercekik kesakitan akibat gerakan tak terduga arya yang melepaskan tangannya begitu saja.

Namun Arya seperti tuli tidak mendengar apa pun untuk beberapa saat matanya fokus pada Amira yang terus saja berlau, dan ketika agak sedikit sudah jauh Amira sempat berbaik sekilas untuk menatap suaminya dan pergi lagi melangkahkan kakinya bersama ke empat sahabatnya yang secara bergantian menatap Arya dengan tatapan penuh peringatan.

“Semoga tidak salah paham “ gumam Arya pelan yang hanya bisa menghembuskan nafas lelah. Dan melanjutkan langkah  kakinya ke dalam ruangannya

Tapi siapa kira cobaan pagi Arya belum berakhir sampai di sini. Karena tiba-tiba saja Bu Betti datang dan memberinya kotak makan lagi...

Membuat Arya mengusap wajahnya dengan kedua tangannya, karena harus menunda lagi untuk memberikan penjelasan tentang kejadian tadi

“ saya bawakan soto banjar buat baka nanti makan siang" ujar Bu Betti sambil meletakan kedua tangannya si dada Arya, membuat Arya menarik dirinya untuk menjauh

“Sebaiknya ada menjaga kelakuan dan sikap anda" tutur Arya yang memberikan peringatan secara tegas.

“saya tegaskan saya adalah pria beristri, dan saya tidak mau ada kesalah pahaman terjadi di antara saya dan istri saya karena anda" tambah Arya sambil mengembalikan kotak bekal yang di berikan oleh  Bu  Betti. Terlihat dari wajah kecewa dan rasa tidak terima terlihat begitu terlihat dengan sangat jelas

“saya tahu, saya tahu anda sudah menikah” tutur Bu Betti yang malah semakin mendekat pada arya, tentunya jiwa waspada arya langsung aktif dan langsung seketika mencoba menjauh

“Tapi, saya tidak bisa membohongi perasaan saya, saya jatuh cinta pada pak Arya. Bahkan saya tidak masalah kalau harus jadi yang  kedua. Saya akan terima, asalkan saya bisa bersama dengan bapak.” Ucap Bu Betti dengan pacaran mata penuh dengan tatapan mata yang mengiba pada Arya

“dasar Bu Betti jangan seperti orang yang tidak waras! “ Arya masih berusaha untuk tidak berkata terlalu kasar karena bagaimana pun orang yang ada di depannya adalah wanita. Tentu saja Arya berusaha untuk tidak melakukan kekerasan baik itu secara fisik atau secara verbal terhadap wanita

“kamu yang buat aku begini pak!”

“ Kamu yang selalu terus membuatku tidak bisa tidur siang dan malam”

“Dan saya tidak bisa menyalak dan memendam perasaan ini lebih lama, saya ingin kamu, kamu dan hanya kamu. Saya juga tidak peduli jadi istri simpanan, atau istri sirih atau kalau bapak tidak mau menikah dengan saya pun tidak masalah, jadikan saya wanita simpanan anda, saya rela asal orang itu adalah kamu" Bu Betti yang berusaha terus mendekat pada Arya.

Membuat Arya dalam dilema, apa yang harus dilakukannya  sekarang!

“permisi!!” sebuah suara membuat langkah Bu Betti terhenti seketika, Bu Betti langsung mengalihkan pandangannya pada sumber suara tersebut begitu juga dengan Arya.

“ada apa Amira?” tanya Arya dengan nada bicara yang tenang seperti biasa. Dan wajah tanpa eksepsi yang selalu di tunjukan saat di kampus. Tapi di dalam hati Arya merasa sangat lega, karena Amira datang tepat pada waktunya

“Saya kemari karena ini sudah jam bapak mengajar di kelas saya, saya hanya mengingatkan saja" ucap Amira sopan

“Pagi, Bu Betti “ sapa Amira ketika berpapasan dengan si dosen yang terkenal paling cantik, tapi sayang jatuh cinta dengan orang yang salah.

“Hmmm..” hanya kalimat itu yang terlontar dari mulut Bu Betti yang tampaknya saat ini tengah begitu kesal, tentu saja kesal karena kedatangan Amira yang tiba-tiba membuat semua rencananya gagal.

Sedangkan Arya melirik dari sudut matanya tentang apa yang terjadi, dengan tangannya yang sibuk menata materi yang akan di digunakannya untuk mengajar

“Amira, ayo" ajak Arya ketika dirinya sudah siap. Amira mengangguk dan mengikuti Arya dari belakang keluar dari ruangan dosen. Meninggalkan Bu Betti yang  tampaknya sebentar lagi akan meledak karena amarah dan rasa malu

“Sepertinya kakak sangat senang hari ini" ucap Amira yang masih berjalan di belakang Arya

“Maksudnya, senang?” tanya Arya

“Ya, senang lah...”jawab Amira dengan kata-kata yang mengambang

“Perjelas...” perintah Arya masih dengan posisi yang sama, Amira berjalan mengikuti Arya dari belakang

“Tentulah senang... pagi-pagi sudah di keliling 2 wanita cantik,  satu mahasiswi paling cantik,  yang satu dosen cantik yang babakan rela jadi istri kedua...” ujar Amira yang tampak membuang nafas lelah “ memang susah kalau punya suami yang hampir di inginkan oleh semua wanita.” Imbuhnya

“Jadi kamu cemburu?” tanya Arya

“Tidak, toh aku sudah biasa...” jawab Amira “karena hampir setiap 3 hari dalam seminggu aku harus melihat suamiku di kurubungi wanita-wanita cantik. Dari dosen yang cantik,  mahasiswi senior sampai yang MABA, belum lagi kalau di kantor. Dan aku rasa menjadi istri pria seperti kamu itu memang tidak mudah,  apa lagi siapa tahu kalau matan-mantan kamu muncul. Pasti aku harus lebih sabar lagi...” urai Amira

“begitu, ya....”

“Jadi... Apa ini artinya kamu menyesal menikah dengan aku? Karena aku selalu di keliling oleh wanita?” tanya balik Arya yang tiba-tiba  saja berhenti berjalan membuat Amira yang berjalan di belakangnya yang tidak tahu Arya berhenti. Membuat Amira menabrak punggung Arya

“Jawab aku...”

“ Apa kamu menyesal menikah dengan aku “Arya yang mengulang pertanyaannya

“Entah lah... kalau di bilang menyesal itu tidak benar sepenuhnya. Tapi aku hanya merasa tidak terlalu yakin pada diriku sendiri...” jawab Amira

“Kamu jangan parah meragukan dirimu, ataupun membandingkan dirimu dengan mereka semua. Karena yang aku cintai itu Cuma kamu, dan hanya kamu yang akan selalu jadi istriku satu-satunya" ucap Arya sebelum keduanya masuk ke dalam kelas

Sebenarnya saat Amira memanggil Arya untuk mengisi jelas itu semua awalnya hanya bohong saja. Karena sesebentarnya Arya mengajar di kelasnya nanti siang.

Tapi, tiba-tiba saja bagas datang dan memberi tahunya kalau Arya saat ini sedang di goda oleh Bu Betti dengan alibi kotak makan siang. Awalnya Amira tidak terlalu peduli. Toh itu sudah biasa, dan soal tadi saat di koridor tanpa sengaja melihat suaminya dengan mahasiswi tercantik di kampus pun Amira tidak benar-banar marah. Toh itu sudah hampir jadi makanannya setiap hari melihat suaminya di keliling wanita cantik. Yang tentu saja membuat Amira mulai kebal dengan rasa cemburu. Karena Amira tahu Arya akan selalu kembali padanya.

Tapi, karena mengabulkan permintaan teman-temanya yang terlihat begitu geram melihat banyak sekali yang mencoba menggoda suami sahabatnya. Jadi Amira ya, bisa di bilang sedikit memberikan respons yang tidak pernah Arya duga. Dan  BINGGO itu berhasil.

Tapi, tidak bisa di ungkiri katakan saja kalau  naluri istri itu kuat. Dan karena itu lah tanpa ada alasan kakinya membawa ke ruangan dosen dan menemukan kalau suaminya sedang di goda, bukan bisa di bilang diminta untuk menjadi suami orang lain. Dan membagi cintanya.

Tentu saja Amira tidak mau!

Siapa wanita di dunia ini yang mau membagi suami dengan orang lain?

jangankan suami seandainya punya barang kesayangan dan barang itu Cuma ada satu tapi di minta atau pun di bagi pada orang lain pun pasti tidak akan mau.

Sama dengan suami. Jangan kan berbagi suami. Apa lagi harus berbagi cinta suami dengan wanita lain tentu Amira tidak akan mau!.

Karena Amira tahu dia tidak akan pernah sanggup melihat semua itu, dan dari pada harus membagi orang yang ia cinta dengan orang lain, lebih baik Amira yang akan mundur. Karena Amira pasti tidak akan sanggup menahan sakitnya di duakan,  entah itu istri sirih, istri kedua, atau wanita simpanan sekalipun.

jodoh (Wedding Day)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang